Salahkah Aku Mendua
saat se
berjalan dengan anggunnya menyusuri koridor sebuah perusahaan.
Wanita yang memakai lipst
janji?" tanya s
n kedua telapak tangan untuk bertumpu di mej
pa aku, 'kan! Apa masih perlu aku membuat janji
gatakan kalau Tristan ada di dalam. Gadis itu tahu kalau Vivian
da mengejek, lantas masuk ke
epat menuju meja kerja Tristan, bahkan tanpa ragu duduk di pan
u datang?" tanya Tristan dengan kedu
zin, hah?" Viviana dengan centilnya mengedipka
ar," ujar Tristan
ikan wanita itu?" tanya Vivian
," jawab Tristan yang kesal karena tidak berhasil me
ia?" tanya Viviana yang seakan ti
ng bisa kita lakukan agar dia mau menandatangani sur
tanya
n sekretarisnya, hingga Tristan memiliki ide gila agar
ab Tristan seraya me
enatap daun pintu yang mungkin saja sedang menutup p
ngung karena satu atasannya, sedangkan satu
siap untuk mengetahui fakta yang mungkin tidak seharusnya diketahui. Membuka pintu itu pe
ihat adegan ciuman panas yang sedang dilakuka
encium bibir Viviana begitu ganas, bahkan tangannya
ap santai dan tidak terkejut meski rasanya ada se
tak langsung menatap Astrid tapi
ah berbisik, akhirnya tahu maksud Tristan, mereka
Tristan dengan sengaja
seakan malas dan bersika
ir, seakan sedang memperlihatkan kalau bibir itu baru dimanjakan. Viviana melirik penampilan Astrid yang
anya Tristan yang langsu
u angkat," jawab Astrid seraya berjalan
a kemudian melirik bibir Tristan yang terdapat bekas lipstik Viviana. Ia men
Tristan kasar. Menatap kesal
sampai karyawanmu mengetahui apa yang kamu lakukan," ucap Astrid yang tentu saja mengandung nad
iucapkan Astrid, hingga mengusap permukaan bibir
kedatangannya pasti tak diharapkan, tap
tan sekali lagi. Pria itu mas
siang bersamanya sekarang," jawab Astr
lagi Tristan membahas masalah perceraian. Dalam pikirannya seka
tang untuk melegakan hati Mama, atau kamu mau kalau Mama mengadu p
bawah pengawasan ayahnya. Tentu saja Tristan masih harus merasa takut jika posisinya ter
ku akan segera menyusul!" p
kendali sang ayah. Andai saja perusahaan itu menjadi miliknya, serta memiliki separuh saham perusahaan itu, pa
yang ternyata duduk di kursi depan meja se
a mengejek Astrid yang kelua
, memilih langsung berjalan meninggalkan
luar dari ruangan, tentu saja hal
merangkul lengan Tristan. Wanita itu ter
gan berat hati menjawab, "Maaf, aku ada perlu deng
k, menghentakkan dua kak
Viviana yang langsung melepas lengan Tristan
a mencintaimu, bagaimana bisa kamu menuduhku mencintainya, hmm?" Tristan m
iba-tiba menyukai Astrid. Meski tidak suka, tapi Vi
n menemui orangtuanya?"
iakan, hingga akhirnya Vivian
elus dada, merasa heran
man rubah? Kenapa pula Bu Astrid sangat baik dan penyabar, coba kalau aku. Sudah a