Young Master's Love
Revan sengaja bertanya lagi
nti menanyakan hal itu dan membicara
askan tante, dengan cara bany
mengubah pola pikir Revan, dan meyakinkan pria muda itu jika kebaikan
berpikir jika Zeana mau menerima pria
lebih aku inginkan darimu?" Zean
ipkan matanya karen
egitu mengerti siapa yang mengajarkanmu hal yang aneh seperti itu. Namun sungguh! Kau memiliki perawakan tinggi tegap yang sangat bagus, belum lagi parasmu yang sangat tampan. Sejak awal aku selalu mengakuinya dan berpikir ... Kenapa sempurna fi
menutupi semuanya. Baginya, seluruh kata-kata Zeana adalah kepalsuan. Bersikap sok baik hanya agar dirinya semakin hormat dan tidak merendahkan l
n tiba-tiba saja melepas kaus berwarna putih yang melekat pas di tubu
ursi kemudi hingga Zeana kini sudah berada di dalam pangkuan Revan. Dan hanya d
Sayangnya, kekuatan Revan sungguh jauh di atas
n berbuat senekat ini setelah Zeana memberi banyaknya kebaikan. Bukan tanpa
ok to
bil. Zeana sontak turun dari pangkuan itu, dan kembali pada kursi kemudi dengan raut marah sekaligus
yang bisa saya bantu?" t
, ada seorang wanita sedang memalingkan wajahnya dengan rambut yang berantakan dan seakan enggan menun
polisi, sekarang juga
a? Ingin sekali Zeana bertanya, namun ia sedan
sambil menyilangkan kedua
melakukan perbuatan tak senonoh di lampu merah ini. Di siang hari, dan tepat di
van dan berpikir jika mereka berdua memang sengaja melakukannya. Gawat! Bagaim
arena kaca film jen
a. "Meski kau adalah seorang petugas, namun aku tida
kesombongan pemuda ini, sedangkan d
ak berubah menjadi berat dan me
cara paksa oleh Revan maksudnya. "Ini adalah bukti yang sangat nyata, dan baru saja aku mengambil gambarnya untuk dijadikan sebagai bukti. Jangan membantah. Segera ikut denganku
an riuh untuk mencari tahu dengan apa yang sebenarnya tel
an mau menjadi wanita murahan yang bisa melakukan apap
ia sadar jika semuanya akan terasa percuma. Pada akhirnya, ia hanya mengangguk sebagai jawab
lah. "Padahal kita berniat untuk berbelanja,
melakukannya, hah? Apa kau sengaja ingin membuatku malu?!" Sambil
e, ak
aginya, Revan sungguh sudah bertind
a-kaca karena rasa bersalah, membuat Zeana terkejut hingga
napa ka
ng sudah Tante berikan untukku, padahal aku bukanlah siapa-siapa. Maafkan aku, Tante. Temanku berkata ... Dengan cara itulah aku bisa mengucapkan te
ah? Pantas saja! Seharusnya ia tahu jika pri