icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jerat Cinta Dosen Killer

Bab 4 Tatapan Membunuh

Jumlah Kata:1320    |    Dirilis Pada: 26/09/2022

tap jam tangan mungil yang bertengger cantik di tangan kanannya. Sial, batinnya merutuki kebodohannya sendiri.

ukkan protes kekurangan pasokan. Beruntung, ruangan dosen ada di la

r, ketakutan entah berasal dari mana membuatnya maju-mundur untuk mengetuk pintu. Tangannya terangkat, namun

ketakutan begini?" Arum bergumam menguatkan dirinya sendiri. Padahal kalau boleh juju

an, jangan dipikirkan, Arum terus merapalkan kal

ya senormal mungkin meski saat ini jant

as

a melewati ini Arum, suara hati Arum bergumam menguatkannya. Arum akhirnya

elamat p

Arum tajam. Tangannya terlipat. Hari ini dia memakai kemeja biru dengan

annya. "Jam delapan l

apa yang paling

tidak suka? Suara hati Arum yang sedang du

gan orang yang tidak mengha

rcanda

ukatakan?" Daffin mengangkat alis

anya terlambat tiga

k disiplin waktu. Kamu ha

pati posisi pertama di daftar Arum. Arum menghentakkan kakiny

n Daffin. Apa dosen sialan itu balas dendam karena perkataannya semalam? Aru

Daffin yang menangkap b

nnya dan tersenyum ma

ercayai ucapan Arum. Tangannya terli

lah, tangan terpilin, apa ka

dak Pak," kilahnya. Bagaim

ini sudah menunjukkan semu

i keterlambatan, entah itu satu menit atau satu detik. Terlambat tetap terlambat b

ngeluarkan ponselnya dan dengan kecepatan menakjubkan menekan nomor ayahny

ngaco,

ihat wajahnya sekarang, dia persis seperti anak a

tidak lulus tahun ini, maka kamu

a kejam sam

api kamu. Ayah sama Bunda memaklumi jika kamu membutuhkan waktu untu

gin membahas topik in

tapi gak sekarang, Yah. Please?" bisik A

arusnya merasa beruntung, dosen pembimbingmu itu bukan orang s

lau ayahnya tahu tentang reputasi dosen pembimbingnya. Tapi bersyukur karena laki-laki itu menj

bih memperhatikanmu, jadi seharusnya

r tidak berurusan dengan dosen gila itu, tapi sekarang ... Arum menatap langi

memenuhi tenggat waktu yang dia berik

erjalan lesu menuju satu-satunya tempat yang masih menarik baginya di kampus ini. Dia berjalan dengan langkah gontai, mengabaikan keriuha

ak para mahasiswa sibuk berceloteh dan bercengkerama satu sama lain begitu

ak Arum diantara para pemburu kantin. Dia mengambil tempat duduk di sudut, tempat yang tidak disukai kebanya

k macan tahu gak? Jangan berani

ta bukan hanya dia yang berpendapat

ya tampan, saya

mpan plus ramah yang ada

yetujui. Rasanya seperti mene

hkan,

l suapan pertama saat ponsel yang ada di atas meja bergetar pertanda notifik

akaan s

u orang yang bisa mengirim pesan biasa namun serasa menerima surat kematian. Arum berd

misi

Arum yang ngos-ngosan menyapu pandangan begitu tiba di perpustakaan kampus. Perpustakaan tiga lantai ini memil

nya menatap fokus yang menjadi alasannya berlari seperti orang gila ke te

ud

ik beberapa mahasiswa yang menatap ke arah mer

enatap Daffin curiga, mengingat dia baru saja

h. "Proposal Penelitia

kan proposalnya, namun ucapan Daffin se

ntamu membuka

roposal? Arum gatal ingin menumbuk kepala

tak

p

Atau proposal itu tidak d

, dia lebih suka tidak usah lulus sa

di keheningan mencekam itu perutnya berbunyi. Saat

belum

Arum ingin mengucapkan kalimat itu, tapi dia mana puny

ak dan rasa lapar

eori aneh i

rcuma kalau otakmu s

membuat Arum me

yo

anya polos membuat D

nar-benar akan membu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka