icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sepertinya Seluruh Dunia Jatuh Cinta pada Istriku

Bab 6 Pelayan yang Jahat

Jumlah Kata:831    |    Dirilis Pada: 21/10/2022

Beberapa waktu lalu, Sawarga disusupi oleh mata-mata. Karena itu, para peretas di sana menjadi sangat berhati-hati dalam berteman.

Walaupun berinteraksi dengan yang lain, Maya tidak benar-benar berteman akrab dengan mereka.

Selain kenalan lamanya di bisnis tersebut, kadang-kadang Maya mengobrol dengan Dalu.

Meski begitu, mereka hanya berbicara seputar teknik peretasan. Informasi pribadi dan cerita lainnya tidak dibahas dalam pembicaraan mereka.

"Sebenarnya, aku juga berada di Kota Sura, apa kamu percaya?"

Maya tersenyum saat pesan lain dari Dalu muncul di layar.

"Kebetulan sekali? Aku percaya."

Maya sering merasa bahwa dia dan Dalu memiliki pemahaman diam-diam. Bahkan, gaya mengobrol mereka sangat mirip.

Beberapa detik kemudian, Maya memeriksa waktu dan berpikir sudah saatnya kembali ke rumah, jadi dia mengirimkan sebuah pesan lain.

"Selamat malam."

Seorang pria tampan yang duduk di sebuah kursi roda sambil menatap layar ponselnya tersenyum saat menerima pesan berisi dua kata itu.

"Karena sangat kebetulan, bagaimana jika kapan-kapan kita bertemu? Lagi pula, kita berdua tinggal di Kota Sura ...." Dia menghapus beberapa kata yang sudah diketiknya dan memutuskan untuk tidak membalasnya.

Saat Maya kembali ke vila, dia melihat sebuah mobil BMW terparkir di depan rumah dan berpikir bahwa Keluarga Jumanta sudah pulang.

"Kenapa kamu keluar lama sekali?" tanya Tinem pada Maya sambil cemberut dan berkacak pinggang.

Jelas belum selesai dengan omelannya, dia membentak, "Semua orang sudah pulang dari konser, tapi kamu masih berkeliaran di luar seperti para berandal. Rumah ini punya aturan. Sekarang kamu adalah bagian dari Keluarga Jumanta, sebaiknya kamu menjaga sikapmu!"

Walaupun terdengar seperti sedang menegur Maya karena terlambat pulang, sebenarnya Tinem merasa kesal karena gagal menanyakan resep rahasia mie.

Karena beranggapan bahwa Maya tidak bisa ditaklukkan dengan taktik yang lembut, dia memutuskan untuk mengintimidasinya. Bagaimanapun juga, Maya hanya seorang remaja. Tinem merasa yakin bahwa dia bisa membuatnya memberi tahu resep rahasia dengan mudah.

Namun, Maya memiliki ekspresi yang tenang di wajahnya. Dia bahkan bergeming saat dibentak dengan suara keras.

"Jadi, jalan-jalan di lingkungan sekitar membuat seseorang menjadi berandalan? Jadi, bagaimana dengan orang-orang yang memang tinggal di sekitar sini? Kamu akan memanggil mereka dengan sebutan apa?"

Mendengar hal ini, Tinem langsung terdiam.

Dia awalnya mengira bahwa Maya akan langsung meminta maaf, dan dia bisa memanipulasinya dengan mudah. Akan tetapi, dia salah besar. Dia tidak menyangka bahwa gadis muda ini akan berani membantah dan tidak terpengaruh sama sekali oleh intimidasinya.

Melihat Tinem terlalu kaget untuk mengatakan sepatah kata pun, Maya merasa bahwa dia sekarang bebas untuk kembali ke kamarnya.

Namun, saat Maya mulai melangkah, tiba-tiba Tinem tersadar kembali. Kemudian, dia buru-buru mengejar dan melangkah di depan Maya untuk menghalangi jalannya. Dengan enggan, dia memaksakan diri untuk tersenyum.

