Suara Desahan Di Kamar Maduku
A
hku mendidih. Refleks tanganku menampar kuat pipinya hingg
ran untuk menerkam. Karena sekali saja kau terkena gig
kira dia siapa bisa seenaknya saja berbuat. Meskipun dia adalah pilih
. Tamu yang kapan saja jika si pemilil rumah menghendak
istri pertama yang diam saja ketika ditindas. Meskipun mami menyanjung dan menyayanginya sekali lagi aku tida
tenggorokanku terasa kering, kuelus dadaku agar sedikit bisa menghilangkan sesa
du modelan kentut begitu, bikin sebel aja." Aku masih saja terus menggerutu. Ent
yang menjijikkan itu. Akan tetapi, setiap kali aku mencoba memergokinya tapi aku tidak menemukan apa pun. Hah, sepertinya dia memang pintar beesan
melihat ke layar ponsel ternyata jam sudah di angka dua. I
size yang ada di kamarku ini. Tempat di mana aku ne
pulang adalah hal yang membosankan bagiku. Inginku kamu ada di si
k-baik saja dan juga harmonis. Aku pun memutuskan untuk me
*
masuk ke cela-cela hordeng kamar mem
ngan Maya membuatku menjadi ngantuk begini. Kulihat jam di ponsel dan menunjukkan
goreng seafood kesukaanku. Aku pun mendaratkan bokong di atas kursi m
bar roti tawar dengan topping telur dan keju atau pun nasi goreng seperti ini
ku pasa asisten rumah tanggaku di sel
i jadi mungkin bangun siang kali," jawab mbak Nur
subuh gak, Mbak
Soalnya dari tadi saya di sini enggak a
kir dia siapa? Kalau dia tidak tinggal di sini kalau tidak sholat itu sih bukan urusanku. Akan tetapi, karena dia
iba saja perutku tidak lapar lagi. Aku mengambil tas kerjaku karena kebetulan hari juga sudah siang. Sembari aku ingin b
o
o
o
bangun
erdengar kalau Maya sudah bangun. Lagi, aku kembali mengetuk
o
o
o
a. Tidak lama kemudian terdengar suara kun
gu orang tidur saja? Berisik tau gak!" sentak Maya semba
! Buruan bangun! Kalah tuh kamu sama ayam. Ayam saja pagi-pagi sudah eker-eker tanah buat cari makan. Lha ini kamu masih as
i kan belum jam sepuluh juga. Gak
aku tidak mau kalah dan tentunya tidak kehabisan akal. Aku berjalan kembali ke arah dapur. Kuambil teko
ur
" pekik Maya sembari melotot ke arahku. Namun, aku sama sekali tid
akan aku siramkan ke tubuh kamu. Buruan
gannya hingga membuat
t sih. Dasar rese! Awas s
t?! Sana pergi dari rumahku ka
a ada asisten rumah tangga. Lha kalau dia di rumahnya sendiri kan dia harus serba sendiri mengerjakannya. Ak
sudah seperti gudang sampah! Awas kala
arena aku harus segera berangkat ke sekolah sekarang juga. Aku