My Possessive Sugar Daddy
mpainya di sana, Fahira langsung duduk di tepi ranjang. Dan, betapa terkejutnya ia, saat melihat bercak darah di tangan ibunya yang tadi menu
ipula, kita tidak ada uang untuk ke dokter. Berikan Ibu teh hangat sa
idak mengatakan apa-apa lagi. Ia tak ingin membuat ibunya yang napasnya kini tersengal-sengal itu, terlalu banyak bicara. Gadis itu hanya bisa menuruti permi
ir teh hangat itu ke kamar ibunya, Fahira tiba-tiba terdiam, memikirkan sesuatu. "Aku tidak boleh diam saja,
h hangat yang ia bawa. "Bu, ini teh hangatnya. Aku mau keluar sebentar," ucapnya,
jan begini, Nak?" tanya Marni, d
nya. "Diminum tehnya, ya. Nanti
aikum
sedang hujan deras. Gadis itu pun, pergi. Ia berjalan di bawah guyuran air hujan, sambil melindungi tubuhnya dengan payung yang sambungan sebelah kanannya sudah patah-p
hilangan ayahnya, di saat usianya masih 10 tahun. Dan kini, dia hanya tinggal berdua dengan sang ibunda di sebuah gubuk kecil. Kehidupan Fahira dan ibunya, bisa dibilang
ang bekas yang mereka kumpulkan. Setiap pagi, Fahira dan ibunya pergi ke temp
an, dari kerabatnya sendiri. Dan terkadang, Fahira merasa tak tahan dengan cemoohan-cemoohan itu. Tapi, m
ta. Atau setidaknya, berkecukupan. Tapi, setiap manusia sudah memiliki takdirnya masing-masing. Dan mung
ang cukup mewah. Fahira lalu masuk ke dalam, dan membawa langkahnya ke pintu masuk rumah itu. Gadis it
dis itu lalu memeluk tubuhnya yang kedinginan. Karena sebagian tubuh
yambut kedatangan Fahira dengan senyuman sinis, sambil menyilang
an," jawab Fahira, dengan bibir yang
i mau pinjam u
aku bertemu dan bicara p
akan panggil Papa," ujarnya, ketus. La
atang. Sambil menahan rasa dingin
mau bicara sama Papa. Palingan juga mau pinjam
pat duduknya. Dan membawa langkahnya pergi dari
t angkuhnya, sambil memasukkan kedu
u mau pinjam uang buat bawa I
ayar?" tanya Ridwan, d
ngumpulkan uang sedikit-sedikit untu
rikanmu pinjaman. Tapi,
takut tak bisa membayarnya kalau bunganya sebesar
aku akan memberikan pinjaman padamu. Tapi, kalau kau ke
ai bimbang, haruskah ia ambil, atau tidak? Jika diambil, Fahira takut tak akan mampu untuk membayar. Tapi, jika tidak diambil, dirinya tidak akan bisa membawa ibunya
am berapa?" t
uta, P
sudut bibirnya. "Ya sudah, tunggulah
pun, kembali masuk ke dalam ru
upaya nanti aku bisa membayar hutang pad
a. Ia lalu menyodorkan uang itu pada Fahira. Sambil berkat
nerima uang itu, meskipun t
ena terburu-buru, Fahira tak melihat kanan-kiri saat menyeberang jalan