Dalam Belenggu Pengkhianatan Cinta
adi yang narik handuk di mukaku. Udah bagus aku
ngesan dan menatap aneh pada dirinya. Ketika dirinya melemparkan handuk, pria itu memang sengaja menutupi wajah
ung aja? Kalau gitu, kan, aku
ng langsung pasti kamu bakal nu
eliti alias ceroboh dalam berpakaian. Dirinya terburu-buru hingga melupakan hal yang penting. Rasa sesal berjejal di kalbu. Begi
a spontan menoleh ke sana un
khas anak kecil yang mengadu ke orang tuanya jika sedang bertengkar dengan teman berma
tulan banget, kan? Ya, udah, langsung mama tinggal ngurus admini
au dalam hati tidak menerima tindakan mama. Andaikan mama memb
Ma? Kita pulang sek
as, terus langsung pul
*
ar sambil menyantap menu sarapaan yang d
anyaan sang putra tunggal. Pandangan fokus menatap wajah anaknya, mengernyit
rah ke makam Papi. Lama k
rat sembari melanjutkan kalimatnya, "Tapi, mami masih sibuk di kantor. Kamu,
hari libu
tersedak. Amar dengan cekatan menyodorkan segelas air mineral p
pelan a
wanita yang mengenakan blazer biru
Mami beneran gak bi
hari ke depan mami ada jadwal ke luar kota lagi. Ada meeting k
awaban mami. Ada rasa kecewa, tapi ia
eburu kangen sama Papi, ka
ha menutupi rasa kecewa dengan seulas senyum karena tidak
ian, mereka bersiap berangkat. Amar berangkat menggunakan mobil sport yang memiliki warna kes
tuk sekadar mengantar saja jika sedang longgar kemudian kembali lagi ke rumah. Begitu juga ketika sore saat pulang kerja, maminya sela
gguna jalan rata-rata adalah orang-orang yang berangkat kerja mencari
na-mana gak ngerepotin kamu seperti sekarang," uca
utnya sambil tetap fokus ke depan t
pi-
lagi. Cukup sekali itu!" Amar memberi penekanan pada ka
u ketika dirinya pulang kerja. Sempat mengalami kritis. Cindy berusaha memaklumi kekhaw
kan jawaban yang sama dari putranya. Kali ini Cindy berusaha untuk mengalah. Tidak m
ah wujud kasih sayang Amar pada dirinya. Wanita ber
tepat di depan bangunan bercat jingga yang ter
ngamati langkah Mami Cindy berjalan sampai menghilang di balik pint
at di halaman parkir yang disediakan kampus khusus untuk dosen dan pejabat penting lainnya. Turun dan ti
dapan Amar dengan terburu-buru. Wanita yang berjalan seorang diri dengan setengah berl
" pangg
sesaat, lalu menoleh ke a
akan keadaan Milfa. Keiza memberitahu bahwa pagi in
u-buru karena ada ke
dor kampus. Keiza memang terburu-buru karena ada jadwal kelas dengan dosen yang terkenal d
*
bangunan berlantai dua yang tidak kalah mewah dengan milik Rendi. D
un tangan untuk mengambil alih membawakan koper ke dalam r
dulu aja. Nanti kalau mau minum atau makan ambil atau bikin sendiri
adahal udah dua tahun Didi gak main ke sini. Makasih, ya Ma." Rendi terharu
Rendi dengan sebutan ibu seperti Rendi memanggil ibunya. Rendi pun begitu, memanggil ibunya Milfa dengan sebutan mama seperti
n di dapur. Rendi membantu gadis pemilik rumah membawakan dua stoples berisi keripik pisang dan kacang
i lantai satu, lalu pergi ke kamar pribadi di lantai dua hendak membersihkan diri d
naknya, tidak dapat tidur nyenyak. Namun, pandangannya tertuju pada sebuah benda di atas nakas yang terletak di samping ranjang k
ilfa nginep di rumah sakit dan baru pulang. Lagi pula, kemarin sebelum ke rumah sakit aku sudah membereskan rumah dan