The Letter I Wrote For You
Earlyta, namun dia kemnbali ke apartemen wanita itu pagi harinya demi mem
a yang kebingungan dengan Earlyta yan
ingkan senyuman manisnya. "Hai, aku tidak tahu kamu akan kemari." Dia berujar dengan nada
sofa dengan tatapan yang tidak lepas dari Earlyta. Jujur, dia selalu memuja penampilan Earlyt
er
ya. "Kamu serius? Kamu masih sakit, Earlyta." Arshaka selalu bersikap protektif pada sahabatnya sendiri. Selama ini,
um pada Arshaka dan mengambil tas yang ada di nakas
l sambil memutar bola matanya malas.
haka yang sedikit sensitif pagi ini
ngin memastikan kamu baik-baik saja,
mangkir dari pekerjaanku terus-menerus. Aku harus kerja untuk menghidupi diriku sendiri." Arshaka tahu ka
" Arshaka tiba-tiba saja berucap dengan
ryitkan dahin
ikah, mud
ngan Arshaka dengan tas yang ia bawa. "Jangan aneh-aneh,
dengan nada yang sangat tenang, berbanding terbalik dengan degup jantungnya yang sudah berpacu dengan
tawa ibunya. Lalu, dia mengngelengkan kepalanya. "Dasar," ujarn
aku sanga
*
ari aku apapun yang kamu lakukan." Arshaka begitu cerewet di sepanjang alan mengantarkan Earlyta ke kan
orang pertama yang tah
kan tangannya dan menepuk-nepuk pelan puncak kepala dari Ear
peran seperti suamiku, yang bahkan suamiku se
asa tercubit sedikit. "Memang, bukankah karena itu juga ak
angan bodoh, itu tid
il. Padahal, kalau Earlyta mau, Arshaka bisa membuat hal itu menjadi kenyataan. Tapi sepertinya, Earlyta tetap pada pendi
ria seolah dia berbicara dengan seorang anak kec
tar bola matanya malas namun juga tidak menolak. Dia tahu kalau Arsha
lah,
di Jakarta. Earlyta mengukir kariernya di butik ini samapi akhirnya dia b
baju di butik tersebut. Dua karyawan wanita itu langsung menoleh
Earl
kerjanya. "Maaf aku baru bisa kembali." Earlyta m
ng bertukar kabar, mereka berbincang seben
na tanpa mengatakan apa-apa
i suami
t ketika yang dimaksud adalah Arshaka Januar. Earlyta kangsung menggelengkan kepalan
r, temanku sejak l
ya untuk menjabat tangan dari dua karyawan Earlyta itu. Padah
t tampan dan rupawan. Earlyta yang menyadari hal itu
nda suaminya, karena ...
"Tidak, aku dan dia tidak
rpamitan. "Earlyta, aku pergi dulu, ya." Dia melingkarkan tangannya di pinggang ramping Earl
ukkan kepalanya.
u aku kalau kamu su
pada dua karyawan Earlyt
*
B
ng sempat ia tinggalkan selama ia sakit ketika
Bu Earlyta itu, sungg
sih saja penasaran dengan Arshaka. "Apa kamu tertarik padanya? Kalau iya, biar aku berit
anya heboh. "Tidak, hanya saja saya melihatnya begitu p
, Arshaka seolah tidak ada yang
saja. Apa Ibu ti
dan kebingungan sen
*