icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Darah Sang Mafia

Bab 3 Kuartet

Jumlah Kata:1821    |    Dirilis Pada: 02/10/2022

ra lapar, ia juga belum minum obat. Setelah tiga hari kembali di rawat oleh Samuel di rumah sakit tempat ia bekerja, Dara diminta

maram, hanya lampu dapur yang tampak menyala terang. Dara melihat sekitar, Dastan tak nampak. Ia mengelus dada men

lihat mie instan. Senyumnya merekah, lama sudah ia tak menikmati makanan itu.

udah duduk dengan semangkuk mie rebus dengan telur yang siap disantap. Rasanya ia begitu bahagia,

jadi satu ke atas, membuat wajah yang penuh peluh karena efek menikmati mie

stan, apalagi saat itu Dastan memang bersembunyi saat suara pintu kamar Dara terbuka. D

i dalam, ia menyalakan lampu. Kedua mata elangnya memindai, senjata mana yang akan ia gunakan untuk aksinya malam itu. Bibirnya menyunggingka

aket kulit warna hitam, topi, dan sarung tangan kulit warna

ajak jalan sekarang, nih?"

n segera bersiap, ia keluar dari ruangan itu setelah memantau

s!" tanya Igo s

k tangga sambil menyudahi bicara dengan Marlon. Dara terkejut, ia diam mematung, takut jika Dastan kem

ngin lalu dengan cepat meneguk hingga tandas. Ia meletakkan

ke arah lain. Dastan melepaskan dengan kasar wajah Dara hingga kepala belakangnya terbentur sandaran kursi cukup keras. Ia berdesis menahan nyeri. Dasta

makan, membuang kaleng bir bekas Dastan lalu berjalan kembali ke kamar sambil membawa satu

*

tan duduk di hadapan pria itu dengan santai tapi tatapannya menghun

tak banyak bicara, tangannya sudah memegang glo

g menyuruh anda menyelundupkan kokain itu. Apa anda tau, klien saya bukan orang sembarangan. Kokain itu ... yang anda selundupkan, sudah membuat anggota klien saya mati. Dan... ya... saya hanya mewakilkan klien saya membalaskan dendamnya. Jangan pernah bermain kotor sendirian, apalagi sampai membuat orang lain tidak bersalah, menjadi korban.

r ke jok belakang secara sembarang. Tangan kiri merapikan rambutnya, kaki kanan menginjak pedal gas begitu dalam,

dimainkan DJ terkenal, membuat semarak pengunjung klub yang seolah lupa waktu. Ia te

Ia memeluk erat Dastan yang tinggi

melepaskan pelukan. Lalu duduk berhadapa

n kadar alkohol rendah. Ia tak kuat minum, beda dengan Dastan

alian masih lama, kan? Gue minta waktu satu jam." Dastan beranjak.

pai ke akar-akar." tegur Igo dengan tatapan serius. Samuel dan Marlon hanya bisa tertawa. Da

tuh, Go," r

. Dastan kembali duduk, ia menghela napas panjang. Tak lama

Dastan kemb

r dan sekarang, transaksi di area belakang klub ini, tuan." La

rlon, terakhir Igo berjalan paling belakang. Tangan masing-masing dari m

uara berat Igo terdengar bag

ci dari luar. Keempatnya sudah berdiri bersisian dengan tangan terangk

sambil mengangkat tangan ke udara, menunjukkan bungkusan narkotika di tangan

mbah. Dastan melangkah mendekat, berjongkok pada pria plontos itu, lalu menodongkan senjata ke arah dagu. "Bilang sama Steve..., jangan bawa sampah ke tempat gue, dan... transaksi di tempat gue. Atau... gue bersihin sampah yang dia kirim sampai tid

*

bertindak!" ucap Dastan sambil meletakan ponselnya kasar ke atas meja kerja di kamarnya. "lubang semut juga bisa gue temuin," gumamnya lalu tertawa pelan sambil mulai kembali mencari mangsanya, kedua mata memantau lima layar monitor bersamaan. Ia bekerja di kamarnya seorang diri. Kecerdasannya dalam urusan IT tidak d

elana panjang. Tubuh atletisnya ia dapat karena mendalami bela diri Judo, taekwondo, tinju, dan menembak. Itu semua ia

anya Dastan saat makan siang ditemani Arta dan As

en," ja

n dengan sayur serta l

an nggak makan?"

tadi bareng

n bayaran di sini. Bodoh." ucap Dastan asal. Asri dan Arta menatap ke arah ibu

di sini, Bi." Dastan minum air puti

u, den,"

ngeluarkan ponsel dan mengetik sesuatu, lal

ucap Dastan sambil menunjuk pakaian saudara kembar itu, lalu beranjak, berjalan meninggalkan area meja makan. "Makasih udah temenin sa

Dastan lagi?" tanya Tina

" jawab Arta. Tina

dibutuhkan, entah sama siapa. Beli baju besok, di tempat yang biasa Da

jawab kedua

mata, karena efek obat yang ia minum membuatnya mengantuk, namun ia mendengar suara erangan dan

apa hidupnya kacau? Sama sepertiku?

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka