The Letter I Wrote For You
asalah apalagi dengan orang yang sama untuk ke sekian kalinya, dia yakin dia bis
lu kuduk Earlyta berdiri. Earlyta menggelengkan kepalanya panik dan bahkan menutup k
nghadapi situasi ini ribuan kali untuk berakhir dengan dirinya yang babak belur dan
erhana dengan tingkat keamanan yang tidak terlalu bagus. Dia tahu kenapa
kan menanggung sendiri risikonya." Gio sudah mulai mendobrak pintu apartemen Earlyta s
ritnya berdiri di sana dengan tatapan marahnya. "Kenapa ka
io, yang ternyata tidak membuat pria itu berubah dan malah semakin membuatnya menggila. Earlyta sudah capek dengan semua ini, dia ingin k
ka singkatan nama yang diberikan Gio padanya-yang katanya hanya dirinya saja yang boleh memanggil Earlyta dengan s
tika mendengar jawaban dari Gio. "Serius? Ka
ai dia lupa apa saja yang sudah dilakukan Gio padanya. "Gio, selama sembilan tahu
tu yang selalu saja menyepelekan masalah. "Apa? Karena aku marah-marah pada kamu? Itu masalah sepele, Lyta. Apa
pi Gio juga bisa menjadi monster yang sangat ia benci dan takuti. "Untuk mengingatkan saja, Gio, setiap kali kamu marah padaku, kamu selalu mengatakan bah
a ketika Earlyta memojokkannya. "Oh, jadi kam
lahkan dan dikatakan tidak layak. Dia ingin dihargai, dan selama sembilan tahun lebih mengenal Gio, dia selalu b
Earlyta dan sampai menonjok tembok di samping
ali mengingatkan dirinya, b
situasi ini, sekali saja. Bertaha
. Dan aku di sini mengharapkan kamu yang berubah, tapi ternyata, aku terlalu berharap, ya?" Earlyta membuka matanya dan memilih
menyulutnya. Kamu selalu membuat
ung anak kamu, jadi kamu tidak perlu merasa bertanggung jawab. Iya, 'kan?" Earlyta tersenyum walaupun air matan
erakhir kalinya. Hentikan omong kosong i
lima bulan yang lalu dan h
darat di pipi Earlyta hingga menimbulkan suara tamparan keras dan bekas mera
waktu bagi dirinya untuk mencerna a
ebih membenci kamu karena kamu tidak bisa menghargai aku." Gio sepertinya gila, itu pikir Earlyta. Tapi, pria itu mudah sekali memutarbalikkan fakta seolah
menyentuh pipinya yang baru saja ditampa
namakan menyiksa?" Gio mengangkat sebelah alisnya. "B
arlyta kembali disiksa dan d
*
dan membuat Arshaka semakin yakin kalau ada sesuatu yang terjadi. Alhasil, pagi ini, dia mampir ke aparteme
ka mengetuk pint
ni aku,
u apartemen tersebut yang ternyata tidak dikunci. Firasat buruk semakin menghampirinya. "Earlyta!"
rly
r seorang wanita bersuara lir
a melihat Earlyta terbujur kaku de
a, bert
*