True Love
dika. "Tidak takut di
ung jawab pada keputusan yang diambil. Meskipun saat itu,
Gue salut!" Tasdika yang biasanya kony
utusanku menikahi Aini tanpa sepengetahuan orang t
lajar jadi p
*
adi. Berpikir tentang keputusan yang telah ku ambil. Ya, semuanya tak bisa lagi di elakkan, suatu
Pelan kubuka pintu kamar, ingin melihat Aini. Ternyata dia sedang tidur pulas. H
. Ada rasa sayang juga kasihan, iba dan beraneka ragam rasa lainny
yangi wajah cantik itu. Pipinya terlihat tirus, tidak padat seperti dulu. Mata dengan bu
alus itu dengan
aya yang menerangi gelapnya hidupku. Hin
n mencintainya sepenuh hati, yang tanpa syarat. Karena cinta itu tak
begitu cantik. Sekarang dia istriku sah. Tak kupungkiri ada rasa merambat in
ingin memaksakan kehendak. Aku mau dia sembuh seutuhnya, hingga saat itu tiba,
pakan, pikiran aneh itu, Aditya! g
ping tempat tidur. Baju ganti, baju dalam, jilb
ini karena takut terjadi sesuatu. Misalnya aku tak bisa menahan hasratku sebagai
*
pun d
ofa. Perutku terasa lapar, karena dari sore belum makan. Baga
kamar. Baru saja hendak menekan kenop pintu,
dulu, M
sudah pulang dari m
sudah p
Bik Nur punya kunci pintu samping
ak berani bangunkan. Tapi Bibik tadi lihat
h melihat Aini. Rupanya
Bik. Istr
Nur bertaut, dia
ikah darurat, karena ayah Aini meninggal dan beliau menitipkan Aini pada s
long Bibik maklumi k
h Bik Nur sem
kehilangan bayinya dulu dalam kece
u itu. Bik Nur adalah pengasuhku sejak kecil di rumah ora
" seru Bik Nur sambil
sama Ayah dan Mama, ya. Nanti saya
rnya mengerti. "Saya tak
Aku tersenyum lega. "Sek
akang. Dekat
. Makas
angguk seray
arah teras belakang. Di sana
tanya menatap ke arah air kolam yang jernih. Bajunya sudah b
mbil mendekat dan dudu
atapku. Wajahnya sek
ya, semalam?" ta
ngguk sambil meng
arapan dulu, ya." ajakku
iri dan mengikuti lang
annya menyuap makanan serampangan dan cep
endadak kenyang, mel
lan-pelan." Aku me
arahku dengan mul
makannya, biar
r dan tertib. "Nikmati dulu makannya denga
dengan hati-hati dan tidak serampangan. Akhirnya aku
cara makan Aini dalam keadaan
i mengikuti gaya pasien yang terganggu jiwanya. Mereka pasti bertingkah seenaknya, karena ot
*
ke kantor. Gawat kalau mama kembali sidak melalu
ang masuk di meja Bapak," l
l berkas lamaran di meja.. Mataku membulat sempurna,
id
k kantorku. "Apa Sidik merencanakan sesuatu? Seperti y