Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
TEROR GADIS RAMBAI

TEROR GADIS RAMBAI

Kendari_Delvitha

5.0
Komentar
514
Penayangan
11
Bab

"Rud, Coba deh kamu perhatikan. Itu apa?" Tanya Soni. Rudi pun langsung melihat kearah pandangan Soni. " Alah, paling juga itu kayu. Memangnya apalagi?" Jawab Rudi. Soni yang dari tadi penasaran,tidak langsung percaya dengan apa yang di katakan oleh temannya itu. " Tapi,kok itu di kerumuni lalat Rud,kita lihat saja yuk. Aku benar-benar penasaran," ajak Soni lagi. " Aduh,kamu kok malah memusingkan hal yang tidak penting sih Soni!, Harusnya yang kamu pikirin sekarang itu, bagaimana caranya kita bisa dapat ikan yang banyak tau,' ucap Rudi kesal dengan tingkah Soni. Tapi,karena rasa penasaran yang cukup kuat. Soni pun terus berjalan ke arah kayu yang di katakan Rudi. Feeling nya mengatakan kalau itu bukanlah kayu, dan semakin dekat dia pun semakin penasaran. Rudi yang dari tadi diam dan tidak mengatakan apapun, akhirnya terpaksa mengikuti Soni,karena dia mulai tertarik dengan apa yang menjadi perhatian temannya itu. Ketika mereka sampai di tempat itu,Soni pun mencoba untuk mengangkat dengan kayu, ketika dia mencoba mendekatkan ke tepi danau, Tiba-tiba saja muncul kepala wanita dari dalam air dan menyeringai ke arah mereka berdua..

Bab 1 Pantangan yang di langgar

" Son, mancing yuk?" Ajak Rudi.

" Kamu gila ya! Kan kamu tau sendiri kalau sekarang hari Jum'at,Mana boleh kita pergi mancing!" Jawab Soni sedikit jengah dengan sahabat nya itu.

Rudi sudah beberapa kali ingin mengajak Soni untuk pergi memancing, dan hari ini adalah hari Jum'at, Rudi memiliki sedikit waktu santai untuk tidak bekerja.

Oleh karena itu, Dia mengajak sahabatnya itu untuk ikut memancing bersamanya. Karena kalau pergi sendiri juga tidak asyik dan di tempat itu juga sepi.

" Ayolah Son! Nanti kalau dapat ikan yang banyak, aku bagi kamu semuanya deh, mau ya?" Ajak Rudi masih tidak mau kalah dengan apa yang diinginkan nya itu.

Rudi memang sangat hobi sekali memancing, dan dia juga suka mengikuti kompetisi memancing di manapun orang mengadakan lomba, Tetapi kali ini dia sangat tertarik untuk pergi memancing di dekat sungai yang ada di kampung mereka.

Ada waktu itu, temannya sesama memancing mengatakan kepada Rudi kalau di sungai itu, banyak sekali ikan yang besar-besar. Dan sangat susah untuk menangkapnya.

Semenjak hari itu, Dia Selalu kepikiran untuk mencoba memancing di tempat tersebut.Dan kali ini dia mau pergi bersama Soni, walau bagaimanapun caranya dia harus bisa membujuk Soni agar bisa pergi bersamanya.

Melihat reaksi Soni yang biasa saja, Rudi benar-benar merasa geregetan.

" Kalau saja,aku berani pergi sendiri. Pasti aku tidak akan membujuk manusia satu ini untuk ikut menemaniku," ucap Rudi dalam hati.

Soni menimbang baik dan buruknya kalau dia ikut memancing bersama Rudi. Kalau dia menolak keinginan Rudi tentunya nanti Rudi juga tidak mau lagi menemaninya kalau ingin berkebun lagi, tetapi kalau dia mau nantinya juga dia akan mendapatkan ikan hasil tangkapan Rudi. Karena Soni memang kurang hobi dalam hal memancing,kalau bukan Rudi yang mengajaknya pasti dia tidak akan mau.

" Baiklah, tapi kamu janji ya. Semua ikan hasil tangkapan mu itu untukku?" Tanya Soni memastikan.

Rudi tersenyum dan dengan cepat mengiyakan semua ucapan Soni, karena dia memang kurang suka dengan ikan, Tetapi dia sangat suka memancing.

" Sekarang lebih baik kita ke rumahku dulu ya, buat ambil peralatan pancingan dulu," Ucap Rudi.

Soni pun langsung mengikuti Rudi kerumahnya. Dan mereka berdua menyiapkan semua peralatan memancing yang akan mereka bawa.

