Dalam Belenggu Pengkhianatan Cinta
us di depan pintu, ya?" sindi
u sampai lupa saking asyiknya." Ib
seperti dulu sebelum berpisah sementara. Ibu Siska lebih mem
a. Ia sangat akrab dengan Ibu Sisk
sini. Kasian kalau Mama sampai khawat
ebuah pesan di aplikasi hijau untuk sang Mama. [Ma,
ang. Kamu hati-hati. Jadi, mereka sudah balik
yang lalu. Nanti Fafa ceritain
ska. Mereka asyik bercengkerama sambil menikmati secangkir
asjid perumahan. Sementara, Ibu Siska m
g. Sementara, Rendi minta izin ke kamar untuk mengga
Allah kalau ada waktu pasti main lagi."
." Ibu Siska dengan gamis hijau muda dan jilbab senada menarikny
masuk rumah, baru kamu boleh pergi." Nasihat Ibu Siska p
mat. Rendi menjawab dengan gaya prajurit yang mendapat titah da
Namun, Milfa menolak dengan alasan ia sangat lelah dan besok ada jadw
*
asa ojek online. Motor matic-nya sudah lebih dulu terp
ang dari tadi pagi di situ." Keiza terkekeh. Ia
tasi kampus. Mereka segera berangkat dengan berboncengan menuju kampus. Hanya beberapa menit saja mereka sudah s
. Beberapa pasangan mata membidik kepada mereka sambil berbisik
gak?" bisik Milfa mendekatkan w
iza berusaha memberi sinyal melalui manik mata Milfa yang mengata
ih menunggu jawaban Keiza. Gadis itu menaikkan kedua a
Milfa dan membawanya ke ujung lorong kamar kecil. Keiza celingu
t lagi!" Milfa sewot karena tidak segera mendapatkan jawaban dan tingkah an
pan bibirnya agar Milfa segera diam. Milfa semakin di buat kebi
a. Ia lebih tampak seperti orang yang sedang cemas dan terlih
an setengah berbisik. "Cerita, dong,
u mendekatan ke wajah Milfa dan berkata pelan. "Itu masalah
yang membelalak. Ia sampai tidak dapa
lah dari temen kos. Ternyata mereka udah pada tahu kejadian itu. Parahnya, v
lfa limbung seper
tuh ke lantai terutama bagian kepala. Ia menepuk-nepuk pipi peremp
. Gadis itu terus memanggil nama dan sesekali menggunc
ir Milfa membiru. Ia segera berlari ke luar lorong
taknya berdampingan dengan toilet wanita. Tanpa pikir panjang, segera menghampiri dan men
r, tolon
hadang seorang mahasiswi. Melihat wajah gadis dihadapannya sangat
en muda itu berusaha
mengarahkan telunjuknya k
" Dosen tersebut mengangkat kelima jarinya yan
a yang tersengal-sengal. Ia berkata dengan susah payah. "Tem
erseru, "Astaghfirullah, kenapa bisa pingsan di sini?" Amar menepuk-nepuk p
aya khawatir karena pingsannya
jah manis itu terlihat pucat. "Ya, udah, yang penting kita bawa ke rum
itu membopong sang sahabat. Mereka bergegas berjalan dengan
kang mobil sport warna merah miliknya. Kei
at parkir kendaraan roda empat yang juga berlokasi di sana. Amar dengan cekatan duduk d
keadaan Milfa. Amar fokus menyetir, sedangkan Keiza masih mencemaskan keadaan
Milfa, ia merasa tidak asing dengan wajah itu. Namun, tidak ingat pernah melihat di mana. Mu
enti di sebuah UGD rumah sakit yang terdekat dengan
sehatan. Amar dan beberapa perawat lelaki membantu memindahkan gadis yang mengenakan celana hitam ber
za untuk menunggu di situ karena ia akan mem
r?" tanya Amar setelah
, Pak. Dokter belum keluar," jawabnya dengan wajah sendu. "Emh, maaf, Pak Ama
a urus sekarang karena saya ga
sakit. Keiza yang dominan menjawab semua identitas Milfa sehingga Amar jadi t
eiza untuk duluan karena ia akan menelepon seseorang dulu. Lela
? Saya sedang di luar ada urusan mendadak. Nanti kita agendakan untuk
n memberi jarak. Amar berusaha mencairkan suasana dengan bertanya nama Keiz
ristiwa Milfa pelukan yang direkam oleh mahasiswa jahil sudah tersebar. Ia
asti Milfa shock dengan berita itu," batin Amar kemudian menoleh ke arah Keiza. "Jadi, kalian mahasiswi kelas saya
pernah terbayangkan dirinya dapat berbincang sedekat ini dengan dosen favoritnya. Buk
Amar juga menyadari hal itu, tapi karena sudah terbiasa mendapati mahas
mpau asyik dengan pikirannya masing-masing sebelu
ita berpakaian serba putih khas perawat yang berd