Airra Handira, wanita miskin yatim piatu menikah dengan pria kaya Arief Hadyanandira yang jelas sangat berbeda setatus serta derajat dengannya, pernikahannya hancur berserakkan ketika munculnya kesalahpahaman antar Airra dan Arief yang di duga karena Garna ayah Arief. Airra bersusah payah menjelaskan tentang kesalahpahaman itu namun, sayangnya Arief sama sekali tidak percaya akibat bisikkan wanita lain. Binar Leivera wanita bertubuh seksi yang dahulu pernah di beritakan mengalami malam bersama dengan Arief. Airra di usir dengan hubungan yang bagaikan mengambang di atas air, 3 tahun berlalu... Bagi Arief, Airra adalah istri yang telah ia lupakan, sampai tak sengaja ia bertemu dengan istri yang telah ia lupakan, sedang mencari makan sendiri dengan kondisi badannya yang lemah apa lagi menjadi seorang cleaning servis di sebuah hotel dan munculnya dua bayi kembar berusia 3 tahun. Kelama-lamaan sebuah kejadian membuat Airra memiliki sebuah dendam besar yang harus ia tuntaskan! tangga bagaikan sebuah pantai yang terlihat indah namun, memiliki pasang surut yang selalu datang kapan saja, akankah Mas Arief dan Airra mampu bertahan dari keombang-ambingan pernikahan mereka itu?
"Sayang Arief, bolehkan aku memegang lengan mu? aku takut tersesat di hotel sebesar ini," seru Binar artis wanita papan atas sekaligus tunangan Arief.
"Tentu," jawab datar Arief.
Seketika tatapan datar Arief berubah menjadi tatapan terkejut, ia melihat sesosok wanita yang selama tiga tahun ini menghilang dari dirinya.
"Airra? istri ku!" terkejut Arief.
Tanggal 22 febuari 2022, di hotel Castlystar Jakarta, salah satu hotel termewah serta termegah di ibu kota negara Indonesia.
Hari di mana seharusnya Arief Hadyanandira, ingin bersenang-senang dengan wanita yang di inginkan banyak pria.
Mood kesenangan Arief hancur ketika melihat satu wanita berpakaian cleaning servis dengan wajah yang cukup pucat serta keringatnya bercucuran membasahi wajah putih lembutnya.
Tentu saja hal ini membingungkan, satu pria mempunyai satu istri, serta satu tunangan yang sekarang melekat di dekat tubuhnya.
Bagi Arief, Airra adalah istri yang telah ia lupakan, sampai tak sengaja ia bertemu dengan istri yang telah ia lupakan, sedang mencari nafkah sendiri dengan kondisi badannya yang lemah.
"Airra, sedang apa kamu di sini," tanya Arief melihat istri yang telah ia lupakan itu sedang mengepel lantai sembari berjongkok-jongkok dengan kondisi badannya yang lemah di sebuah hotel.
Airra menyerengitkan alisnya, ketika melihat suaminya yang telah melantarkannya itu sedang bersama wanita cantik yang adalah artis ternama di negara indonesia ini.
"Tentu saja sedang bekerja! mata mu buta Mas?" celetuk Airra.
"Kerja? wanita dengan kondisi badan seperti mu, kenapa kau bekerja! apa kau fikir aku suami mu tidak bisa di andalkan hah!" teriak Arief.
"Aku harus bekerja untuk anak mu Mas! atas kau telah mentelantarkan ku!" sahut Airra yang mulai berkaca-kaca.
Sontak perkataan Airra membuat Arief segera melepaskan pegangan Binar, apa lagi perasaan tak kuatnya melihat Airra menangis. Dengan cepat ia menggenggam erat ke dua lengan Airra.
"Kau bilang anak siapa? se-sejak kapan?" sepontan Arief memegang lengan Airra, setelah mendengar istrinya yang telah ia telantarkan selama tiga tahun itu tak sengaja mengucapkan kata anak.
Tertawaan kecil Airra terlintas di wajahnya, senyuman miris Airra membuat Arief menatap bingung.
"Heh ... untuk apa terus berbicara hal ini, aku harus bekerja, selamat malam Mas Arief," Airra mempalingkan wajahnya, dan segera berjalan pergi.
Airra bahkan tak menanyakan sama sekali tentang suaminya sedang bergandeng mesra bersama wanita lain di sebuah hotel.
Sebelum itu Airra berjalan tegak melewati Binar, yang dari tadi ia hanya berdiri tak berbicara satu kata pun mungkin karena malu.
"Mas Arief, sudah ya jangan di fikirkan lagi sebagai tunangan mu sekarang mari ku antar ke kamar," lembut Binar.
Arief mematuhi perkataan Binar, hari ini adalah tepat di mana ia dan Binar bertunangan, mereka memutuskan ke hotel atas perintah Nadira ibu Arief.
Arief yang terlihat cocok untuk berada di dekat Binar yang sangat bercahaya, membuat Airra yang melihatnya merasa sesak sekali bernafas.
"Uhukk ... memang seharusnya aku tidak memberi tahu mu Mas, tentang si kembar, jika ku beri tahu pun kau akan membencinya," tangis tersedu-sedu Airra.
Arief dan Airra memulai pernikahan mereka dengan dasar sebuah cinta, namun cinta tidak bisa abadi, cinta akan hilang jika sudah tidak ada kepercayaan yang menyelimutinya dan hal itu membuat pernikahan mereka menjadi hancur.
Tiga tahun yang lalu, tepat di saat tanggal 22 febuari 2019, dimana Arief dan Airra menikah, mereka saling mengikat janji suci di depan hadapan semua orang, bahkan orang tua Arief pun berada di sana.
