icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Cinta Tak Memilihku

Bab 2 Pelepas Rindu

Jumlah Kata:1175    |    Dirilis Pada: 03/06/2022

nya sekedar bertanya kabar, bukankah dari jakarta mereka sudah satu kendaraan? K

dengan suara lirih, tak dapat terjangkau oleh pendengaran ini. Rasa penasaran telah menuntunku berada di ambang pintu,

a cukup kaget, tetapi segera ditutup dengan senyuman manis yang selalu membu

a ia menghampiri dan menggandeng bahuku,

i. Meski aku berusaha menemukan sesuatu di balik wajah tenang itu, tetapi tak

hati ini menjerit perih, tetapi satu kali senyumannya mampu meluluhk

ang sibuk dengan mainan barunya. Anak itu jika sudah punya barang baru past

n banget sama masakan kamu," Pinta Mas Tirta sambil mengerling manja di de

k, lalu tersenyum ketika Mas Tirta mengacungkan jempolnya. Tanda perset

lah pulang. Membawa cinta, membawa uang, membawa oleh-oleh untu

dua lelaki ayah dan anak itu saling sibuk. Bagas sibuk dengan mainannya, dan Mas Tirta sibuk dengan gawai di ta

tku paling enak. Bukan karena makanannya, tetapi suasana yang membuat semua terasa nikmat.

bahasan yang sejalan. Inilah yang membuatku merasa seperti di surga. Melihat mereka, orang-o

ari agar mau makan. Bahkan sambil bermain kemanapun, itu saja tak banyak nasi yang masuk dalam peru

tapi juga Bagas. Terlihat jelas dari binar wajahnya itu, juga ant

h pergi lagi, kerja di sini aja," Bag

Mas Tirta. Dulu aku pernah menyarankan agar bekerja di sini saja, namun ia menolak ment

ami berangsur membaik. Rumah peninggalan Bapak ini juga telah

sana. Cari duit buat Baga

p, penuh harapan tinggi. Jika saja aku yang ditatap seperti itu pasti sudah tak bi

yang di sana," Wajah Bagas mengerucut lucu,

Kali ini Ayah aka

gan merentangkan kedua

mi saling kenal. Hingga saat ini, masa kontraknya telah genap sepuluh tahun. Kepulangan

Tak ingin menyia-nyiakan waktu kebersamaan dengan suami tercinta. D

Sambil membacakan cerita adalah kebiasaan menjelang tidur. Tangan mungilnya selalu

g sebelum meninggalkannya menuju kamarku sendiri. Mas Tirta yang sudah berada di atas ranjang itu meletakkan gaw

ini, membawanya dalam hangatnya dada bidan

rdengar tepat di telinga ini, hingga terasa hem

ini berdesir. Serta menjadikan sesuatu di dalam sana terasa membuncah, k

ini. Apalagi bersama kekasih halal yang baru saja

a gimana caranya.

an,

ala rindu. Terendap lama hingga membeku. Tangan kokoh yang pandai berge

g terpendam selama sekian tahun. Merasakan bulir-bulir cinta meretas melalui

mata, membumbung tinggi ke atas awan. Melayang-layang di atas sana, menikm

karena gawainya

npa menunggu jawaban, melangkah keluar ka

um nampak Mas Tirta kembali kemari. Dimana dia menerima telepon itu? Aku

Hanya pintu depan nampak sedikit terbuka, netra ini mengernyit melihatnya.

menerima telepon di si

sebelum menutup sambungan telepon. Hanya

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka