icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Sweetest Escape

The Sweetest Escape

Penulis: Ainidi
icon

Bab 1 SATU

Jumlah Kata:1578    |    Dirilis Pada: 06/06/2022

a yang bercampur keringat, bau anyir, dan lembab. Suara-suara kabur saat mereka meneriakkan nomor dan nama saling bersahutan, dan lengan diayunk

ak. Aku bahkan masih bisa melihat senyumnya yang lebar da

han akan menjadi-jadi." Justin ikut berteriak melawan kebising

emudian tanganku saat Justin memb

u reflek menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara. Seorang pria berdiri di atas kursi kayu, memegang

yentuh petarung, tidak membantu, tidak mengganti taruhan, dan tidak melanggar batas ring. Jika kalian melanggar aturan ini, kalian akan dikeluarkan, meski kal

hell, Adam!" dia berteriak kepada pembawa

, kaus putih, dengan kardigan berwarna merah muda, beserta jeans panjang be

un yang akan terjadi di tempat ini. Dan aku mengiyakan. Tapi sekarang saat kami sudah me

at menangani apapun yang akan terjadi. Yang aku nggak percaya, dia, aku , kami nggak akan dengan mudah melawan ratusan mahasiwa mabu

rakan secara diam-diam di ruang bawah tanah, sebuah komplek gedung tua di belakang kampus kami. Setiap gedung di tandai oleh huruf dari A sampai F, se

Kehidupan aku dan Monic pun berbanding terbalik. Setelah kelas selesai biasanya aku akan

iam-diam, setiap penonton di kenai biaya tiket yang ramah pada kantung mahasiswa. Tapi sebagian yang datang biasanya memiliki tujuan lain.

ersama, adalah salah satu petinju tak terkalahkan di RedRing. Kehadiran Justin dibutuhkan Ray, sementara Justin

tin, dan nggak memiliki waktu untuk mengantarku kembali ke keosan. Tapi dia juga nggak membiarkan aku kembali sendirian. Maka di sinilah aku sekaran

gulat dari FIB, Dareen Young!" suara Ada

engayunkan lehernya ke depan dan ke belakang wajahnya serius, terlalu dibuat serius. Kerumunan terdiam sesaat sebelum berubah menjadi raung

, tetapi karena dia membuatku takut, aku akan mengenal

erlihat tidak terpengaruh. Dia berjalan ke dala ring pertarungan seolah-olah dia muncul di hari lain di tempat kerj

ertahankan ekspresi tegasnya. Dareen berdiri berhadapan dengan Ray. Keduanya saling memandang satu

il posisi bertahan sementara Ray terus menyerang. Aku sampai harus berjinjit di ujung jari, karena keduanya tak terlihat. Bergeser ke kanan d

tubuhkku sama tak sabarnya, hingga membuat tubuhku bergerak tak tentu arah. Tapi aku tak

annya ke tanah. Saat Dareen membungkuk dengan gerakan itu, Ray membenturkan lututnya ke wajah Dareen. Sebelum Da

re you doing Bell?!" teriak Justin. "Gue nggak bisa melihat apap

tapi dia berlari mengelilingi area pertarungan, dia melompat saat Dareen mendekat, lalu sikunya menghantam tepat di tengah hidung Dareen. Darah menyembur ke wajahku, dan

lemas, dan massa meledak. Uang tunai berpindah tangan sek

empat paling nyaman. Samar-samar aku mendengarr Monic memanggil namaku dari suatu

jeans sobek yang terkena bercak adarah, naik ke perut bidang, kemudian bergeser pada dada telanjang bertato yang basah oleh keringat,

ekatiku. Ekspresinya yang tegas berubah menjadi senyuman saat melihat k

g kepala Ray. "Ayo Ray, mas

kena noda, padahal Itu terlihat bagus untukmu." Pada saat berikut

gapain masuk ke dalam kerumunan?"

uk melihat pertarungan,

snya berada di tempat i

dengan Moni

pernah melawan kerumunan hanya untuk melihat pe

But you know I love you!" Dia mengaitkan lengannya di leherku, dan kami

at dia datang menjemput atau mengantarku, keduanya selalu menyapa satu sama l

ukain lo pintu setiap kali pulang malam kan?" Kiara menggerutu sesa

ya lo nggak bosan kerjaanya hanya di dalam kamar dan kelas doang?" kata Monic. Kiara mendorong kacam

tu di belakangnya. Kurang dari satu menit kemudian, ponselku berdering. Seperti biasa

nginep sama Justin. S

ah malam ini sebuah ide tentang bagaimana rasanya menginap di sana,

en R

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka