Suara Desahan Di Kamar Maduku
olah sudah usai. Aku pun bergegas kembali ke ruang guru untuk mengembalikan peralatan mengaja
jid di dekat sini. Aku tidak pernah mau melewatkan kewajibanku meskipun sedang si
anku, aku pun kembali menjalankan mo
ka pintu gerbang. Dahiku mengernyit saat melihat ada mobil yang biasa mami pakai. Benar saja
rena aku yakin akan ada perdebatan sengit nanti. Selama delapan tahun aku berumah tangg
ing perlakuan mas Satria padaku tetap
mengipas-ngipaskan topi ke arah wajahnya untuk mengura
lama,
ni baru saja sampai sepuluh m
a, Pak. Kalau haus bisa amb
embali melangkah meninggalkan p
am rumah. Aku memang membiasakan mengucap s
g duduk di sofa dengan melirik sinis padaku. Terl
mengambil punggung tangan mami dan menciumnya dengan takzim. Meskipun mami selalu me
mpir dulu ke masj
malah baru datang!" ketus mami padaku. Aku menatap mami dengan t
ukankah pak Yadi barusan ngomong kalau
menit sebelum aku sampai," sanggahku pada mami yang membuat mata mami ke kanan dan ke kiri. Aku tahu dia pasti ingin mencari alasan untuk tetap memojokkank
itu benar! Kamu lebih percaya sama si Yadi it
ari jam berapa ke jam berapa. Lagian memangnya ada apa sampai Mami menunggui Laras segala?" tanyaju tanpa basa-basi
ng kini juga sudah melotot menatapku. Aku mendengus kesal ka
ek pulang kerja kok malah diomelin gak jelas hanya karena pe
enghadapi nenek tua di depanku ini. Kalau dia bukan ibu dari suami
-sopannya. Entah apa yang dilihat dari perempuan s
enaknya saja dia mengataiku di depan si Maya. Kulihat Maya juga semakin meleb
h sampai di ujung kepala. Aku masih waras dan sada
mertua yang terhormat datang ke rumahku?" Aku be
danya Satria kamu harus tetap baik sama Maya. Mami gak mau lagi dengar Maya menangis di pangkuan Mami karena ulahmu yang semena-mena pada May
a sama mami. Cih, mereka pikir aku akan takut dan menan
u sebelum aku menj
a aduan jalang kecil ini?" tanyaku sembari menatap tajam
ati kamu kalau bicara. Apa maksudmu
n kemaluannya di depan teman prianya lewat video. Apa namanya, Mi? Terserah Mami mau percaya sama Laras apa enggak. Tapi
l
ng di pipiku. Kurasakan perih di sudut bibirku yang kurasa sud
i sembari jari telunjuknya mengacung padaku. Mami lantas pergi m
mobil milik mami dan aku yakin mereka past
yandarkan kepala lalu memejamkan mata untuk m
k tumpah. Akan tetapi, sia-sia saja, air mata iu
rat cobaan yang engkau berikan padaku. Ingin rasanya aku menyerah dengan pernikahan ini kalau saja
dan ingusku dengan tisu yang ada di atas meja. Setelahnya kuambil ponsel di dalam ta
tanganku menutup mulut karena hampir saja terpekik saat melihat isi pesan itu tern
aga