Salahkah Aku Mendua
bersiap pergi ke perusahaan. Ia menatap Tristan yang masih tid
tu, sama seperti yang biasa dilakukannya setiap pagi. Bahkan Astrid membuat
h bangun?" tanya Ambar ketika melihat As
jawab Astrid, membetulkan arloji di pergelangan tangan, sebelum
ya, katakan saja aku sudah berang
akkan pernah terlontar dari bibir Tristan. Pria itu tak per
kanan yang kemarin dimasaknya masih ada di meja, sepertinya Ambar memang sengaja tak membersihkan. Astrid
ala pelan, merasa kasih
ang jadi Nyonya, mungkin aku akan memili
un dari lelapnya. Ia memegangi
ristan saat terbangun, di kepala pria
ka berada di rumah. Ia lantas bangun, duduk di te
umam Tristan masih menekan
dirinya. Namun, Tristan harus menelan kekecewaan karena tak ada satu pun
viana, tapi sayangnya ta
nya setelah berkali-kali tak m
l ke atas nakas. Ia melihat secangkir kopi di sana, tapi raut w
perhatian padaku!" gerutu Tristan, selalu menganggap apa pun y
udian melihat pakaian yang s
r aku akan memaka
minum kopi buatan Astrid, bahkan mengenakan pakaian lain di lemari karena enggan membuat senang Astrid yang
pa Ambar ketika melihat
haman yang terdengar unt
a akan menyiapkannya," kata
, melihat banyaknya menu maka
kan di rumah!" tolak Tristan, sebelu
a mungkin selalu kecewa niat baiknya menyiapkan makanan tak pernah dianggap, lantas Tristan juga selal
tan. Ia sengaja tidak menjawab panggilan itu, merasa jika butuh menarik-ulur Tristan agar bisa terus bersama
dan menginginkanku? Lalu, seberapa be
ggak minuman di gelas
jika pria itu pasti akan datang karena Viviana sengaja tak menjawab panggil
pura berbaring, bahkan membuka sedikit kimono bagian pundak yang menutup ling
istan mencari ke
ri kelopak mata. Ia lantas menyenggol dengan sengaja gelas kaca di meja, menci
dengar suara pecah, lantas ber
i, tepat di atas pecahan gelas kaca. Tristan yang dibutakan cinta, langsung mengh
?" tanya Tristan, menatap wajah b
iviana menangis dan m
m sudah membuatmu marah," uc
ggilku perebut suami orang, Tris. Padahal kamu tahu, jika aku hadir terlebih dahulu
is, hingga kemudian memeluk erat tubuh wanita itu, menghidu
akan kehilangan posisiku di perusahaan. Aku tidak mau hal itu terjadi, bagaimana bisa aku memberimu kebahagiaan jika tak memi
ia itu begitu merasa bersalah padanya. Ia lantas memasang wa
inta padanya." Viviana bicara sambil menyentuh pipi Tristan, bahkan dengan sengaja menjatuhkan kimono yang tersemat di punda