Fall For You (Rindu)
lah kali pertama ia menginjakkan kaki di sana. Rindu tidak pernah berhubungan langsung dengan atasan
an kepadanya. Rindu tidak bertanya lagi mengapa Dikta tidak mengantarnya hingga ke dalam, pikirannya sudah mulai tidak karuan ketika mengetuk pintu besar yang menjadi penghubung antara dirinya dengan bos
dengan sedikit keraguan. Chris yang tengah duduk di kursinya sibuk menatap dokumen di hadapannya langsung mengalihkan perhatian pada Rindu tanpa mengangkat kepalanya, matanya yang tajam seperti ta menggigit bibir bawahnya karena gugup. Ia mencoba un
ia keberatan namun sejurus kemudian matanya menatap bib
nya, hingga Chris bisa mengalihkan perhatiannya dari bibir Rindu kemudian mempersilahkan
anian untuk melakukan hal yang bosnya lakukan. Keduanya saling diam untuk beberapa saat, Rindu ciut. Tatapan mata Chris benar-benar me
i sini?" Suara berat Chris
lima bul
saya orang yan
erapa saat namun kali ini Rindu yang kalah ia tidak berani lagi melakukannya
ang pemimpin dari sebuah perusahaan telekomunikasi besar sedang ia sendiri tidak mengenal Chris
anyak mengenai sifat Bapak." Rindu menundukkan wajahnya lagi menatap lantai yang tengah ia pijak seolah sepatunya yang biasa saja san
au dirinya menjadi bahan perbincangan terutama di kalangan kaum perempuan jadi tidak mun
g saya dengar hanya mereka berbicara
itu menyadari bahwa mungkin ia salah dengan caranya menyampaikan informas
seperti itu." Rindu benar-benar takut dengan ekspresi ya
ain
sekantornya untuk membicarakan atasan mereka itu, Rindu memang menjadi sedikit tertutup sejak Derren selalu menyiksanya dan bersikap p
arusnya kamu memiliki pandangan sendir
n hanya kebingungan dan terus menatap ke bawah m
nting?" Suaranya yang bulat dan tajam membuat tu
run dari lantai itu dan tidak lagi berurusan dengan atasannya ini yang tidak tahu apa tujuan memanggil di
kedua sikutnya di atas lutut dengan kedua tangan yang salin
diri menatap Chris dari atas hingga bawah dan menco
dalam penilaiannya sendiri ketika menatap Chris. Gadis itu menyukai bagian matanya yang menawan dan berwarna biru gelap seolah itu adalah palung samudera yang t
indah namun orang akan berkata bahwa Chris memiliki tatapan yang tajam saja tidak ada yang berb
ar mengingat Chris adalah atasan Rindu dan seseorang yang luar biasa bahkan dalam lingkungan Rindu ya
berdiri dari tempatnya juga. Rindu menghela napa lega, Chris sepertinya sudah puas dengan jawaban Rindu dan meski ia penasaran kenapa pria itu m
pa dipanggil ke ruangan Chris tanpa sesuatu yang jelas selain semua pertany
dan berbicara dengan teman Rindu, keduanya menoleh ketika gadis itu datang dan mendekat kepada dirinya dan s
ris bil
s itu hanya diam dan kembali ke balik meja resepsionis tanpa
ak pinggang kemudian menatap Rindu dengan wajahnya yang menyesal. Ia sudah berpikir
Rindu itu berbicara sendiri sambil menganggukkan kepalanya kemudian per
gimana ini?
yukai pekerjaannya. Rindu mengingat kembali pertemuannya dengan Chris dan tidak membicarakan hal mengerikan tersebut namu
ejak tadi namun ketika memasukan anak kunci tersebut ternyata kamarnya sudah dibuka sejak awal, pelakunya tidak mungkin ora
dengan tajam, Rindu tahu ketika Derren menunjukan ekspr
a menatap Rindu, pria itu memainkan jari tangannya
i, naik tak
hernya kemudian melilitkannya pada leher Rindu, meski gadis itu sudah bisa menebak apa yang akan Derren lakukan sehingga i
n ... Der
rren melepaskan dasinya dari leher gadis itu, ia terbatuk kemudia
angan Rindu di atas kepala dan tidak membiarkan gadis itu melakukan perlawanan sebab kakinya pun di tahan oleh kaki Derren. Pria itu menyer
u menangis memohon pria
ringai dan membuat Rindu gemetar, tangannya lemas karena Derren menekannya dengan kuat, ia merasakan sakit di beberapa
hikksss ...
sa mencium pipi gadis itu, kepala Rindu terus bergerak karena ia menghindari apa yang Derren la
tu kembali mendaratkan tamparan keduanya di pipi Rindu dan menin
ah dari kancingnya yang terputus dari benangnya dan membuat Rindu harus berbalik untuk melindungi tubu
tidak lagi sama seperti sebelumnya ketika menatap Rindu yang m
dan bengkak namun gadis itu berlari membuka pintu kamar dan menghindari Derren dengan sisa tenaga yang ia miliki, sepatu hee
anya dari jarak sepuluh meter dan membuat Rindu semakin panik tapi kekuatan kakinya berkurang dengan cepat, Rindu lelah, ia tidak berhenti menangis dan p
bunyi berdecit akibat gesekan aspal dan ban yang di rem dengan kuat. Bunyi klakson mobil terdengar seolah memberi Rindu isyarat agar naik ke
etika Derren berhasil meraih bagian belakang mobil tersebut namun penge
egitu, Rindu bisa merasakan ada darah yang keluar dari sudut bibirnya padahal tadig pria yang aroma tubuhnya terasa tidak asing. Rindu mengangkat kepalanya dan
ak C
i tubu