Rudi sangat merasa senang sekali karena dia akhirnya bisa mewujudkan keinginannya untuk bisa memancing di tempat yang akan mereka tuju Sekarang ini.

Dengan menaiki sepeda motor milik Rudi,mereka berdua pun berangkat ke sungai tersebut. Tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya sekitar ,15 menit mereka berdua sampai di tempat itu.

Soni agak bingung melihat Rudi berhenti di tempat itu, karena biasanya mereka akan langsung ke danau untuk memancing.

" Kenapa kita kesini,Rud?" Tanya Soni yang tidak bisa menahan rasa ingin tahunya itu.

" Ikut sajalah, kata teman aku di sini tu tempatnya bagus buat mancing,ikan nya juga lebih besar," Jawab Rudi.

" Tapi kan di sini tempatnya sepi Rudi, mana gak ada orang sama sekali di sini. Aku juga gak pernah denger tuh di tempat ini orang mancing, setau aku mereka kesini hanya mandi saja," Ucap Soni lagi.

" Aduh Son, kamu kok takut sih? Lagian di sini kan dekat jalan juga. Gak usah lebay gitu lah, takut kok dipelihara sih!"

Rudi sedikit kesal melihat tingkah Soni yang seperti orang ketakutan, dia malah senang sekali kalau di sini gak ada orang,jadinya dia bisa memancing sendiri tanpa ada yang ganggu.

Dia mulai berjalan ke arah sungai yang biasa dijadikan oleh warga sebagai tempat mandi,kalau air mati di perumahan mereka. Nama sungai ini adalah sungai Dareh (sungai deras) karena aliran sungai di sini airnya sangat lah deras,jadi setiap anak-anak yang akan mandi di sini harus dengan pengawasan orang tuanya.

Soni mengikuti kemana arah Rudi berjalan,dia memang sama sekali tidak tertarik untuk memancing,apalagi di tempat seperti ini,yang tidak ada orang dan seram menurutnya.

Melihat Soni yang masih mengekor ke arahnya, Rudi pun langsung menatap ke arahnya.

" Mau sampai kapan kamu selalu mengekor di belakangku? Tidakkah kamu mau melepaskan pancing yang ada di tanganmu itu?" Tanya Rudi.

" Aku takut Rud, ini kan hari Jum'at. Gak boleh tau pergi ke tempat yang sepi begini di hari Jum'at," ucap Soni mengingatkan lagi.

" Yaelah... masih percaya aja sama yang begituan kamu, sudah sana jauhan dikit. Biar aku bisa lebih leluasa untuk melepaskan pancingan ku ke arah lain," ujar Rudi.

Dengan berat hati dan rasa takut yang masih menghinggapi dirinya, akhirnya Soni membawa pancingannya itu menjauh dari arah Rudi. Ketika sudah merasa agak jauh, akhirnya dia langsung menurunkan pancingan nya ke air,setelah itu dia memilih untuk duduk sambil memegangi pancingannya.

Sudah agak lama Soni menunggui pancingan itu, tapi sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau pancingan nya akak dimakan oleh ikan, yang ada umpan yang selalu dikaitkan habis kalau sudah masuk ke dalam air.

Tanpa disadari oleh Soni, ternyata umpan yang di gunakan nya sudah habis,karena tadi mereka memang membagi umpan yang dibawa sebelum mereka mencari spot mancing yang mereka inginkan.

" Sial! Aku kehabisan umpan lagi, harusnya aku tadi bawa umpan yang banyak saja. Umpan habis malah ikan gak dapat satupun,mau jemput ke tempat Rudi. Males banget deh, nanti dikiranya aku mau ganggu dia lagi," ucap Soni bicara sendiri.

Di tempat berbeda, Rudi sudah mendapatkan beberapa ekor ikan dari hasil pancingannya itu,dia sangat suka sekali memancing di sini. Dan ikan yang didapat oleh Rudi juga lumayan besar.

" Tidak sia-sia memang aku pergi ke sini, ikanya ternyata sangat banyak disini," ucap Rudi sambil terus tersenyum.

Sementara Soni yang sudah kehabisan umpan,sekarang sibuk memakan cemilan yang sengaja mereka beli buat bekal untuk mereka makan di saat memancing.

Dia mengarahkan pandangannya ke seluruh sungai itu, dan memang sungai ini sangat lah deras dan airnya juga sangat jernih. Tetapi tempat yang agak menjorok ke dalam membuat tempat ini jarang sekali dikunjungi oleh masyarakat, padahal sebenarnya tempat ini kalau dibuka dan di jadikan untuk tempat wisata pasti akan banyak sekali peminat yang berkunjung untuk menikmati indahnya sungai Dareh ini.