"Maya ... maksudku, Nona. Aku ingat bahwa aku bermaksud menanyakan hal ini padamu sebelumnya. Bagaimana caramu memasak mie yang tadi kamu makan? Aku adalah orang yang suka mempraktekkan berbagai macam resep. Jadi, aku ingin tahu apakah kamu bisa memberi tahu bagaimana caramu memasak hidangan itu. Lain kali kamu ingin memakannya lagi, aku bisa memasakkannya untukmu. Bagaimana menurutmu?"

Seolah-olah tidak membentak Maya dan sengaja membuatnya kelaparan tadi, Tinem bertindak seolah-olah mereka adalah sahabat baik.

Namun, Maya tidak terpengaruh oleh senyuman palsu dan kata-kata manisnya.

"Tidak, terima kasih. Aku bisa melakukannya sendiri," tolak Maya tanpa ragu-ragu. Tanpa menunggu jawaban dari Tinem, dia berjalan melewatinya dan kembali ke kamarnya.

Melihat bagaimana Maya menolaknya, Tinem langsung merah padam karena marah. Berani-beraninya gadis baru ini menolaknya tanpa berpikir dua kali?

Maya hanyalah seorang gadis desa. Apa dia benar-benar menganggap dirinya sendiri sebagai nona dari Keluarga Jumanta?

Tinem menggertakkan giginya, berpikir bahwa semua ini harus berhenti sekarang juga. Sebelum Maya menjadi semakin besar kepala, dia harus memberinya pelajaran dan membuatnya tahu posisinya. Dia telah bekerja sebagai pelayan di keluarga kaya ini selama bertahun-tahun. Sambil tersenyum sinis, dia memutuskan untuk memberi pelajaran pada Maya bahwa tinggal di vila ini tidak akan mudah.

Keesokan paginya, terdengar sebuah jeritan melengking yang memekakkan telinga dari ruang tamu.

"Ahhh! Di mana itu? Giovani! Giovani hilang!"

Sudah waktunya untuk sarapan ketika Ratna mulai berteriak panik.

Sebuah tas tangan Louis Vuitton baru yang dipegangnya terbuka. Kosmetik, ponsel, tisu wajah, dan ponsel miliknya berserakan di atas meja kopi. Rupanya, dia mengeluarkan barang-barang di dalam tasnya untuk mencari sesuatu.

Mendengar teriakan Ratna, Bejo dan Yati buru-buru ke ruang tamu. Mereka mengira telah terjadi sesuatu yang buruk pada putrinya.

"Kenapa kamu berteriak?" tanya Bejo dengan wajah serius, ingin tahu apa yang sedang terjadi.

Tinem berbisik padanya, "Tuan Jumanta, sepertinya giok genggam favorit Nona Ratna hilang. Dia telah mencarinya sepanjang pagi ini."

"Aku yakin sudah memasukkan Giovani ke dalam tasku tadi malam!" Ratna terlihat sangat cemas dan marah.

Dia sangat menyukai giok genggam itu dan selalu membawanya setiap hari. Karena sangat menyukainya, dia bahkan menamainya.

Terlebih lagi, Ratna masih ingat bahwa sebelum tidur tadi malam, dia memasukkan Giovani ke tas tangan Louis Vuitton-nya, yang ditinggalkannya di atas sofa ruang tamu.

Setelah mengetahui penyebab keributan itu, Yati yang anggun dan arogan mengerutkan kening.

"Bejo, apakah yang dimaksud putrimu adalah hadiah ulang tahun darimu, yang kamu dapatkan dari sebuah pelelangan enam bulan lalu? Kamu menghabiskan lebih dari satu miliar rupiah untuk mendapatkannya, kan?"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Diadopsi2 Bab 2 Master M3 Bab 3 Rumah Baru4 Bab 4 Memasak Mie5 Bab 5 Kebohongan Para Master6 Bab 6 Pelayan yang Jahat7 Bab 7 Difitnah8 Bab 8 Karya Sang Master9 Bab 9 Imitasi10 Bab 10 Warsa Gianto11 Bab 11 Arjuna12 Bab 12 Jebakan13 Bab 13 Kencan14 Bab 14 Hotel Giok15 Bab 15 Apakah Kamu Melihat Semuanya16 Bab 16 Mengonfirmasi Hubungan Mereka17 Bab 17 Yezz Entertainment18 Bab 18 Dia adalah Kakakku19 Bab 19 Mia20 Bab 20 Pemenang Aktris Terbaik Adalah Seorang Penggemar Fanatik21 Bab 21 Sebuah Kesalahpahaman22 Bab 22 Sutradara Utama23 Bab 23 Di Audisi24 Bab 24 Sang Sutradara Merasa Sangat Kesal25 Bab 25 Audisi Ratna26 Bab 26 Berapa Lama Kamu Ingin Membuatku Menunggu 27 Bab 27 Audisi Maya28 Bab 28 Dia Adalah Mia29 Bab 29 Serangan Narkolepsi30 Bab 30 Kristianto Karta31 Bab 31 Interogasi32 Bab 32 Meminta Bantuan33 Bab 33 Puspa Harsana34 Bab 34 Undangan ke Pesta35 Bab 35 Kemampuan Puspa36 Bab 36 Mengobrol dengan Maya37 Bab 37 Memasak untuk Yati38 Bab 38 Memperhitungkan Setiap Ons39 Bab 39 Kebenaran dan Hukuman40 Bab 40 Kalian Sama Saja di Mataku41 Bab 41 Menghadiri Perjamuan42 Bab 42 Tutup Mulutmu43 Bab 43 Arjuna Tiba44 Bab 44 Momentumnya45 Bab 45 Di Perjamuan46 Bab 46 Ingin Menjadi Sahabat dari Aktris Terbaik47 Bab 47 Saudari yang Kejam48 Bab 48 Kenapa Kamu Ada di Sini49 Bab 49 Melupakan Lirik50 Bab 50 Tante Puspa Adalah yang Terbaik51 Bab 51 Mengundang Master Terbaik52 Bab 52 Usia Master M53 Bab 53 Sutradara54 Bab 54 Pekerjaan Baru Maya55 Bab 55 Daftar Nama para Kru56 Bab 56 Aku Meminta Maaf pada Kalian Semua57 Bab 57 Tolong Maafkan Kakakku58 Bab 58 Tolong Tunjukkan Rasa Hormat pada Jaya59 Bab 59 Ratna yang Baik Hati60 Bab 60 Sutradara Utama Sementara61 Bab 61 Tanya pada Nona Jumanta62 Bab 62 Mengambil Kendali63 Bab 63 Kalian Semua Salah64 Bab 64 Senior65 Bab 65 Tidak Punya Sopan Santun66 Bab 66 Tidak Lebih dari Megafon Perekam Suara67 Bab 67 Memecat Maya68 Bab 68 Keraguan69 Bab 69 Aku Prianya70 Bab 70 Penggemar Karya Asli71 Bab 71 Obat Tonik72 Bab 72 Toniknya Tidak Mahal73 Bab 73 Sutradara Besar74 Bab 74 Berlagak75 Bab 75 Aku akan Mengusir Kalian76 Bab 76 Tidak Ada yang Mengenal Mia Lebih Baik dari Dirinya77 Bab 77 Kamu Tidak Memenuhi Syarat78 Bab 78 Hari Berkunjung ke Lokasi Syuting79 Bab 79 Makan Siang80 Bab 80 Kakak Adalah Sutradara81 Bab 81 Dia Tidak Berutang Apa pun pada Keluarga Jumanta82 Bab 82 Makan Malam yang Spesial83 Bab 83 Manda Hadyan84 Bab 84 Kamu Sangat Biasa85 Bab 85 Meluncurkan Serangan86 Bab 86 Dia Menggunakan Inisial M87 Bab 87 Maya adalah Master M88 Bab 88 Keluarga dan Orang Luar89 Bab 89 Penggemar Game90 Bab 90 Pemain E-sports Nomor Satu91 Bab 91 Mengabaikan Maya92 Bab 92 Tiket untuk Ekshibisi93 Bab 93 Dia Dulu Hanya Seorang Pemula94 Bab 94 Jangan Membual Mengenai Hal itu95 Bab 95 Maya Punya Tiket VIP96 Bab 96 Tiket Gratis97 Bab 97 Tebakan Liar98 Bab 98 Seorang Tante yang Pemarah99 Bab 99 Berlidah Tajam dan Berhati Lembut100 Bab 100 Reaksi Keluarga Jumanta