The Sweetest Escape
ul tujuh malam. Ini kali pertama dia menjemputku tepat waktu. Saat aku
ell, lo kay
merasa bangga terhadap
, tak memakai kontak lensa, dan menggantinya dengan kacamata dengan bingkai hitam dan tebal. Menge
an terakhir. Dan terlihat nggak menarik di mata Ray atau bahkan semua orang adalah rencana yang paling baik yang bisa aku pikirkan. Aku yaki
mobilnya menuju sisi pengemudi, sambil menggelengkan kepalanya padaku, "Kenapa nggak seka
rumah Justin dan Ray. Bukan mau ke pesta." Aku membuka pintu penumpan
-gini amat Bell. Minimal lo wangi. Ini lo kayak belum ma
rying to impress
ah dan menggelengkan
seorang anak yang takut kehilangan induknya, aku berjalan mengikuti Monic, dan berdiri tepat di belakangnya saat kami sedang m
gembel, biar nggak keliha
ian di ruang tamu. Aku kembali seperti orang yang salah tempat. Aku duduk di salah satu
dari parket kayu, serta Lampu dengan aksen dari tembaga dan baja. Bahkan dengan lukisan-lukisan seorang wanita yang tanpa pakaian dengan bermac
yang baru akan diganti spreinya kalau aku ingat. Semua perabotnya terlihat bersih dan rapi, tak ada bau penga
san yang terpajang. Dia menghempaskan punggungnya pada sofa panjang yang terletak di seberangku. D
enunggunya mengomentari soal penampilanku, dan berbalik kembali ke kamarnya. "Monic b
lu
Kamu sudah mengerjakan maka
nampilanku dari ujung kepala sampai ke kaki, seperti yang tadi Mon
etelah melihatnya m
lesaikanny
ih Rabu depan,"
at makalah tentang sejarah bisnis yang ngga
ngkat kedua bahuku tak peduli. "Aku mungkin nggak aka
a menyemburkan tawa, atau menunjukan sedikit guratan yang menanda
pa? Makala
kuliah itu," katanya, nadan
t and I hate it." Sahut Justin yang baru saja keluar dari dalam
caya kalau laki-laki seperti aku, bertato, dan memilih menjadi petarung gelap untu
petarung gelap? Kenapa nggak mencob
hidup, dan beberapa hal lain yang harus aku pikirkan. Termasuk masa
you need my help. Just t
k berada di tempat ini. seharusnya aku sudah kembali ke kamar kosku karena berhasil membuatnya tak t
cari pekerjaan lain? Part time di rumah makan cepat
t untukku menghasilkan uang yang banyak. Dan itu nggak akan ak
harus memukul dan di puk
berdecak sebal sementara dia tertawa. "I'm good to this job,
olah-olah semua orang bisa melakukan hal yang kamu lakukan.
this job. Memangnya k
malas, "What are you? The karate k
mataku melihat Monic dan Justin saling bertukar pandang. Begit
udara laki-lakiku berperilaku sama bren
g kedua telingaku pas
Aku menggigit bibirku salah tingkah, lalu sedetik kemudian helaian rambutku t
ada keheningan yang
memecahkan keheningan, "Belum pernah ada wanita yan
fin
di paksa. Aku nggak punya waktu pergi
ya berbinar senang. Aku nggak tahu bagaimana cara dia membagi senyumnya dengan wanita lain,
mau terp
sudah ter
lon. Kamu tahu? aku nggak pernah memohon pada wan
tu akan dengan senang hati melemparkan diri pada Ray. Daya tariknya memang luar biasa, tapi sayangnya
Serial yang lagi gue tonton hari ini tayang.
cabut, mau cari makan.
h makan,"
meliriknya tajam. "tadi udah makan pizza, sama Kiara. Sebelum kita pergi.
ar dan kembali lagi dengan jaket denim yang sudah dia kenakan lalu berjalan me
kem
akan pizza kita bisa ke r
untuk berdiri. "Aku nggak mau kemana-mana, bajuku nggak banget, aku
n wajahnya dengan wajahku, terlalu dekat bah
ull Bell, as alwa