icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Darah Sang Mafia

Bab 4 Murahan

Jumlah Kata:1130    |    Dirilis Pada: 02/10/2022

i dekat meja makan setelah berjalan perlahan karena

den Dastan bangun dan siap berangkat kerja." Tina

ia juga memainkan jemarinya, mendadak gugup. Tina menjawab apa yang akan ia masak, lalu Dara bertan

?” tunjuk Tina ke no

menunjukkan buku ke arah Tina yang membalas senyumannya. "Novel la

a meletakkan pisau saat sedang memoto

a yang harmonis, dan pe

annya banyak?" Tina menatap gadis ca

a interaksi dengan orang lain, entah alasannya

au Ibunda D

itu Dara sempat diam

ah sama Kakak, Bunda meninggal karena saya, kami kecelakaan dan Bunda c

tanya-tanya.” Tina

alah, Bi." Dara terkekeh lalu tersenyum, Tina mendekat ke

pala, ia pamit untuk kembali ke kamar, karena jika Dastan melihat ia berkeliaran di rumah itu, bisa kacau. Tina hanya bisa menganggukkan kepala, na

edikit terburu-buru, bunyi decitan kaki kursi yang menggesek lantai

inganya karena teriakan Dastan yang bersuara keras. "Ngapain dia di sini

ak, karena Asri dan Arta lagi sekolah, den Dastan mau makan

apaan, sih, di sini! Nggak bisa kalau cuma duduk diam!" Dastan bicara dengan terus bernada t

na tau 'kan saya seperti apa. Setiap Ayah bawa perempuan murahan ke sini

p Dastan ketus. Mang Dadang mengangguk dan

terus kasar," lirih Tina lalu

," pangg

ampiri, lalu tangannya merapika

perlahan di kursi kecil dapur kotor, sedangkan Tina, ia merasa sedih. Ia juga punya anak perempuan, tidak sanggup membayangkan kalau anaknya berada di po

empuan murahan. Jangan dipikirin ucapa

el nanti ke sini lagi,

tipis. Dara hanya bisa diam, padahal, justru ia merasakan ada yang

ingga terbentur bebatuan kolam yang membuat goresan luka di tangan dan kening Dara. Tina menjerit, memperingatkan Dastan supaya tidak melakukan lagi, namun lagi-lagi Tina kalah, Dastan menarik rambut panjang Dara, supaya Gadis itu

Maafin Dastan ya, Dara, temperamen tinggi. Bibi juga suka kesel, berkali-kali dibilangin, masih beg

terima kasih, ya

k membuatkan susu hangat. Dara diam, menatap lurus ke depan, ia merasakan, ada sesuatu yang berbeda dari cara

tolong klien lainnya, namun mendadak, wajah Dara terbayang dan membuat jemari Dastan berhenti di atas kibor. Ia diam, isi kepalanya berpindah ke perlakuannya ke Dara tadi

–” Dara menundukkan pandangan. Ia cukup gemetar ta

n, ia berjalan masuk, bau asap rokok tercium tipis, sirkulasi udara kamar Dastan bisa dibilang baik, alat p

asih dengan kepala tertunduk.

n kasar. Dara berjalan keluar kamar tanpa bicara apa pun. Ketika pintu ditutup, Dastan memejamkan mata sambil mengepalkan tan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka