Si Cacat & Si Sempurna
tu ragu, karena kupikir berlari ke a
•
ath
set, Agatha terus melangkah melewati orang-orang dan keluar dari apartemen menuju mobil Rio
k adalah penenang yang cukup ampuh, ia menjiwai dan semua itu cukup membuatnya senang-apalagi jik
alip orang-orang di lobi, entah apa yang akan ia lakukan sampai ha
?" tanya Rio memasan
repot jemput saya di sini," sahut
a ia mengambil kesempatan untuk memagut bibir Agatha seraya memejamkan matanya, dua tangan yang sudah selesai memasang seat belt lantas berpindah ke wajah Agat
pi saat melihat ke arah spion mobil-ia menemukan sosok yang menatapnya atau bahkan mungkin memergoki apa yang Rio perbuat
lihat sem
tongkat yang kini diapitnya pada ketiak kiri. Gadis itu mengedar pandang, t
u ke mana?" tany
ada urusan. Ka
ap
sekitarnya, ia yakin tadi Jonas karena mereka sempat bertatapan selama b
dan tak tahu kalau Jonas juga berada di tempat yang sama, hanya saja Jonas berjongkok agar tak dil
, ia menyandarkan kepala pada pintu mobil itu. Tatapannya
Jonas yang kini beranjak setelah mobil Rio melaju pergi
tadi. Memangnya kenapa sampai Agatha harus secemas itu? Pikirannya tiba-tiba dipenuhi soal Jonas yang baru dikenalnya beberapa hari, sepandai
mbat dalam dirinya hingga merasuk lebih dalam. Mungkin sikap cueknya yang ter
, biar ia yang tetap jadi pemeran utama dan menjalani skenario maya-seb
bisuan yang makin menyergap, ekor mata laki-laki i
pion. Bodohnya memang mobil lain yang berada di belak
anya Rio skeptis, perasaan bangga
upnya, tapi ia menggeleng, tak perlu lagi dia mengingat kejadian buruk beberapa tahun lalu meski menjad
harus tanya
yang
ng sangat terusik karena sudah dua orang yang tanpa izin mereguk bibirnya. Pertama, laki-laki ba
f-juga so
ya
a sesuatu, tapi entah apa dan kenapa harus sampai begitu, ada rasa tak enak hati terbesit beg
i dan berhenti setelah menemukan tempat yang pas, mobil milik Rio ber
ip, tapi raut berbeda Jonas tunjukan dan Agatha bisa mengartikannya sebagai tatapan tidak ramah. Gadis itu terdiam sesaat seraya memasang
tnya seraya menatap kep
kelas," ujar Rio yang berhas
gedung fakultas komunikasi, dua jurusan itu terhalang oleh dua gedung fakultas lain yakni ekon
o pamit meninggalkannya menuju fakultas komunikasi, dan Agat
lagi sa
lla tak menerka dan duduk di sebelahnya, gadis berlesung
ut Agatha yang terbias
kan lo nggak cinta sama dia walaupun Ri
srah. "Kamu tahu sendiri rules yang papa
nggak lo cinta. Agatha, gue juga pernah ngerasain kayak lo dulu-waktu papa maksa gue sama anak temennya, dan gu
juga perkataan Priscilla; apa
pi ia tak tahu isi hatinya. Bisa saja Rio hanya kasihan atau bahkan terp
Agatha menunduk-men
semudah membalik telapak tangan bagi Agatha mendapatkan
lucu?" Prisci
apa dapetin cowok. Kayak beli novel di
cantik,
pinc
yang benar-benar ikhlas terima fisik lo apa adanya tan
saya bukan pihak yang
itu!" Priscilla cukup emosi. "Maaf sampai bentak-bent
ma tahu
lo mau pindah haluan, bilang ya sama
lla tadi juga berhasil menembus kepalanya dan bersarang manis di sana, pas
•
n sepuluh jemarinya berjoget pada keyboard laptop. Ternyata tinggal sendiri di apartemen memang cukup menenan
at kedua tangannya guna merenggangkan otot-ototnya yang terasa kak
op dan beranjak mengapit tongkatnya menuju nakas, ia meraih dua lembar uang dari dompet. Ia keluar
menghampiri lift yang akan mengan
n memang makanan yang disajikan selalu sesuai dengan selera pelanggan. Agatha baru m
anya melihat Jonas juga berada di sana dan duduk sendi
i sini?" tanya Agat
at kehadiran Agatha di dekatnya, ia hanya
Rio itu-tapi pada sosok Jonas yang menghindarinya. Agatha bahkan lupa untuk memesan makanan, rasa semangat
is itu akhirnya memberanikan diri bica
alamnya, ia menganggu
pagi kamu
nunduk seraya memikirkan alasan yang pas, i
membuat Agatha kecewa, padahal ia yakin kalau Jonas m
erlalu menohok Ag
Rio, si
nar merasa bersalah untuk itu dan tak tah
ah nggak usah dibahas, say
ng berdiri di balik sebuah etalase berisikan dissert. Sesekali Agatha menoleh
•