Si Cacat & Si Sempurna
sahkan, dan manusia punya sejuta cara untuk membuat pert
•
kamu, Agatha. Papa nggak mau kalau Milan sampai nekat lagi seperti kemarin. Kamu paham, kan?" Dani merangkul tubuh Agatha, ia menyayangi gadis itu seperti anak kandungnya sendiri, dan sejak ke
oleh dokter tak bisa hamil lagi karena kanker rahimnya. Alhasil mereka mengadopsi seorang gadis pincang bernama Ezra Agatha yang punya masa kecil kelam, ia yang sengaja dibuang ole
t anak lain saling berebut sumbangan mainan, ia juga hanya bisa diam dan mengalah-lantas pasrah saat mendapat sisa mainan karena yang lain telah diperebutkan teman-temannya. Agatha gadis pendiam dan suka mengalah, se
sama Kak Milan." Agatha mengusap air matanya usai
ri ya, pasti Papa sama mama bakal sering tengokin kamu di sana, dan k
kasih karena selalu sa
ayang. Kalau gitu kamu bisa siap-sia
ha beres-b
diasingkan agar aman dari perbuatan gila Milan yang mungkin suatu hari bisa benar-benar fatal jika orangtuanya tak segera ambil tindakan. Bagaimanapun Agatha adalah sosok gadis yang bisa memb
•
, selama beberapa waktu ia akan tinggal di tempat itu agar aman dari cekalan Milan, gadis itu me
meraih sebuah pigura foto dari nakas ruang tamu, terlihat foto pe
ni sebelum Papa beli rumah itu, ya hampir setahun tinggal di
menampilkan gambar Dani tengah memeluk istrinya dari belakang, sedangk
etakan lagi pigura pada tempatnya, ia mengecup kening Agatha dengan lembut. "Jaga
ya
ari Rio kalau dia ma
ya
u, mau ketemu relasi setengah
-hati
nya. Sekarang gadis itu merasa lega karena takkan lagi melihat wajah Milan yang baginya begitu mengerikan, takkan lagi ad
langkah tertatih itu, ia cukup nyaman dengan keadaan apar
ak hal baru yang bisa Agatha temukan, paling tidak ia b
•
dia melihat jam dinding di dekat televisi yang baru menunjukan pukul delapan malam. Ia begitu menikmati layar televisi yang menampilkan film Box Office bertema z
aat melihat adegan mengerikan itu, ia jadi ingat kecela
ih berguna hingga hari ini, nyatanya Tuhan mungkin mengarahkan Agatha pada jalan di mana ia harus benar-benar menemukan seseorang yang tulus tanpa memandang kekurangan f
t kalau hanya makan setangkup roti saat sarapan, dan sekarang langit sudah gelap. Gadis itu keluar dan dari unitnya, tapi saat ia
on
ath
a lagi-lagi bertemu, dan hal itu sudah cukup membukt
atha. "Aneh ya, gue lama tinggal di apartemen ini dan
ari ke depan." Agatha memperhatikan Jonas dari ujung kaki hingga kepala, poni di dahi itu membuatnya gem
i rumah, gue yang emang mau tinggal d
nap
bibir Jonas berkata tanpa p
"Oh, oke. Kalau gitu s
ke
akan di
e bawah cari makan. Kebetul
ea
mpu membuatnya merasakan hal berbeda, dari cara bicara Agatha, cara menanggapi obrolan orang lain dan cara gadis itu bersika
aya melihat keadaan di luar kafe yang menjurus ke jalan raya. Lampu-lampu tinggi di
au ikut nggak?" tawar Jonas y
Lagian ada apa di sana? Hiking?" Agatha menyumpit
anak Mapala yang seangkatan. Rio kayaknya
bisa berenang." Ag
m kenal sama
al sama mereka?
esok gue ajak merek
itu memang punya segala cara agar Agatha kebingung
esok ju
bil sesekali mengembungkan mulut karena terlalu p
makanan lo, nanti ba
esi lega setelah air meluncur mulus melewati kerongkongannya, bahkan saa
temen? Rumah lo nggak nyaman? Sempit? A
a. Ada masalah lain yang buat saya emang pe
i tetang
r tisu. "Bangg
angan lain. Nggak itu-itu
ma kayak yang lain. Manusia kan tempatnya bosan,
a ya. Gue setuj
ar
•