Hati Lunara
eka lagi, Luna disana masih dengan
nya dengan heran. Luna dengan spontan melakukan gerakan sekali mendongak dengan
khirnya Luna be
gi nonton konser, ngapain loe cengar – cengir g
k nyangka aja" jawabnya sambi
lagi Vani yang ma
i. Secara gue tuh gak belajar sama sekali Van apalagi gurunya nakutin banget, bisa
ukum gini haha belom pernah seumur – umur
leng samar
a? Loe sakit atau gimana semalam
ya kali gue bisa nahan buat gak baca sesuatu yang berkaitan ama puisi plus Muf In Rosas! Wahhh" Luna bercerita
. Sahabatnya ini benar – benar pencinta puisi sejati. Luna memang peng
beberapa penghargaan berupa piagam hingga piala atas nama Lunara Ustman di ru
5 buku. Nah salah satu dari 5 itu ada gak bukunya
il mencoba meng
engulang agar Vani tidak lupa lagi. Bebe
emana – mana loh nyarinya tapi gak nemu juga, padahal gue penasaran banget isi puisinya gimana
saling membisu dalam posisi hormat seperti sebelumnya
k bergeming, justru Vani
una mengingat yang ia tau Luna dan Juan hany
tambah Vani yang kini beralih pada Juan di samp
a dia" Kalimat itu masuk begitu tajam ke telinga Vani, Luna yang berada di tengah mereka m
uan dan Vani berlanjut sem
oleh Bu Ambar. Maka yang terjadi selanjutnya adalah huku
kenapa di awal chapter Juan dan Vani keliatan berantem mulu.
*
cerita kejadian yang di alaminya hari ini di sekolah. Oh ya, Luna juga tidak lupa menceritakan awal pertemuan dengan Juan kemarin, seseorang yang ia ceritaka
ar yang baik bagi Luna. Begitulah kedekatan Ayah dan anak ini
g Ayah dengan pandangannya yang lurus ke depan. Edi yang kaget menginjak pedal gas s
ampak bicara sesuatu sambil menunduk beberapa kali. Edi pun membuka jendelanya setenga
gak lihat ada mobil. Maaff sekali l
mengerti, baru akan menaikkan jendela mobiln
ng dibelakangnya) saya cari bantuan dari tadi tapi gak ada yang berhenti, saya bingung harus gimana. To
tidak mau menolong. Tapi sedang menimbang
li ini suara Luna terdnegar ikut memohon. Dan akhirnya wajah memelas dan kelembu
il saya lalu kita ke rumah sakit,
Pesan Edi pada Luna sebelum membuka pintu mo
ing Ibunya yang lemah. Mereka menggendong wanita paruh baya yang pingsan tersebut