Ketika Cinta Tak Memilihku
nya sekedar bertanya kabar, bukankah dari jakarta mereka sudah satu kendaraan? K
dengan suara lirih, tak dapat terjangkau oleh pendengaran ini. Rasa penasaran telah menuntunku berada di ambang pintu,
a cukup kaget, tetapi segera ditutup dengan senyuman manis yang selalu membu
a ia menghampiri dan menggandeng bahuku,
i. Meski aku berusaha menemukan sesuatu di balik wajah tenang itu, tetapi tak
hati ini menjerit perih, tetapi satu kali senyumannya mampu meluluhk
ang sibuk dengan mainan barunya. Anak itu jika sudah punya barang baru past
n banget sama masakan kamu," Pinta Mas Tirta sambil mengerling manja di de
k, lalu tersenyum ketika Mas Tirta mengacungkan jempolnya. Tanda perset
lah pulang. Membawa cinta, membawa uang, membawa oleh-oleh untu
dua lelaki ayah dan anak itu saling sibuk. Bagas sibuk dengan mainannya, dan Mas Tirta sibuk dengan gawai di ta
tku paling enak. Bukan karena makanannya, tetapi suasana yang membuat semua terasa nikmat.
bahasan yang sejalan. Inilah yang membuatku merasa seperti di surga. Melihat mereka, orang-o
ari agar mau makan. Bahkan sambil bermain kemanapun, itu saja tak banyak nasi yang masuk dalam peru
tapi juga Bagas. Terlihat jelas dari binar wajahnya itu, juga ant
h pergi lagi, kerja di sini aja," Bag
Mas Tirta. Dulu aku pernah menyarankan agar bekerja di sini saja, namun ia menolak ment
ami berangsur membaik. Rumah peninggalan Bapak ini juga telah
sana. Cari duit buat Baga
p, penuh harapan tinggi. Jika saja aku yang ditatap seperti itu pasti sudah tak bi
yang di sana," Wajah Bagas mengerucut lucu,
Kali ini Ayah aka
gan merentangkan kedua
mi saling kenal. Hingga saat ini, masa kontraknya telah genap sepuluh tahun. Kepulangan
Tak ingin menyia-nyiakan waktu kebersamaan dengan suami tercinta. D
Sambil membacakan cerita adalah kebiasaan menjelang tidur. Tangan mungilnya selalu
g sebelum meninggalkannya menuju kamarku sendiri. Mas Tirta yang sudah berada di atas ranjang itu meletakkan gaw
ini, membawanya dalam hangatnya dada bidan
rdengar tepat di telinga ini, hingga terasa hem
ini berdesir. Serta menjadikan sesuatu di dalam sana terasa membuncah, k
ini. Apalagi bersama kekasih halal yang baru saja
a gimana caranya.
an,
ala rindu. Terendap lama hingga membeku. Tangan kokoh yang pandai berge
g terpendam selama sekian tahun. Merasakan bulir-bulir cinta meretas melalui
mata, membumbung tinggi ke atas awan. Melayang-layang di atas sana, menikm
karena gawainya
npa menunggu jawaban, melangkah keluar ka
um nampak Mas Tirta kembali kemari. Dimana dia menerima telepon itu? Aku
Hanya pintu depan nampak sedikit terbuka, netra ini mengernyit melihatnya.
menerima telepon di si
sebelum menutup sambungan telepon. Hanya
*