Please, Stay With Me!
erapa kali. Walaupun sudah sering menggoreng ayam, tetap saja d
gi-pagi? Tumben, bia
ah belakang. Alih-alih senang, Rain justru memukul pe
tuh lo mau ta
e peluk, erat lagi," ja
e sini? Jam b
al
H
di punggung gue, sadar d
enggan berpaling. Masih dengan mata memejam Haikal terus mengikuti pergerakan Rain. Rasanya sangat percuma
n karena pergerakan masaknya akan terganggu, tetapi Rain juga tidak mau munafik kalau dia senang dengan hal-hal
kan tubuhnya ke arah sang suami. Melihat kedua mata suaminya ma
tuk ngapain
mpa ga ada lo
i itu hara
gi yang Haikal dustakan? Rasanya sangat bahagia ketika matanya terbuka, wajah Rain yang terlihat. Ked
iya lupa, lo 'kan lebih suka aksi ya dari pada gombal?" Belum s
un
kal, lalu dia menatap ke arah samping dengan wajah panik. Mel
-kamu uda
h, a
ngan kencang. Mampuslah sudah, bagaimana kalau Raihan melihat adegan tad
a Rain dengan hati-hati. Dalam hati Rain teru
adi aku nyari
ercipta. Seperti tidak terpengaruh dengan kepanikan Rain, Haik
apain ke
Haikal dengan wajag polosnya yang
g makan? Ruang tv? Kenapa
nya aunt
dengan Ibunya yang super nyolot! Perdebatan kecil yang semakin memanas memb
ian baik
ap terulur kepada Raihan membuat Rain mengulum bibirnya menahan tawa. Sumpah, Rain me
un
, Ba
A
han dengan horor. Tangannya sejak tadi terulur, namun an
edua? Rain menghela napas sambil me
Raihan menunjuk ke arah k
n menurunkan Raihan dari gendongannya, lalu dia mangangkat ayam tersebut. Merasa situasi mulai terbalik, Haikal mulai
ika
*
yang ne
pati sang istri tengah me
an
kap seperti apa yang harus Rain berikan saat ini. Sedangkan Haikal, tanpa menoleh pun dia sudah tau
Rain. Gue sama dia ga ada apa
al
etelah memakai jas yang Rain berikan, dia menoleh
rsaan lo s
aan gi
alu dia melangkahkan kakinya ke luar. "Bukannya kalian s
au terbagi, Raina. Lo dapet omongan ga enak dari mana lagi? Oma?" Hai
engitan di sana. Rain tetap dengan keteduhannya, sedangka
usah sambungin ke siapa-siapa. Kenapa l
ta Oma. Mereka ga berhak ikut campur, karna bahagia gue cukup ad
gat dengan pembahasan Dewi, Omanya Haikal. Wanita paruh baya itu sangat kesal saat tahu Rain kembali gagal menjaga Aletta. Dari kejadian itu, Rain selalu disindir, bahkan Dewi t
berniat mendekatkan Haikal dengan Hana. Hancur? Tentu saja. Tetapi it
mending lo berangkat, ini udah siang." Rain
gang menatap Rain dengan lekat. Tidak ada kemarahan di mata i
lagi deh gue ba
maafi
*