My Possessive Sugar Daddy
mengambil beberapa pakaian ganti dan beberapa keperluan lainnya. Dan setibanya di gubuk, betapa terkejutnya Fahi
aut paniknya. Ia sungguh tak mengerti dengan mereka yang tiba-tiba mengobrak-abrik barang-bara
adi banyak nyamuk di wilayah ini. Sampai-sampai semalaman aku dan anakku tidak bisa tidur karena digigit nya
udah miskin, tak tau diri pula," timpal yang lainnya. "Kalau
-sampah ini lagi, bagaimana saya bisa makan? Sedangkan saya mencari rezeki dari men
segan-segan mengusirmu dari sini!" tegas si wanita rambut pirang, dengan angkuhnya. "Ayo ibu-ibu, kita pergi dari s
hira, sampah-sampah itu adalah sumber kehidupannya. Selama ini ia dan ibunya bisa makan, karena rupiah yang mereka dapatkan dari menjual sampah-sampah itu. Lalu, jika Fahira tidak lagi men
erakan itu, sambil matanya berkaca-kaca. Entah sudah sebanyak apa hinaan ya
ingga, ada kalanya air mata itu menetes saat hinaan dan perlakuan kejam mereka sudah melampaui batasnya. Nam
a dari rumahnya sendiri, hanya karena mereka mencari rezeki dari sampah-sampah yang dipandang tak berguna dan menjadi sarang penyakit itu? Apakah jika dirinya mengikuti ke
aku miskin? Apakah miskin itu dosa?" batin Fahira, sambil mengusap air matanya. Berbagai hinaan y
kaya supaya mereka berhenti menghinaku dan ibu. Tapi, bagaimana aku bisa kaya jika mencari
tu menggeleng, seraya bergumam dalam hatinya, "Tidak, aku tidak boleh me
ia jual pada pengepul. Sepanjang perjalanan, Fahira terus memikirkan hutangnya. Bagaimana ia bisa melu
ng dipakai si Fahira," ujar s
dan celana yang dikenakan oleh Fahira. "Astaga, itu kan baju mahal. Suamiku
ncuri," timpalnya. "Heh,
pun, mengabaikan pertanyaan wanita itu. Da
ng Fahira, hingga membuat Fahira hilang keseimbangan
ungan, kenapa wanita itu mendorongnya dan me
pula. Aku tanya, kau malah
elamun," balas Fahira,
a? Ini baju dan celana punya siapa?" tanya wanita itu, sam
dan celana ini, Bu?" tanya Fahir
aju dan celana ini sangat ma
endengar harga baju dan celana y
mu mana bisa membelinya. Katakan padaku, ka
dipinjamkan teman saya, karena kemarin saya
-coba berbohong pada kami, Fahira. Kalau memang kau mencuri, bilang saja. Jadi, kami akan lebih berhati-hati lagi unt
diam difitnah seperti itu. "Bu, maaf. Saya tahu saya ini orang miskin. Tapi, saya tidak pernah mencuri. Lebih baik saya mengais rezeki
aling mau ngaku!
likan telinganya dan
u harus membungkam m