Si Cacat & Si Sempurna
an yang menilai. Tetaplah menjad
•
ival itu selama mereka menempuh pendidikan di kampus yang sama, semua terdengar menantang-khususnya untuk para mahasiswa, ada juga beberapa mahasiswi tangguh yang ikut kegiatan itu. Setiap kampus
menyelam, panjat tebing, jelajah hutan, telusur gua dan paralayang. Hanya jelajah hutan dan hiking yang bukan
h anggota fakultas, bisa juga ada di tiap-tiap fakultas. Sedan
ngannya, Jonas adalah mahasiswa fakultas komunikasi. Dia tak terlalu terkenal di kampus, hany
adis yang juga baru keluar
r tubuh, gadis dengan rambut diikat e
ya
narnya aku mau ...." Angg
u a
?" Wajah Anggun mengiba, sedangkan Jo
nya, ia merasa aneh dengan permintaan gadis itu. Me
a yang ganteng model Kak Jonas, please boleh ya? Sat
atu aja, dan jangan bilang soal ini
saku celana dan membuka kamera depan. "Tapi Kakak mir
sera
lagi-lagi pasrah. Jonas memang tidak tegaan terhadap perempuan, ia merasa
pa pasang senyum paling manis, k
gabung dua bulan yang lalu, sedangkan Jonas sudah setahun lamanya. Meski Anggun cukup lama memperhatikan Jonas yang sering memi
secara paksa, tapi tetap begitu memikat, sedangkan Anggun pam
re
onya di ponsel dan ia tersenyum bangga.
e bilang jangan kasih tahu siapa-
up
itu juga ia menubruk seorang gadis yang melangkah ke ara
s itu berdiri dan memberikan tongkat yang
terlalu memperbesar adegan jatuh tadi. Gadis berambut panjang itu mena
, dia
uang rapat anak Mapala, ia melangkah mengh
ki hanya seulas senyum tipis, tapi banyak anak faku
langsung pulan
ke
, ia mengusap tengkuknya dan tampak kebingungan unt
onas bergantian. "Emang
" Agatha tersenyum tipis, ia menat
ke
atih dengan tongkat yang ia apit pada ketiak kiri, dan Rio begitu sabar menyamai laju langkah mereka meski harus pe
sedari tadi hanya diam, dan perkataan it
dia k
arena kecelakaan waktu kecil. Padahal d
or. Selama setahun kuliah di Universitas Teratai, baru kali ini Jonas melihat Agatha. Gadis itu
mikirkan sesuatu yang bukan ranahnya. Jonas m
•
i mobil Rio, sedangkan empunya setia dud
kan tangan sesaat sebelum kembali mela
ma kali ia tinggali saat usia tujuh tahun. Mereka yang berbaik hati membawa gadis pincang itu ke rumah mewah tanpa peduli lata
bil hitam milik Dani-ayah angkatnya-ada di halaman rumah. Tumben sekali
ri kamarnya yang kebetulan berada di lantai dasar-
k daun pintu akhirnya mengurungkan niat, ia memutar tubu
g?" Agatha meraih tanga
amu dari jendela kamar, apa
a aja
at 'kan soal pe
n dan mengurusnya hingga hari ini, bahkan memberi pendidikan terbaik untuk Agatha. Sebagai anak angkat Agatha bisa apa, tidak tahu diri namanya kalau sampai protes macam-macam sedangkan kel
jika harus membahas semua itu lagi, Agatha merasa seperti didorong terus-terusan agar semua yang Dani in
arus dapatkan Rio biar bisnis Pa
. "Tenang aja, Agatha selalu ingat semua itu. Agatha m
ak nyaring menyuarakan isi hatinya yang benar-benar kecewa, tapi Agatha belum temukan tebing yang pas untuk melakukan hal bebas itu. Ia merasa seperti kepompong yang tak per
ng baik, tulus berteman dengannya. Sedikit pun Agatha tak ingin memanfaatkan pertemanan mereka apalagi berhubungan dengan hati, Agatha tak pernah mencintai siapa-siapa. Ia hanya tahu diri dan posisi, Agatha hanya anak adopsi d
sosok Agatha yang tak pernah mengeluh perihal kurangnya-meski hati Agatha berkata lain. Ia pernah menjauh dari Rio, tapi laki-laki itu me
•
sudah lima kali membuat ponselnya terus berdering. Tertera nama Papa pada laya
gak akan pulang, mending piring-piring di rumah
u kangen,
ntai dua puluh gedung pencakar langit itu, ia kini menatap prmandangan pencakar lain lain yang berlomba-
u, Papa mau m
pa
ian kantor cabang Asoka Group ya
ya sama aku?" Jonas
nak mereka, khususnya yang
embara a
on
ecara sepihak, ia menatap langit jingga yang kian m
•