icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri mandul CEO bucin

Bab 5 Panik

Jumlah Kata:1179    |    Dirilis Pada: 17/11/2022

mobilnya, ia langsung berjalan memasuki sebuah rumah s

anyanya pada Marco yang sud

ntai 5, Tuan," jawab

adis, langkahnya ia percepat untuk

menggunakan lift umum yang tidak jauh dari dirinya berdiri. Padahal lift saat itu sedang keadaan ram

Cadis dalam hati. Namun demi san

Mereka kagum akan sosok Cadis tampan bak aktor film itu. Ada yang mencari-cari perhatian Cadis dengan pura-pura menjatuhkan tas, ada juga yang berpura-p

an!" bati

a itu berlari dan mencari Marco. Tidak butuh lama, Cadis akhirnya menemuka

ana kea

atih menole

khirnya Anda datan

ndisinya?" ta

diperiksa, Tua

" tanya Cadis. Wajah pria

saat itu ingin membersihkan lantai atas, Nyonya sudah tergeletak di la

ng bersama, bahkan mereka sempat bercinta di kantor. Tidak ada satu jam dia meninggalkannya,

TV di rumah tempat Ara

k, T

aya kurang sigap menja

a," jawab Cadis. Tidak mungkin ia selalu menyalahkan pelayan maupun penja

minta." Marco menunjukkan rekama

Ara terjatuh hingga di gendong Marco. Pria itu ke

kenapa sang bos menatapnya sepert

?" tanya Cadis dengan

n. Saya tidak mungkin membiarkan Nyonya pingsan di lantai," jelas Marco gugup. Ia tahu persis bagai

rco yang terdapat bercak darah. "Kali ini aku tidak akan menghukummu karena kau

i tidak percaya. "Sudah tugas saya, T

mbali ke sini. Jangan lupa antar

o dan Ratih berpam

er keluar. Cadis buru-buru

sinya?" tanya Ca

anya Dokter

u," jawab C

r itu mengajak Cadis ke ruangannya yang ad

ter bernama Abigail itu mulai m

bigail, ia sangat mengenal anak dari sahabatnya itu. Bagaima

," jawab Ca

ngan cairan. Oh iya, mengenai pendarahan istrimu, a

is. Sejak kapan istrinya itu hamil, kenapa t

a aku kira dia kegugur

nah hamil sejak bangun d

mengeluarkan darah. Tapi, kau juga harus berhati-hati Cadis. Istrimu belum sepenuhnya sembuh dari b

guk paham. "I

s kembali ke ruang di

alu. Saat Ara masih terbaring koma, hanya bunyi alat mendeteksi detak jantung saja yang saat itu berbunyi. Selama tiga tahun itu juga ia dengan setia menunggu, walau para dokter mengatakan tidak ada harapan lagi. Raganya seperti mati, jiwanya hilang ent

ntu. Pria itu datang dengan dua paper bag be

lam, Tuan,"

erdiri dan beralih pada sofa p

h membawakan pakaian dan juga makanan untuk Anda jika Anda lapar." Ma

asih, Marco," ucapnya sambil

sama,

ang inap menjadi lebih terang, membuat seseorang yang terbaring lem

ngan cahaya dan juga keadaan sekitar. Pandangannya jatuh pada selang infus yang m

il Ara denga

k tidak bereaksi apapun, mungki

aha menepuk pundak sa

ria itu pun langsung bangkit. "Sayang, kamu sudah sadar? Ada yang sakit? Atau kamu mau ke kamar mandi

?" tanya

a haus,"

s dengan cepat mengambilkan air

terasa bagaikan penyejuk di padang pasir bagi Ara.

ja!" Cadis memp

enyodorkan gelas yang s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka