Please, Stay With Me!
am
pat nilai de
papun yang mendengar seketika menoleh. Senyum semuanya
a yang kini berjongkok, menatap anak lak
h,
Tapi Mami mau beli bunga dulu. Kamu dud
engangguk, menyetuju
nya ya? Dirangkai, sa
ba
a di depannya. Masih dengan perasaan bingung Rain bu
tapi saya mau
buru dia meminta maaf kepada pelanggan di depannya. Untung saja pelanggannya santai, tidak emosian. K
am
natap sang putra yang kembali
buat Aunty
umah Aunty Gina, ma
si
m masam, sesekali dia mengesampingkan Rambutnya yang menutupi wajah. Rain mencoba untuk tenang, mencoba untuk fokus tanpa terk
tenya yang s
Biar say
putri pertamanya, semoga
ata jarinya menulis, konsentrasi Rain seketika pecah, tangannya bergetar sampai susah untuk menulis. Dalam hati Rain mencoba tenang,
lesaikan ya, Kak? Kak
ngguk lalu menyerahkan buku dan juga pulpenny
gat paham kenapa Rain seperti itu. Sebetulnya sudah sejak tadi Dina menatap Rain, namun dia
napa ya? Apa saya
an di depannya. "Engga, Bu, Kak Rain lagi k
a menoleh ke arah belakang, rasanya kasihan ingin sekali menemani. Setelah
ina memilih diam saja sambil berfikir
, Di
Fra
enyum lebar. "Raina ada di sini? Tad
in ada, lagi di
gitu, aku
ina, Frans melangkahkan kakinya masuk ke dalam lalu menuju ke halaman belakang. Rasanya sudah lama Frans tidak ke sini, i
tengah berdiri menikmati hembusan angin. Tubuhnya terlihat kokoh, pun tidak
disesalkan. Lo bisa berdiri sam
cerianya semua masalah dianggap ga ad
il menyandarkan kepalanya di pundak kokoh milik Frans.
, Raina. Kalaupun dia mau mundur
iri yang minta d
e dia. Dia masih mau sama lo? Itu t
angat malas dengan pembahasan ini, tetapi mau bagaimana lagi? Tangan dingin Rain
ain. Lo mau nangis? Silahkan nangis se
tap lekat Frans. "Lo mau anterin gue ga?
s mengangguk, senyum Rain langsung mengembang dengan sempurna. Sambil menunggu Rain
ai,
Kak Rain mana?" Dina menoleh ke
pa ya kita tinggal dulu? Bisa handl
Frans. Walaupun begitu, Dina tetap mengangguk patuh. Frans
ga lama sih, nanti Silla juga dateng ke sini," uja
mengangguk ke arah Rain. "Aku bisa sendiri,
alau begitu aku sama
k tajam. Menjahili Dina memang menjadi hobi baru Frans saat ini kalau datang ke toko bunga. Tid
ng
ada? Bisa dibabat habis hidupnya oleh Haikal. Mungkin yang
kakan pintu penumpang. Namun baru saja Ra
a lagi,
ita pergi. Katanya mau ketemu Ale
*