Istri mandul CEO bucin
kan h
erawat yang saat itu merawat Ara mengatakan, jika memang benar saat itu Ara dalam kondisi kejang dan bahkan detak jantung Ara sudah tak berbunyi. Ara dinyatakan telah meninggal. Akai saat itu melihat sendiri
dokter yang merawatnya. Sudah banyak yang ia si
a Dokter itu kepada Ara y
ria itu pagi ini mengenakan celana jain berwarna abu-abu dan kaos polos berwarna senada, rambut gondrongnya
Sus?" tanya Dokt
er itu tersenyum dan mem
kanan darah, luka bekas operasi dan mata Ara yang warna sedikit memucat. Sedangkan Cadis duduk di sofa sambil mengamati. Sejujurnya ia tid
dan mual?" tany
engan
mengingat
engge
"Syukurlah kondisinya cukup baik. Pusing dan mual itu ha
angguk. "T
gi, Dokter Gerald mengedipkan mata pada
k saling mengenal antara dirinya dan Ara, keduanya bahkan diam beberapa me
ita menikah? Di mana kita menikah? Apa kita memiliki seorang anak?" Wanita itu
siku?" Cadis mengambil tangan
g menarik tangannya, ia terkejut dengan si
anya dan akan histeris, tapi wanita itu malah bertingkah lucu baginya. "Kita menikah pada tanggal 22 Juni d
uh tanda tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Mengapa ia
ng kaki pun tak luput dari tatapannya. Pria yang katanya suaminya ini begitu tinggi, rambutnya yang gondrong den
Ara menatapnya begitu tajam sepe
engan sendu, matanya berkaca-kaca. Tiba-tiba ada rasa se
apakah wanita di hadapannya ini mencintainya atau membencinya, mengingat dulu
mulai mengeluarkan keringat dingin. Bayangan-bayangan memori masa lalu terli
ia begitu panik melihat Ara yang k
ngat kencang seraya memukul-mukul ke
gan cara mendekap tubuh istrinya itu. Tangan sebelah kirinya dengan
Sayang aku a
engan dan leher Cadis hingga mengeluarkan darah segar. Namun Cadis tidak menghiraukannya, ia tetap memeluk Ara sampai dokter dan suster d
rakhir yang Ara ucapkan sebelum ia meme
bantu obati," ujar Suster yang mel
ku bisa sendiri
m dan terpesona pada pria yang setia, berkharisma, dan kaya? Semua wanita pasti ingin memiliki suami seperti itu. Dokter dan suster di rumah sakit itu bahkan mengen
a akan melukaimu lagi. Jadi, istiratlah dulu!" ucap Dokter Gerald, ia mengambil alih tanga
Menunggu semalam bukan berarti
ngkan kepala. "Oh Tuhan, cinta bisa membuat o
memperingati. Ia-lah yang tahu pengorbanan Cadis menunggu sang istri. Yang awalnya mereka tak sa
" (Teri
*