Ketika Cinta Tak Memilihku
Rupanya sayur tinggal sedikit, lebih baik mencari sayuran di kebun b
is duduk berdekatan dh bawah pohon. Dari punggung itu,
Tir
lak tak percaya. Jadi, apa yang ditudu
rteriak, tetapi dengan suara tertahan. Sementa
kakmu pagi tadi, bukan?" Tanya Mas Tirta sambil menggerakkan ta
cuma kebetulan ketemu aja, pas suami kamu sibuk di halaman belakang ini. Kami tadi duduk di s
aja. Mana mungkin? Sementara beberapa hari ini aku selalu me
elama ini aku pernah berbohong sama kamu?" Desa
elas, kejadian yang kamu lihat barusan sudah dijelaskan sama Mbak Kirana. Dan sudah
dadak diliputi rasa bersalah, apakah ini salahku? Yang terlalu gegabah dalam menyim
? Kamu, sih. Asal nuduh aja, nggak dip
hnya macam-macam. Aku tak bisa membalas kalimat Mbak Kirana
endengar suara mas Cat
ang!" Titah kakak kandungku it
Punya suami nggak peka, kayak k
selama menikah. Sepertinya, Mbak Kirana itu selalu menuntut suamin
n penyabar. Tak pernah banyak omong, dan cenderung terlihat
lain. Aku yang hidup dengannya sejak kecil telah paham, mungkin Mbak Kirana b
sangarnya kakakku itu. Ibarat petarung, ia langsung
u mau dikasih apa? Tumpukan kayu yang nggak b
pulkan, alasan mereka seri
Selalu berani membantah
gmu, sampai aku bersikap kayak gini. Ngg
jadi kalian yang b
mendengar suara ribut-ribut di belakang rumah kami. Ia menggeleng s
anya perempuan itu, jika kita berikan apa yang dia suka. Makanya, Mas. Yang pintar jadi laki-
mah juga menghasilkan uang. Tumpukan kayu yang menggunung di rumahnya itu juga ja
amu!" Mas Catra menun
ya begitu. Hahaha," Suara Mas Tirta diakhiri dengan tawa sumbang. Seolah-olah ia
an semua suara-suara yan
ah s
mah, nanti kalo ada orang yan lihat gimana?" Aku menengahi, dan M
tanya, ia hanya menjawab tak Terima karena aku telah menuduh macam-macam. Bahkan ketika berada di
lam amarah itu rasanya sangat tidak nyaman. Jika terus menerus seperti ini, bisa jadi mas tirta bosan berads di ru
rtidur. Aku mendekatinya, memasang wajah tersenyum. Meski dalam hati terus kesal, karena ke
jawab, hanya menatap datar pad
neh. Mas, maukan maafin aku?" Tanyaku dengan suara li
u, tiba-tiba tak lagi memikirkan harga diri. Kupegang erat tangan kokoh yang ada
k sama sekali dengan perlakuan
uh aku kayak gitu?" Mas Tirta bert
uma melihat saja, ngg
h. Dipikir dulu. Punya otak itu jangan dianggurin ter
nggak akan begitu lagi, aku janji
, aku benar-benar sangat membu
g aku lakukan. Kecuali masalah kita bertiga," Katanya. Aku mengangguk menyetuju
nggak akan berk
selama tiga hari," Ia berkata yang membuat diri ini ternganga, hendak be
s?" Aku me
-surat yang ada di tas kecil itu," Ia memerintah. Kini,
mua surat penting di dalam tas kecil yang biasa ia bawa saat merantau di
k apa ini? Aku kan sela
*