Awal mula Arief bertemu dengan Airra, di saat adik laki-laki Arief yang bernama Rikki Hayanadira membawa Airra Allina ke rumahnya.
Saat itu Rikki dan Airra satu kampus, ia menjadi satu kelompok dalam membuat tugas.
Kediaman Nandra yang begitu mewah serta terkaya di kota Jakarta, dengan sepatu slop berwarna pink, Airra melangkah masuk ke dalam bangunan megah itu.
"Maaf ya, rumah ku memang selalu sepi ... duduk dulu akan ku siapkan cemilannya," ucap Rikki mengarah ke dapur.
Airra memang tahu dari nama belakang Rikki terdapat Dira di belakangnya nama yang sudah bertahun-tahun berhasil menjadi keluarga terpandang serta terhormat.
"Maaf ... Airra, sepertinya aku harus keluar sebentar jika kau bosan, ambilah laptop di kamar ku, kau boleh memakainya terlebih dahulu," Rikki.
Rikki putra ke dua keluarga Nandra namun, ia memiliki ibu lain istri ke dua Garna namun, sayangnya ibunya telah meninggal.
"Bodoh! kenapa aku asal naik saja? kamar Rikki di mana?" bingung Airra.
Airra melihat sebuah kamar dengan pintu yang terbuka dan segera masuk ke dalam kamar.
"Woah ... kamar Rikki sebesar kossan ku. Ini kan leptopnya?" gumam Airra.
Airra mematikan laptop yang asalnya menyala, ia segera menutup leptop itu dan ingin membawanya.
Hawa dingin di belakangnya kini sangat terasa bahkan sampai menyentuh kulit lehernya.
Tess ... tetesan Air terjatuh di pundak Airra.
Lalu Airra mengingat bahwa yang di katakan Rikki rumahnya sedang tidak ada orang, lalu bayangan serta hawa dingin dan tetesan air ini apa?
Menjatuhinya berasal dari mana?
"Se ... setan, bisakah kau pergi? aku bisa memusnahkan mu dengan tatapan ku loh," gigil Airra sembari memejamkan matanya.
"Maling dari mana ini? seenaknya mengatai ku setan! lalu kau sendiri jin dari mana?" ujar sombong Arief.
Airra membuka matanya lebar-lebar, mana mungkin setan bisa menyautinya.
Setelah membalikkan badannya, Airra terkejut ketika melihat pria berambut hitam tebal, serta alis yang terangkat menujukkan betapa tinggi dan agung dirinya.
"Ma ... maaf Paman, aku tidak berniat mencuri, Rikki ia menyuruh ku mengambil laptopnya," gugup Airra sembari menunduk.
Hari itu pertama kali Airra bertemu dengan Arief, awalnya Airra kira ia yang memiliki tubuh besar serta terlihat terisi otot ada di mana-mana.
Serta wajah dingin dan angkuh, membuat Airra berfikir pria yang berada di depannya saat ini adalah ayah Rikki, yaitu Garna Nandra.
"Maaf ... siapa yang kau sebut paman?" tanya Arief.
Jelas sekali tersorot tatapan tidak suka pada bola mata Arief menatap lekat Airra.
Airra bingung, dengan pertanyaan pria yang ia fikir tua berada di depannya, ia tidak mengetahui pria yang ia kira tua itu.
Adalah calon pewaris harta kekayaan Nandra, umurnya hanya berbeda 2 tahun darinya.
"Airra? kenapa kau ada di kamar kakak?" tiba tiba Rikki datang tepat sekali di waktu yang sulit Airra lewati.
Airra ternganga ternyata pria yang ia kira ayah Rikki ternyata kakak laki-laki Rikki, yang bernama Arief Hadyanandira.
Merasakan aura marah dari arah depannya, lantas membuat Airra menatap Rikki dengan tatapan meminta tolong.
"Rikki ... tolong aku," fikir geru Airra dengan tatapan benar-benar ingin di bebaskan.
"Huft ... maaf atas kelancangan teman ku kak," hela Rikki segera memegang tangan Airra.
Sorotan tajam Arief menatap pegangan adik yang ia benci, yang saat ini memegang erat tangan Airra yang hampir membuatnya kesal.
"Pergi sana, segera panggil bibi Nina membersihkan kamar ku! ini sudah ternodai!" geram Arief berjalan ke arah lemari pakaiannya.
Bab 1 Istri terlantar
15/12/2022
Bab 2 Mulai perhatian
15/12/2022
Bab 3 Menikah tanpa restu
15/12/2022
Bab 4 Ranjang hotel
15/12/2022
Bab 5 Tidak ada harapan
15/12/2022
Bab 6 Berita tak sedap
15/12/2022
Bab 7 Bukan janda atau perawan
15/12/2022
Bab 8 Mencari dirinya
15/12/2022
Bab 9 Banyak pertanyaan
15/12/2022
Bab 10 Masih ada muka
15/12/2022
Bab 11 Begitu ingin pergi
17/12/2022
Bab 12 Merasa kecewa
20/12/2022
Bab 13 Terkoyak-koyak
20/12/2022
Bab 14 Terpaksa
21/12/2022
Bab 15 Pria tampan
24/12/2022
Bab 16 Dengan tergesa-gesa
24/12/2022
Bab 17 Winter flower
24/12/2022
Bab 18 Menurunkan ego
24/12/2022
Bab 19 Debat di pinggir jalan
24/12/2022
Bab 20 Tidak terima
24/12/2022
Bab 21 Perundungan
26/12/2022
Bab 22 Ruangan CEO
31/12/2022
Bab 23 Ungkap
31/12/2022
Bab 24 Telah berubah
31/12/2022
Bab 25 Kekhawatirkan Rikki
31/12/2022