My Possessive Sugar Daddy
l mengepalkan tangannya, gemas. Di belakang kepala Fati
g kesalnya. Namun, setelah sampai di ambang pintu, Fahira terdiam. Gadis itu menghentikan langkahnya, tak lagi mengekori Fatih. Ia menoleh ke
nyit, menatap Fahira yang mengendap-ngendap seperti pencuri. Ia lalu bergumam da
i itu, Tuan?" tanya Fahira,
mengendap-ngendap seperti p
Ini terlalu pendek," balasnya, sambil terus menarik-narik pakaian yang dikenaka
Dan kenapa juga kau harus malu?" kata
dapannya itu. Hingga ia pun menegurnya, "Jaga pandanganmu itu, Tuan. Atau aku congkel m
ulu yang mulai tumbuh di rahangnya. Pria itu kembali melanjutkan langkahnya menyusul sang gadis yang berjalan cepat. Kakinya yang pan
asih punya banyak waktu, Baby," ujarnya, sambil m
h, dan pasti sangat mengkhawatirkan aku. Dan kau tahu, ini semua
unjuk dirinya, seraya
a, siapa lagi?
ara kau, aku tidak bisa menghadiri undangan makan malam dari kolegaku. Sembarangan
getkanku, Tuan. Waja
ak lihat-lihat. Masih unt
lahkan, sampai mereka tiba di teras. Dan men
salah!" tu
balas
u, dan kau!"
pria yang merupakan bodyguard sekaligus supir
menoleh pada si bodyguard. "Ya, berikan aku kunci mobilnya," pinta Fatih. Sementara Fahira yang b
saya antar?" tan
jawabnya,
mberikan kunci mobil Fatih
kkan wajahnya. Dengan kedua tangannya yang terus menutupi paha mulusnya. Karena tak melihat ke depan, Fahira
erbalik. Seraya ia bertanya, "Kau sedang menggodaku, B
, percaya diri sekali,
saja. Semua wanita begitu tergila-gila padaku. Dan tentunya, tak terkecuali kau, Baby
selalu memelototi
Fahira. "Ayo cepatlah, Tuan. Mau
apa barusan?
" Fahira menjawab
u, tapi s
g, Tuan. Cepatlah, ibuku pasti sangat mengkhawatirkan aku saat ini." Fa
icaraan," celetuknya, sambil berbalik lalu membuka pintu mobil.
ut. Ia lalu bergumam dalam hati, "Nyaman juga ya, duduk di mobil mewah. Andai aku punya mobil, aku akan sering m
tanya Fatih, sambil
," jawabnya, sambil terus m
mesin mobil dan menancap gas meni
, sejenak melirik Fahira yang mas
bagus,"
u m
aja susah. Apalagi beli mobil semewah i
memiliki mobil apapun yan
ngnya, tak mengerti. Bagaimana mungkin, gadis miskin sepertinya
inginkan, akan aku berikan," jawab Fatih, dengan s
udah kubilang, aku tidak akan pernah mau menggadaikan ke
hira. Entah kenapa, ia merasa senang, setiap kali
itu. "Pria macam apa dia? Lihatlah bicaranya, seo
. Aku tidak akan pernah menjadi wanitamu sampai kapan p
ita lihat s