The Sweetest Escape
adahal aku berniat untuk makan siang sendirian, tapi nggak lama meja di sebelah di tarik merap
rtarungan gelap. Aku juga yakin kalau mereka melihatku semalam, karena mereka juga menundukan kepala seperti tadi
at lewat menegur Justin
diikuti oleh dua mahasiswi berambut panjang yang di cat pirang dengan pakaian yang serba ket
n badan terlalu rapat hingga menghasilkan gesekan di antara lengan Ray d
yang sering bercerita sambil lalu. tapi gue tahu soal reputasinya yang suka berma
tah, murah."
ya nyet!" sa
yang lain terlihat nggak terima dengan apa yang di
emparkannya ke arah si pirang. Tepat saat Si Pirang hendak menghampiri
gue, jangan
gek manja. Sekarang g
ang, dan beralih pada piring yang tadi di sajikan. Si Pirang saling b
yang sama aku melihat sebuah luka kecil di atas alisnya. Dia menoleh ke arah Justin, keduanya mengobrol lalu mulai te
brol dan membuat rencana untuk menghabiskan libur akhir pekan ini. Dari sudut mata kau melihat Ray berdiri dan be
saha bertahan untuk menatap kalender yang tadi aku buka dari ponselku saat membuat rencana akhir pekan bersama Monic.
ama Bella dalam beberapa percakapan kita. Bell, ini Ray, lo juga udah ketemu sama dia semalam." Gue me
nyumnya padaku. Tepat saat itu jantungku berdegup dengan kencang
n. Sejak kapan kalian bersahabat Mo?" tanya Ray
pura-pura lupa. Semalam kalian bertemu dan mengobrol, lo
kardigan," jawab Ray sambil tersenyum. "M
um di duduki. "So, jadi siapa namamu princess?" tangannya terlipat dan bersandar
ising dengan teriakan. Tapi bukan berarti aku tak mendengar. Atau memang aku
kemudian daguku tertarik. Salah ditar
lum jawab pert
tangannya yang menahan daguku. Lalu kembali melengos, da
gil namaku tadi,"
ra tak
aku mengernyitkan kening tak mengerti dengan maksudnya, sampai se
h Monic, lalu kemb
ahu sia
keterkejutan yang di buat-buat sam
nggak mungkin mengenal namamu saat ratu
bong, membuatku ingin me
ata?" tanyany
it a
rkedip. Atau bergerak nggak tentu arah.
ang terlipat di punggung kursi, mengunci
tuk menyamarkan wajah yang mungkin saja sekarang sedang merona merah. Jujur aku nggak suka dengan apa yang aku rasakan sekarang. Aku nggak ma
he's like my sister." Kata Moni
akin dilarang dia akan semakin sulit dihenti
i." Ray mendengus nggak percaya
rahnya, senyum gue nggak tertahankan. Tingka
ku suka. "Aku bukan laki-laki brengsek." Dia berdiri dari kursi, lalu mengembalikan posisi kursi ke tempat semula, sebelum berjalan menghampiri Monic. Dia menunduk dan mendekatkan
h dari pa
pada kami. Mataku kembali melirik dua mahasiswi yang tadi datang bersamanya. Keduanya berjalan cepat menghampi
rkekeh di sampingku, "
pa tadi?" tan
mengajak Bella ke ru
nggak mau ikut campur sama urusan asmara lo. Tapi lo harus tahu, kalau suatu saat nanti pada akhirnya lo jatuh hati sama Ray. Lalu kalian berdua
a gue terlihat seperti salah satu dari si pir
hati," tambah Monic un
malam kamu mendapati aku sedang mengantarkan salah satu perempuan yang baru aja di
n Monic melihat itu dengan dugaan yang aneh di kepalanya. Gue nggak mau mengulang kejadian itu
lan, mencoba untuk meyakinkan Justin,