MEET CUTE
tanya Luna yang merasa bingung
Dia tampak memutar kembali kejadi
eseorang tela
kah kamu yakin i
" jawabnya sambil menunjuk noda berwar
seksama. Tiba-tiba Luna mengambil benda itu dari tang
i orang yang melakukannya adalah orang yang tadi malam ber
sakit ini untuk mengadukan dia,
Dia duduk termenung. Salah satu tangannya menyentuh bibir
yangkan tindakan tidak tahu malu yang dilakukan oleh orang itu. Luna ti
Sunu yang tidak mengerti tentang kemarahan Luna menghalang
uni tidur malam dengan nyenyak tadi malam?" tanya S
aneh Sunu ketika mengantarkan Runi ke kamar VIP. Ditambah den
un dengan adegan Sunu yang mengincar bibir Runi juga terputar seperti film di dalam bisokop. Emosi Luna sema
harus ikut denganku
au lakukan?
adaku tentang apa yang tel
nnya. Hal itu membuat Sunu semakin tersiksa kare
ari luar. Seseorang tampa
yang sekarang teng
ang sebuah catatan pemeriksaan. Tampaknya Deva akan memeriksa kondisi terbaru dari Runi. Tidak lupa
menyorotnya dan menjadikan Deva seperti seorang pangeran dalam cerita dongeng. Runi t
enangannya. Deva yang melihat Runi diam saja merasa aneh. Mereka berdua saling beradu pandang. Detak jantung Runi men
batan yang sangat sengit. Sisi baik dan si
yang mencuri ciuman pertama milikku," pikir
ng juga?" jawab sesosok wanita yang mirip Runi dengan pakaian dan aksesori
emarin malam adalah ciuman resmi di
ntumu untuk membunuhnya," jawab gadis berbaju hitam
n sesuatu. "Akan tetapi, dia terlihat tidak terlalu
a mencoba membuat Runi kembali fokus dengan pembicaraan me
hitam. Runi mengangguk dan mulai mena
erasa sensasi agak panas di area wajahnya. Deva pun berhenti memandang R
ada di dalam alam pikirannya. Dia berdiri di samp
disengaja, tapi aku akan memberitahumu sesuatu," ucap R
menatapmu," jawab gadis berbaju
k bisakah kau mendengar det
lengkan kepalanya. "Aku hanya
cat bahagia," sahut Runi diakhiri dengan senyum
," ucap Deva kepada
benar rasanya. Dia mungkin punya penyakit rabun jauh seh
ngeluarkan senyuman yang menurutnya paling cantik. Deva memegan
ku ini, aku masih memiliki pesona yang tak terbatas. Itulah diriku yang
utur Deva pendek. Kemudian dia menul
dan genggam erat-
ersenyum. Dia melakukan semua perkataan
. Orang ini pasti mempermaink
an," ka
annya. "Sudahlah. Mungkin dia
ih sakit?" tanya
a keras mengambil perhatian Deva. Namun, Deva tetap mengeluarkan ekspresi di
ipegangnya. "Perhatikan unt
ruangan itu tanpa berkata apa-apa lag
ukan?" tanya Runi tiba-tiba yang
membuatmu tidak dapat mengendalikan segala tindakanmu. Wajar jika melakukan hal-hal yang ber
enganga lebar mendengar jawaban dari Deva. Dia tid
ng aneh? Tidak menyalahkanku? Dia benar-benar luar bia
dia mencoba turun dari ranjang untuk mengejar Deva. Dia tidak
g dokter yang sudah cukup tua. Dia adalah Dokter Juna, kepala dokter rumah sak
lakukan oleh salah satu dokter di rumah sakit ini. Saya ingin mela