Ketika asyik melamun, tiba-tiba saja Soni melihat ada yang bergerak di antara pohon yang ada di seberang sungai tempat dia duduk. Rasa takut yang dimiliki oleh Soni sekarang malah makin bertambah,yang dia takutkan kalau itu adalah hewan buas. Karena disini dipenuhi oleh pepohonan luas dan tidak ada orang lain di sini selain mereka berdua.

Akhirnya Soni memutuskan untuk kembali ke tempat Rudi,dan sesampainya di sana dia melihat Rudi sedang asyik memancing.

Melihat kedatangan Soni, Rudi pun langsung melihat bawaannya dan dia sama sekali tidak melihat ada ikan yang dipegang oleh nya,jadi dapat disimpulkan kalau Soni tidak dapat ikan sama sekali.

" Kamu kenapa kesini lagi, Son? Kamu juga gak dapat ikan?" Tanya Rudi.

" Umpan yang aku bawa habis,tau sendiri kan kalau tadi aku bawa sedikit dan ya benar sekali,aku gak dapat ikan. Sepertinya disini gak ada ikan nya," jawab Soni.

" Siapa bilang gak ada, lihat nih hasil pancingan ku," ucap Rudi sambil memperlihatkan hasil pancingannya kepada Soni.

Soni beringsut ke belakang,karena saking kagetnya dia melihat apa yang sudah di dapat kan Rudi.

" Rud,lepasin aja itu! Itu bukan ikan Rud," ucap Soni sambil melangkah ke belakang melihat apa yang di pegang Rudi.

Rudi merasa heran dengan apa yang dikatakan oleh Soni, jelas-jelas yang dipegang oleh Rudi saat ini adalah ikan yang dia dapat.

" Kamu itu apa-apaan sih Son? Ini jelas-jelas ikan, memangnya apa lagi?" Bentak Rudi.

" Astagfirullahaladzim, kayaknya kita harus pulang sekarang deh Rud. Kayaknya ini sudah gak benar deh Rud,percaya sama aku," ucap Soni yang badannya mulai merasa ketakutan.

" Kamu itu penakut banget sih Son! Gak ada apa-apa disini, lagian ikanya banyak di tempat ini. Kamu itu laki-laki jangan pengecut, kalau kamu gak suka melihat ikan tangkapan ku,sana gih kamu pergi ke tempat tadi,lagian kamu iri ya lihat hasil yang aku dapat itu banyak," ledek Rudi.

Soni akhirnya diam saja, dan memilih untuk tidak bicara. Dia tidak beranjak dari tempatnya Sekarang, Soni memilih untuk berdoa di dalam hatinya. Dari awal dia pergi tadi memang dia merasa semua yang terjadi di sini memang sangat ganjal dan kemauan Rudi yang sangatlah keras untuk memancing di tempat ini,apalagi yang dilihatkan oleh Rudi barusan kepadanya itu, Soni tau sekali kalau yang dipegang oleh Rudi bukanlah ikan,melainkan ular.

Soni sempat berpikir kalau dia berhalusinasi,tetapi dia beberapa kali mencoba mengucek matanya dan dia tidak mendapati kalau yang dipegang oleh Rudi adalah ikan tapi itu adalah ular yang masih hidup.

Dan perasaan Soni,kalau ular itu menghadap ke arahnya. Hal itulah yang membuat Soni tidak mendekat ke arah Rudi,karena ular itu terus mendesis ke arahnya.

" Rud, ayolah kita pulang," ucapnya lagi.

" Sebentar lagi kenapa sih? Buru-buru amat kamu Son, gak lihat apa kalau di sini aku dapat ikan banyak. Lagian kan nanti ikan ini juga buat kamu Son," ucapnya.

" Aku gak mau, buat kamu ajalah," jawab Soni. Karena dia tau sekali setiap Rudi mengatakan dapat ikan, yang diangkatnya itu tetap saja anak ular dan membuat Soni semakin takut.

" Rud, kamu mau pulang gak? Kalau nggak kamu sendiri saja di sini, aku gak papa kok pulang jalan kaki, aku lupa kalau ibuku menyuruh untuk mencabut singkong tadi menjelang pulang," ucap Soni mencari alasan agar dia bisa pulang secepat mungkin. Soni memang sudah merasa berkeringat di seluruh badannya dan tidak bisa di pungkiri kalau saat ini dia merasa kalau dirinya dalam bahaya.

Karena tidak enak dengan Soni, dan dia juga tidak mau di tinggal oleh Soni, akhirnya Rudi terpaksa mengiyakan ucapan Soni,lagian dia juga sudah mencoba memancing di sini, dan dia sama sekali belum puas dengan hasil tangkapannya itu.

" Ya Sudahlah, ayo kita pulang," ucapnya kepada Soni.

Sambil memegang pancingan dan ikan hasil tangkapannya itu,Soni berjalan duluan karena dia sangat takut dengan ular yang dipegang oleh Rudi dan dikatakan olehnya itu adalah ikan.

Ketika mereka hendak menyeberang sungai, Soni melihat ada seperti sesuatu di dalam air,Dia pun menghentikan langkahnya.

" Kamu kenapa tiba-tiba berhenti sih Son? Untung saja aku gak jatuh karena ulahmu yang berhenti mendadak."

" I- itu apa Rud? " Tanya Soni.

" Mana? Itu paling kayu,injak aja lah Son," ujar Rudi.

" Tapi kok kayaknya beda ya Rud," Ucap Soni lagi.

" Aduh, beda apanya lagi sih Son? Itu kan beneran kayu, di sekitar sini kan banyak orang yang menebang pohon dan itu adalah kayu yang sudah gak di gunakan orang lagi,makanya hanyut sampai ke sini," jawab Rudi.

" Soni melihat lebih dekat lagi, itu yang panjang-panjang,hitam dalam air apa Rud? Kok mirip rambut ya? " Tanya Soni lagi.

" Hahaha.. rambut apa sih,itu bayangan lumut kali,kan kalau udah lama pasti hitam juga tu lumut Son, kamu itu mikirin apa sih Son? Jadi pulang gak sih?" Tanya Rudi akhirnya.

Soni tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rudi,dan akhirnya dia mencoba untuk mengambil nya dari dalam air. Ketika dia menyentuh dan memegang benda itu.

Mata Soni terbelalak saat tahu apa yang di pegang nya saat ini,dan dia coba menarik benda hitam itu dari dalam air dan memandangi arah kemana rambut itu berjalan.

Rudi juga heran melihat apa yang coba dipegang oleh Soni,dia juga mulai penasaran dan mengikuti arah benda hitam yang di genggam Rudi saat itu.

Semakin di gumpal,semakin panjang dan mata mereka berhenti melihat ke arah atas di tempat air mengalir itu.

Mereka sangat kaget saat melihat,sebuah kepala yang berada di tengah-tengah air yang mengalir deras dan menatap mereka dengan seringainya yang amat menakutkan.

Otomatis Rudi dan Soni langsung melepaskan rambut yang dipegangnya itu,

" Mau kalian apakan rambut ku?"

Soni yang tersadar akan bahaya yang mengintai mereka berdua langsung memegang tangan Rudi untuk lari bersama dengannya, Rudi sama sekali tidak bergerak melihat pemandangan yang ada di depannya itu.

" Ayo Rud, cepat lari. Kamu itu ngapain sih bengong?" Teriak Soni.

Dan Soni melihat kalau kepala yang dilihatnya tadi mulai mendekati mereka,dan anehnya hanya kepala nya saja serta usus yang berdarah segar mulai melaju ke arahnya.

Dengan sekuat tenaga dia menarik Rudi,dan dia tidak mau mati konyol di tempat ini,Soni langsung berteriak Allahu Akbar di telinga Rudi.

Dan akhirnya Rudi terperanjat,dan dia mulai ketakutan melihat benda yang terbang mengarah ke arah mereka berdua.

Dengan sigap mereka berdua lari dari tempat itu sambil mengucapkan Allahu Akbar sekuat mungkin.

Tetapi tetap saja kepala melayang itu sama sekali tidak berhenti mengejar mereka berdua.

Soni berlari secepat mungkin tanpa dia ketahui kalau sebenarnya Rudi masih tertinggal jauh di belakangnya,karena tadi Rudi sempat terjatuh karena ada bebatuan kecil dan kakinya terpeleset.

" Tinggallah di sini bersamaku,atau kalian berdua tidak akan bisa keluar dari tempat ini," ujar kepala melayang itu sambil mendekat ke arah Rudi.

" Tidaaak!" Jangaaan, Lepas kan akuuu,"

"Aaaaaaaa..tolong aku Soniii!"

Mulaian bisa keluar dari tempat ini," ujar kepala melayang itu sambil mendekat ke arah Rudi.

" Tidaaak!" Jangaaan, Lepas kan akuuu,"

"Aaaaaaaa..tolong aku Soniii!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Kendari_Delvitha

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku