icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dalam Belenggu Pengkhianatan Cinta

Bab 7 MILFA KEMBALI KE RUMAH

Jumlah Kata:1404    |    Dirilis Pada: 10/07/2022

adi yang narik handuk di mukaku. Udah bagus aku

ngesan dan menatap aneh pada dirinya. Ketika dirinya melemparkan handuk, pria itu memang sengaja menutupi wajah

ung aja? Kalau gitu, kan, aku

ng langsung pasti kamu bakal nu

eliti alias ceroboh dalam berpakaian. Dirinya terburu-buru hingga melupakan hal yang penting. Rasa sesal berjejal di kalbu. Begi

a spontan menoleh ke sana un

khas anak kecil yang mengadu ke orang tuanya jika sedang bertengkar dengan teman berma

tulan banget, kan? Ya, udah, langsung mama tinggal ngurus admini

au dalam hati tidak menerima tindakan mama. Andaikan mama memb

Ma? Kita pulang sek

as, terus langsung pul

*

ar sambil menyantap menu sarapaan yang d

anyaan sang putra tunggal. Pandangan fokus menatap wajah anaknya, mengernyit

rah ke makam Papi. Lama k

rat sembari melanjutkan kalimatnya, "Tapi, mami masih sibuk di kantor. Kamu,

hari libu

tersedak. Amar dengan cekatan menyodorkan segelas air mineral p

pelan a

wanita yang mengenakan blazer biru

Mami beneran gak bi

hari ke depan mami ada jadwal ke luar kota lagi. Ada meeting k

awaban mami. Ada rasa kecewa, tapi ia

eburu kangen sama Papi, ka

ha menutupi rasa kecewa dengan seulas senyum karena tidak

ian, mereka bersiap berangkat. Amar berangkat menggunakan mobil sport yang memiliki warna kes

tuk sekadar mengantar saja jika sedang longgar kemudian kembali lagi ke rumah. Begitu juga ketika sore saat pulang kerja, maminya sela

gguna jalan rata-rata adalah orang-orang yang berangkat kerja mencari

na-mana gak ngerepotin kamu seperti sekarang," uca

utnya sambil tetap fokus ke depan t

pi-

lagi. Cukup sekali itu!" Amar memberi penekanan pada ka

u ketika dirinya pulang kerja. Sempat mengalami kritis. Cindy berusaha memaklumi kekhaw

kan jawaban yang sama dari putranya. Kali ini Cindy berusaha untuk mengalah. Tidak m

ah wujud kasih sayang Amar pada dirinya. Wanita ber

tepat di depan bangunan bercat jingga yang ter

ngamati langkah Mami Cindy berjalan sampai menghilang di balik pint

at di halaman parkir yang disediakan kampus khusus untuk dosen dan pejabat penting lainnya. Turun dan ti

dapan Amar dengan terburu-buru. Wanita yang berjalan seorang diri dengan setengah berl

" pangg

sesaat, lalu menoleh ke a

akan keadaan Milfa. Keiza memberitahu bahwa pagi in

u-buru karena ada ke

dor kampus. Keiza memang terburu-buru karena ada jadwal kelas dengan dosen yang terkenal d

*

bangunan berlantai dua yang tidak kalah mewah dengan milik Rendi. D

un tangan untuk mengambil alih membawakan koper ke dalam r

dulu aja. Nanti kalau mau minum atau makan ambil atau bikin sendiri

adahal udah dua tahun Didi gak main ke sini. Makasih, ya Ma." Rendi terharu

Rendi dengan sebutan ibu seperti Rendi memanggil ibunya. Rendi pun begitu, memanggil ibunya Milfa dengan sebutan mama seperti

n di dapur. Rendi membantu gadis pemilik rumah membawakan dua stoples berisi keripik pisang dan kacang

i lantai satu, lalu pergi ke kamar pribadi di lantai dua hendak membersihkan diri d

naknya, tidak dapat tidur nyenyak. Namun, pandangannya tertuju pada sebuah benda di atas nakas yang terletak di samping ranjang k

ilfa nginep di rumah sakit dan baru pulang. Lagi pula, kemarin sebelum ke rumah sakit aku sudah membereskan rumah dan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka