icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Cinta Tak Memilihku

Bab 6 Bagas Merajuk

Jumlah Kata:1194    |    Dirilis Pada: 03/06/2022

n tangan satu lagi menggandeng an

Kirana meletakkan bung

u. Menyodorkan sebungkus es krim ke depan

ga. Mbak tadi beli es

is kecil berusia empat tahunan itu dengan sa

canggung sama sekali. Begitu juga Mas Tirta. Ia hanya memfokuskan diri d

ari, tak mengurangi antusiasnya

Tirta. Namun, ia acuh. Mendadak sibuk tanpa memerhatika

m buat Bagas? Namun, tidak lupa ketika membelikan bua

berseliweran begitu saja dalam benak ini.

erharap menemukan jawaban sebenarnya, karena

wa ketika melihat ana

pergi ke kota, ya? Aku nggak tau. Coba kalau tau, kan mending berangkat bareng, y

ega makan malam dulu? Mbak, diajak makan dulu," Pintaku

n kami yang kebetulan memang

emata wayangnya itu, es krim yang tinggal sedikit

nyang," Jawabnya sam

Tanyaku lagi pada bocah perempuan yan

." Anak itu menoleh ke wajah Ibunya, karena merasa tangannya digenggam o

t mengernyit, seperti ada ya

ya, jadi di bawa istirahat terus,

sa aneh, pusing? Padahal tadi sore baru sa

di rumah aku. Jangan lupa datang sekeluarga lho, ya," Ucap Mb

sen," Aku menyahut sekenanya. Tiba-tiba kembali te

ir dengan keadaan saudara kandung. Karena teman sekandung yang kupunya saat in

ama Mbak Kirana. Dia itu istrinya, ya pasti bertanggungjawab p

bentuk dari pembelaannya terhadap Mbak Kirana? Aku ti

an malam, kok," Katanya. Lalu perempuan itu

u pulang?

am, kami harus

m. Hingga berakhir dengan melihat TV bersama sampai jam sembilan malam. Selama

n, aku sudah menganggapnya itu hal biasa. Ia memang biasa melakukan itu tiap kali berkumpul

dengan menyandarkan kepala di pangkuanku

kamar sana," Perintah Mas T

oleh Mas Tirta, memohon pengertian. Namun, sayangnya i

as, tanpa melihat ke arah kami

ahan kantuk, kini mulai berkaca-kaca. Bib

ra Bagas terdengar parau. Ak

ibuk, Ayah pasti mau nemenin Bagas," Aku membujuk dengan berbisik. A

leh ke arah Mas Tirta. Mem

" Pin

lirih. Membuat dada ini terasa sesak akibat menahan nafas sejena

iam, dan netra Bagas terlihat semakin berat. Ia hanya

ju kamar Bagas. Tak sampai lima belas menit, bocah itu telah terlelap. Matanya

ga menutup badannya. Aku keluar menuju tempat k

lelap dalam pelukan selimut hangatnya. Aku membiarkan

gar suara orang mengetuk pin

yaku membera

gernyit mendengar suara itu, "Mas Ca

ntu belakang. Wajahnya semrawut seperti oran

saran, "tumben sekali, pagi-

lam nggak makan, di rumah nggak ada mak

lah anak dan istrimu yang main ke sini, makan juga di sini," C

h matang. Hanya sayurnya saja yang belum membuat, tetapi masih ada lauk sisa

u nggak masak?" Cecarku pada Mas Catra yang memulai makan di

h sore banget," Ia menjawab dengan suara tak jel

anakku semalam ke sini? Ngap

ama makan," Jawabku. Ia

dengar suara Mas Tirta berbicara den

aku janji akan ngajak k

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka