The Letter I Wrote For You
teman-temannya malam itu ketika di
dia cukup
aku tidak suka,
nya yang mulai mabuk dan dia melipir untuk m
rshaka tahu bahwa Earlyta sedang tidak baik-baik saja. s
nyaan dari Earlyta. Walaupun mereka sudah berteman lama, tapi Arshaka yang mabuk
lum akhirnya bertanya, "Arshak
anya. "Tidak, Earlyta. Ada apa seben
a sudah terlanjur panik. Tanpa memikirkan apapun, akhirnya dia menutup panggilannya dengan Earlyta, berpa
aka sungguh takut bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Ealryta. Dia kalut, sampai perjal
Earlyta dan mencari Earlyta yang t
Dia menyentuh dahi Earlyta dengan punggu
haka
*
njak satu hari dia pulang dari rumah sakit. Tapi, dia tidak ingi
Dia tidak bisa beranjak dari sofanya karena badannya hanya akan bertambah lemas kalau dia mem
ya, dan akhirnya dia muntah-muntah di sana. Earlyta sadar kalau dia memb
gunkannya dan membantunya membersihkan sisa-sisa muntahannya. Sebenar
tu sungguh baik hati
gat setelah beberapa menit. "Kamu sakit? Kenapa tidak bilang,
erapa hari ini, puncaknya tadi malam. Aku ingin mengatakannya pada kamu, tapi aku ingat kalau kamu juga memiliki acara lain." Earlyta
"Jangan konyol, Earlyta, mana mungkin aku meni
haka berinisiatif untuk membuatkan bubur instan bagi Earlyta
ahat sambil menunggu bubur instannya jadi, Earlyta justru memilih untu
sha
r yang tidak jauh dari tempa
eperti ini sudah bertengger lama di kepala Earlyta. Beberapa kali dia ingin menanyakannya, namun dia merasa tidak memiliki w
ngan yang kokoh, dibalik kemeja yang sangat pas membentuk tubuhnya. "Kalau nanti aku dekat dengan wanita
begitu tampan malam ini. Mungkin jika dia adalah wanita-wanita
aku merasa bersalah, Arshaka. Aku tidak pernah me
nya, dia mendekati Earlyta yang menatapnya dengan sedikit kesal. "Iya, aku tidak akan menganggap kamu sebuah halangan. T
." Dengan perlahan, dia menyuapi Earlyta dan untungn
a yang polos pada Arshaka dan ucapannya yang seolah tidak
yentil dahi sahabatnya.
a kemaabli mematung. Seolah disadarkan secara tidak langsung, bahw
aktu tuaku sendirian." Dia kembali menyuapi Earlyta yang m
enyuruh kamu untuk men
ri. Tapi, ketika aku sudah menemuka
anpa Earlyta sadari, kehadiran Arshaka dan perhatian pria itu mampu
ikan kamu sedikit saja, ketika a
mengatakan apapun, yang membuat Arshaka lan
tanya p
mengabaikan aku." Earlyta menai
lyta." Dengan penuh perhatian, dia mengusap ujung bibir Earlyta dengan ib
dengan perlahan. Satu perlakuan yang tidak pernah Earlyta dapatk
amu anak keciln
perti ini dengan Arshaka. "Kamu saja yang menganggap aku seperti anak kec
*