Please, Stay With Me!
lang agak malam, maaf jadi ga bisa jem
kembali wajahnya di atas meja. Hari memang sudah malam, tetapi Rain sangat enggan menutup toko bungan
un
turun dari lantai atas membuat Rain tersenyum lalu menerima tubuh mungilnya untuk duduk dipangkuan. Ra
ng? Aunty Si
bobo, habis k
memang angkuh, tetapi pasca insiden tiga tahun lalu
umah aunty atau mau di
e arah belakang untuk menatap Rain. Senyum Raihan
nya. Walaupun begitu, baik Rain ataupun Haikal sama sekali tidak keber
au gitu? Abang bangun aunty Si
an Raihan aman naik ke atas, Rain mulai merapihkan tokonya. Tadi sebelum Dina pulang, wanita itu sudah lebi
buru dia kembali ke meja lalu melihat siapa yang meneleponnya. Sebelah alis Rain
epon aja lama? Biasanya j
cara di sebrang sana sudah lebih dulu menghentaknya tanpa salam. Rain
kumsala
heh
elamat malam, ada y
stomer service
in terangkat, dia memijat-mijat pan
k dianggurin? Lagi apa
Kalau dia bilang belum, sudah bisa dipasti
udah satu ja
a gue lagi mood buat ngom
luar atau di rumah? Kalau emang di rumah nanti gu
pare habis itu pulang.
u
aikal yang seperti itu, tetapi tetap saja rasanya sangat kesal. Rain menaruh ponselnya kembali, lal
kejebak macet karna ad
*
ataupun dengan wajah dingin karena banyaknya masalah. Akan tetapi semua itu bisa Rain atasi secara perl
n terlipat di dada sambil menatap gerak-gerik Ha
lo tau dosa ga? Heran, ga p
arahnya. Masih dengan senyum mengembang, tidak lupa alis yang turun naik membuat seluruh tubuh Rain menya
ah kamar mandi, dia sangat berhara
n saja ada. Tenang saja, semua aman! Haikal kembali mendekat, namun belum sempat t
s itu gue si
udah mandi, lo dari lua
h, yang ada dia semakin senang menggoda sampai ist
api sayangnya gue makin gemes, jadi gimana dong?" Haikal menarik
i di bawah tubuh Haikal. "Mandi ga? Lo tuh kenapa
e gimana? D
Lo juga seringnya numpukin d
memalingkan wajahnya ke arah lain saat dirinya mulai meng
.tok.
menggeram karena kesenangannya terusik. Baru sa
un
ty R
awa ketika Haikal mengumpat kesal. Baik, sepertin
a sih ya Tuhan
un
ubuhnya dari Rain lalu dia kembali berdiri dengan tegap, "pus
kal. Dengan dramatis dan wajah sok memelas Rain menepuk punda
ndengus kesal sambil terus menatap Rain y
lahir dengan sempurna, mereka akan seperti Raihan saat ini, mungkin saja bisa lebih rusuh. Fikiran Haikal kembali melayang saat Aletta menghembuskan napas terakhir di dek
rut dengan kesedihan. Karena kalau sampai Rain tahu, pasti dia akan menyalah
i tingkahnya sangat menggemaskan. It
siapin makan," ujar Rain sambil menutup pintu,
*