Jerat Cinta Dosen Killer
ntungan di pipa sandaran jembatan berteria
riaknya parau,
gannya yang sudah lama bergelantungan semakin lama s
U
at merasakan tangan hangat
an memb
utnya, seakan tidak memercayai pengl
bergumam mengancam, membuatnya segera menghentikan
aku akan m
ar dari jambatan, meski sulit mereka akhirnya berhasil. Keduanya ter
nya penuh terima kasi
Dia tersenyum dan kembali memanda
i menatap wajah penolongnya dan m
*
terlihat kebingungan sampai sebuah suara be
ang, hari ini kam
elimut tebalnya. Sepasang visual tajamnya kini mena
RU
nyingkap selimut tebalnya. Bergegas masuk kamar mandi dan tenggelam di dalamnya atau kalau tidak
ada pertem
a menginjakkan kaki di ruang makan keluarga. Sudah ada
gambil kursi. Tangannya dengan cek
an buat ngelua
adiknya. Ini anak gak ada sopa
n kakak dari kampus," ujarnya bangga. Dia
oh. Apalagi kalau bukan mau ngeluarin surat DO," ucap adiknya men
Gak mungkin,"
mengantar kakakmu." Ayah mereka membuka suara, menengahi pe
hal. Ayahnya mau bicara serius dengannya. Arum melirik bundanya untuk mencari petunjuk, namun bunda Aru
yo
ak ayahnya. Arum menarik napas dalam-dalam sebelum memasuki mobil y
yaman di mobil. Dia tidak suka dibuat penasaran. Dia tahu, kea
menyalakan mesin mobil dan membelah jalanan. "A
g. Selama ini kedua orang tuanya tidak pernah keberatan dengan kuliahnya yang tidak kunjung lulu
kamu kuliah di sana? Mau sampai kapan kamu di sana? Adikmu sudah mau wisuda
tahu, tahun ini kamu haru
nggu deng
idup dan juga biaya kuliah, dan satu lagi ...," Ayah Arum melirik putrin
ap ayahnya seakan tidak pernah mel
mana mungkin ayahnya tega membuat keputusan kejam seperti itu pada putri sem
um kembali menggantung kalimatnya. Pandangannya yang putus asa, mau tidak mau membuat Arum memutar mata. Bukan salahn
inta bantuannya. Ayah mau kamu lulus tahun i
a sih semalam sampai menerima berita hor
um ayahnya hanya bisa mengerucutkan bibirnya sembari menggerutu tanpa suara. Begitu mem
t dan menyiapkan diri pada berita b
ah pertanyaan pertama yang dia terima set
u, P
s dengan wajah kebapaka
ya dengan hati dongkol. Ayolah, dia kan tidak sebodoh
s. Jika kamu tidak juga lulus, maaf dengan san
engutuknya pagi-pagi. Lihatlah, sekarang
psi. Semua temanmu sudah lulus bahkan ada yang sudah selesai S-2, seme
ayahnya ya? Suara hati Ar
k ada
lam menyusun skripsi. Kita kedatangan dosen muda yang luar biasa cerdas, kampus beruntung kare
h
runtun yang diterimanya pagi ini. L
en yang bisa menoleransi
rnyit tida
bertemu dengannya. Seka
sopan sebelum m
Aru
membukanya. Dia berbalik dan menatap dekan
mu. Pastikan kamu me
sibuk berkeliaran di sekitaran kampus. Dia mengembuskan napas pelan saat berada di depan pintu khusus dosen Fakultas Ekonomi.
lam-dalam sebelum mem
an, setengah berharap
as
gera merasakan aura mencekam yang menyambutnya. Ruangan dosen ini tidak luas tentu saja, n
ud
ia bisa pulang melanjutkan tidurnya yang tertunda. Pemilik ruangan ini bahka
m Ki
ngkat wajah, membuat Arum terkejut sam
a... dosen? Bagaimana bisa? Kampus ini bukan kampus sembarangan
u mende
k Arum dari lamunannya. Arum
senyum? Ada
tuskan kalau dosen ini sepertiny
asa isyarat. Kamu pu
ini, jika saja dia tidak ingat masa depann
k lulus bahkan setelah 7 tahun kuliah,
osen sombong di depannya ini dengan pot
sahutny
iah kamu juga tidak puny
Pak," ralat Arum m
memang tidak berfungsi lagi sampai bis
lama satu ruangan dengan dosen s
ud
ara ingin memaki
r jika memang ti
balik. Dia kembali duduk dan menata
an lamban, jika ingin lulus ikuti aturank
damai sentosa tidak akan pernah sama lagi, tidak