Pernikahan Kedua: Cinta Tidak Buta
Penulis:COLEMAN
GenreRomantis
Pernikahan Kedua: Cinta Tidak Buta
Raisa merasa bingung. Apa maksudnya?
Sebelum Raisa bisa menjawab, sang pria tiba-tiba bergerak, seperti serigala yang sedang berburu. Dia terkejut ketika pria itu berada di atas tubuhnya.
"Hei! Kamu mau melakukan apa? Ahhh!"
Segera setelah Raisa menjerit, pria itu mengangkat ujung gaunnya dan tangannya menelusuri kaki yang halus, lalu akhirnya berhenti di titik yang paling sensitif.
Raisa, yang sekujur tubuhnya gemetaran, memahami apa yang diinginkan pria itu, terlepas dari kenyataan bahwa dia belum pernah melakukan hal seperti ini.
"Hentikan! Jangan lakukan ini! Aku mohon, lepaskan aku." Raisa berjuang keras.
Namun, pria itu begitu kuat sehingga dia hanya membutuhkan satu tangan untuk memegangi kedua tangannya, menekannya di atas kepalanya.
Setelah ditabrak oleh mobil Yusuf, Raisa berusaha sekuat tenaga untuk melarikan diri dari tempat kejadian. Dia telah menggunakan semua tenaganya, dan dia tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan sekarang.
Akan tetapi, mereka berada di dalam mobil. Ada pengemudi di kursi depan dan mungkin di luar mobil ini akan ada seseorang yang lewat.
Wajah Raisa memerah seperti apel matang dan dia merasa terhina sekaligus cemas.
"Tolong!"
Raisa berteriak meminta bantuan, tetapi bibirnya segera terkunci. Mulutnya dipaksa terbuka oleh lidah pria itu, yang kemudian segera meluncur masuk sementara dia begitu ketakutan. Lidah pria itu menyapu isi mulutnya dengan sangat dominan.
Sementara itu, tangan sang pria sekarang berada di antara kedua pahanya. Jari-jarinya berulang kali membelai bagian pribadinya. Tak lama kemudian, dia merasakan bahwa celana dalam sang wanita sudah agak basah. Dia menyelipkan jari-jarinya yang panjang dan kasar ke balik celana dalam itu dan dengan lembut memijat kulitnya.
"Ngh ...." Raisa pun mengerang. Mobil tersentak secara tak terduga, dan pada saat yang sama, jari pria itu tiba-tiba masuk ke dalam lubang yang basah.
"Ahhh!" Tubuh Raisa gemetar. Dia merasa seolah-olah tubuhnya tersengat listrik dan tanpa bisa ditahan, serangkaian erangan keluar dari mulutnya.
Erangan itu menjadi pemicu. Pria itu merasakan anggota tubuhnya yang mengeras dan membengkak. Namun, bagian bawah Raisa sangat rapat. Daging lembut itu menjepit jarinya begitu erat sehingga dia bisa merasakan jarinya terhisap. Sang pria paham bahwa jika dia melakukannya tanpa pemanasan, kemungkinan besar wanita ini akan terluka.
Dia mengatupkan giginya, mempertahankan sisa-sisa terakhir dari akal sehatnya, dan kemudian menggunakan jari-jarinya untuk membantu wanita ini merasa lebih nyaman dengan cara yang lebih baik.
Mobil berhenti di suatu lokasi tersembunyi, dan sang sopir kemudian keluar dari kendaraan. Suara nyaring terdengar dari pintu mobil yang terkunci.
Nada erangan yang dikeluarkan Raisa berangsur-angsur berubah dan sensasi nikmat yang asing membanjiri sarafnya.
Pria itu tiba-tiba menarik jarinya, tetapi pada saat berikutnya, suatu benda besar yang keras, hangat, dan sedikit lembab berkeliaran di pintu guanya.
Apa itu tadi?
Sebelum Raisa menyadari apa yang terjadi, pria itu dengan paksa memasukkan bendanya yang keras ke dalam dirinya.
"Ahhhh!"
'Sungguh menyakitkan!' keluh Raisa di dalam benaknya.
Namun, sebelum Raisa bisa mulai berteriak kesakitan, pria itu sudah menundukkan kepalanya dan kembali menutupi bibirnya. Lidah merahnya masuk ke dalam mulut Raisa dan mengaduk-aduk ruang di antara gigi dan bibirnya.
Raisa diliputi oleh suatu emosi dan tidak bisa berhenti terisak saat dia menatap mata pria yang dipenuhi dengan hasrat tak terkendali itu. Pandangannya benar-benar kabur, dan dia menangis begitu keras sehingga air mata menetes dari sudut matanya.
Kenapa?
Jauh di lubuk hatinya, sesungguhnya ini adalah hal paling mendebarkan yang pernah terjadi padanya.
Di dalam ruang terbatas mobil, pria itu terkesiap. Karena suasana yang gelap, mereka tidak bisa melihat wajah satu sama lain dengan jelas.
Pria itu melakukannya dengan ganas, berulang kali memasukkan bendanya yang keras ke dalam tubuh Raisa dan dengan cepat menariknya keluar. Raisa memohon belas kasihan padanya. Setelah sekian lama, dia akhirnya mulai gemetar tak terkendali. Pria itu akhirnya mencapai puncak dan muncrat di bagian terdalam.
Noda darah dan cairan yang kental tersebar di antara kaki Raisa, tetapi ini semua belum berakhir. Pria itu terus melakukannya bahkan setelah Raisa kelelahan sampai hanya bisa berbaring di sana dengan lemas dan lemah.