Dalam Belenggu Pengkhianatan Cinta
keseimbangan agar tidak terjerembap karena tersenggol
nannya. Perempuan berambut panjang sepunggung pun m
a, tiga detik pandangan mereka saling bersirobok. Ada desiran hebat me
sambil menunjuk ke arah mahasiswa yang tampan itu. Begitu juga dengan
" ucap lelaki itu mend
engan sedikit terkejut
t sekolah di masa abu-abu putih. Setelah kelulusan masa itu, Didi---yang bernama Rendi K
unan mahasiswa yang silih berganti sibuk membayar pesanan di meja
Hermansyah itu menepis tangan Rendi dari pipi kiri
fa. Milfa spontan merenggut hingga tawa
manyun, gitu
kamu itu ternyata belu
kedua jempolnya. "Dan ... gak akan beruba
pojok kantin. "Duduk, situ!" titah perempuan b
emperhatikan langkah Milfa menuju kerumunan tadi untuk memesan makanan
u bisa ada di sini? Bukannya dulu pamit kuliah
netranya tidak luput dari wajah cantik dihada
l memalingkan muka ke arah lain menghindari tata
aki itu terkekeh. "Oke, aku jelasin. Dengerin baik-baik, ya, anak manis," ucapnya
n candaan Rendi. "Siap, Kakak." Ia pun sengaj
eda karena pelayan kantin datang mengantarkan pesanan ke meja m
enyum. Ada sepiring tahu bakso dan segelas es lemon t
uman kesukaanku yang biasa aku p
rsemu merah jambu. Milfa tidak menanggapi dan segera
rkan dengan seksama. Mereka selingi dengan sese
ng sang ibu. Saat itu istri dari kakak kandung sang ibu meninggal dunia sehingga mereka
k kembali ke kota asal. Rendi yang sudah dua tahun kuliah di Jakarta juga terpaksa mengurus perpinda
api selama dua tahun ini, baru sekara
ya aku butuh pendampingan soalnya masih asin
wa baru, tapi udah tua!" Milf
elah membayar pesanan. Berjalan menyusuri jalan setapak menuju bang
bertukar cerita, sesekali terdengar suara tawa mereka
munikasi lewat aplikasi hijau, baik chating maupun vi
reka jarang berkomunikasi akhir-akhir ini karena kesibukan masing-masing. Rendi pun urung niat untuk member
itu jawaban Rendi ketika ditanya alasan menga
h di sini, ya, Di?" tuduh Milfa sambil meletakkan bokon
kan diri dan ngurus ini-itu di kampus baru. Aku
hanya berbeda kelas karena kelas Milfa sudah full seh
se? Kenapa jadi kamu yang
ga, ya?
n tidak ada manusia lain di sekitar mereka. Sesekali terdiam memperhatikan ik
liah sekarang?" Rendi tersadar
gak apalah bol
nal siswi paling rajin di sekolah b
kiri Rendi yang mengenakan kemeja lengan p
g terkena serangan dari gadis yang berlesung di ked
baru awal pertemuan paling cuma perkenalan sama dosen. K
i sini juga gak apa, sama kamu aj
a!" Kesekian kalinya m
ontan menoleh ke arah seseorang tersebu
sedikit bergeser memberi ruang a
apnya sambil meletakkan
gi ngobrol santai aja. Oh, iya k
berisi daripada Milfa itu mengulurkan
menjabat sambil mengang
uga gak di angkat ternyata asyik di sini." Manik mata
yar ponsel. "Oh, iya, maaf, Za. Hp aku silent ternyata, soalnya tadi niat masuk kelas, tapi mau beli
lupa ubah nada dering telepon dan terpaksa b