Dalam Belenggu Pengkhianatan Cinta
ita berpakaian serba putih khas perawat yang berd
saja. Saya dosen dari pasien Milfa yang bertanggung jawab atas pasien t
, Pak," kata perawat wanita itu sambil menj
dijenguk?" Keiza juga mendekati per
etapi gan
uk. Perawat undur diri karena
Namun, Keiza menolak dengan alasan ia ingin menunggu
Pak. Udah gitu juga jenguknya harus gantian, kan? Jadi, saya masuk duluan aja, Pak. Barangkali Mil
iri bareng Milfa, kan,
ecil lagi, kan, Pa
ang menangani Milfa. Ia mengetuk pintu perlahan sembari me
dan menanyakan kebenaran bahwa Amar adalah penanggung jawab
iza sudah menceritakan detailnya. Amar menceritakan seperti yang ia
ulillah, kondisi pasien saat ini sudah sadarkan diri, tetapi kami masih perlu waktu untuk melihat perkembangannya. Jika sudah stabil, maka pasien bol
ingsan biasa atau gimana, ya, Dok? M
s kami, pasien shock ketika mendengar kabar yang disampaikan padanya, Pak. Sementara itu, pasien sendiri memiliki asma. Kemungkinan ia kehilangan kontrol yang mengakibatkan tersendatnya suplai oksigen ke otak sehi
Milfa yang perlu menjadi perha
penyebab asmanya agar tidak kambuh, misal tidak boleh terlalu lelah dan harus beristirahat
ik, Dok, terima kasih atas
dah menjadi kewajiban kami
*
tempat ia masuk. Namun, berada paling dekat dengan pintu darurat yang langsung menghubungkan ruangan tersebut dengan halaman depan rumah sakit di temp
melihat gadis yang biasanya ceria itu tiba-tiba harus terbaring di
ang mendapati temannya ada di sana. Tersungging seny
eiza sambil meletakkan bokongnya
tiba-tiba dirawat di sini?" Milfa mencoba memutar
dari sini." Keiza mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia tidak mau Milfa memikirkan
dan ingin membahasnya. "Seingat aku,
ya. Soalnya udah ada yang nunggu di luar mau gantian jenguk kamu. Oh, iy
geleng pelan. Keiza melangkah
membalikkan badan da
mau gantian
au yang bawa kamu kemari. Udah, ya, kasihan ka
ang tuaku tahu gak
u kabarin mereka dan Rendi sekalian." Keiza melanjut
hendak menjenguk setelah ini? Beliau yang dimaksud Keiza itu siapa? Sepertin
bilik itu tidak sampai menyentuh lantai sehingga Milfa dapat melihat ke bawah dengan jelas. Le
emeja polos lengan panjang dan celana panjang berwarna gelap. Meskipun be
u tanpa berkedip dan penuh tanya. Wajah heran tidak dapat disembunyi
orang. Ia bahkan tidak tahu apa yang harus dikatakan untuk menyapa. Masih terpaku dan bibirnya kelu bukan karena terpukau dengan wajah dan penamp
mbuka suara seraya duduk di kursi di samping ranjang. Memperkenalkan diri dan bertanya tenta
iau' oleh Keiza. Selain itu, ia pun merasa bersalah karena sempat bolos pada jam kuliah
mata. Sekilas teringat dengan perkataan Keiza yang mendeskripsikan dosen itu dengan sangat spesial. Te
keluargamu. Mungkin sebentar lagi, pihak rumah s
sehat, saya ingin pu
rena mereka lebih tahu keadaanmu. Oh
ang lama gak kambuh, tetapi bel
membawa kursi roda. "Permisi, Pak, kami akan memindahkan pasien
lakukan pekerjaan mereka. Sejurus kemudian, kursi roda yang membawa Milfa di dorong oleh perawat
yang tidak begitu besar, sudah cukup nyaman untuk dihuni. Ada dua ranjang kosong dalam ruangan tersebut
Sesaat setelah dirasa aman, Amar pun pamit untuk kembali ke kampus melanjutkan tugasnya mengajar. Ia sudah membat
ni." Amar menyodorkan kartu nama berwarna biru muda. Kemudian beralih memandang Milfa
lamat rumah dan kantor serta nomor telepon yang dapat dihubungi. Ia merasa senang mendapatkan
a kasih kepada Amar. Keiza mengantarkannya sampai
eg-degan terus selama Pak Amar di sini." Keiza berusaha mengatur nap
Keiza yang dirasa lucu baginya. "Bau-baunya kam