icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Cinta Tak Memilihku

Bab 5 Pesan Dari Siapa

Jumlah Kata:1205    |    Dirilis Pada: 03/06/2022

i bermain dengan robot barunya di teras

rumah. Ia menghentikan motor, disambut dengan teriakan riang anak lelakinya. B

sabar. Mas Tirta terlihat berdecak liri

pa. Maafin, ya." Lelaki satu anak itu menangkup kedua tangan di dep

menatapku dengan raut muka yang sud

mamnya. Namun masih tetap di sana,

a terus nggak dimaafin, gimana rasanya?" Mas Tirta terus m

kat. Ikut berjongkok mensejajarkan diri di

Sekarang, nggak apa-apa, ya? Nanti Ibuk bikinin es degan," B

itu saja membuatku tak tega. Apalagi masih dimi

penuh tanya, "es degan?" Tanyanya. Karena bocah itu me

di mengerucut itu menerbitkan

rdiri. Aku menghembuskan nafas lega, turut berdiri menyusul ke

rintah Bagas ketika mereka s

irta menyahut sambil berlalu menuju kamar. Sementara Bagas berja

a dengan bibir kembali manyun, membuatku geme

eluar menuju halaman belakang. Di sana, ada beberapa pohon kelapa yang

mua itu peninggalan Orangtuaku. Jika Mas Tirta sedang tak ada di rumah, biasa menanam s

h dipasang sabit, aku bisa memetik kelapa muda itu dua buah. Suara jat

mau bikin

embawa satu buah kelapa,

in es degan, Yah!" Teriakan melengking da

itu. Satu buah kelapa tergeletak di atas meja makan, sementara

um sih, mandiny

ebagai anak-anak yang baru berkumpul dengan bapaknya. Sebenarnya, tak tega diri ini melihat kedua malaikat itu

ya

ah yang menempel pada daun

kita bikin es degannya," Ajakku. Ia mengang

emani makan malam kami nanti. Dengan ditemani bagas yang sesekali bercel

ak mandi tadi belum juga kelu

apku. Kaki ini melangkah, setelah melihat anggukan kepala d

ang telah terlelap memeluk guling. Sepertinya, wajah it

ah tenang itu. Tersenyum sekilas. Ah, aku memang leba

pesan di aplikasi Whatsapp-nya. Aku kembali mengerutkan dahi, ketika melihat papan Chat dari seseorang bernama Kiran

isi pesan dari Mas Tirta. Siapa perempuan itu, gam

enghidupi kami? Ah, mengapa pipi ini mendadak terasa hangat? Ada sebutir air bening lepas dari tamp

enghapus bekas air mata dengan cepat

ng. Membuat diri ini ikut bingung pula, mengapa bert

akan malam, ternyata sudah

erak yang layarnya masih menyala. Ia seperti kaget, ketika laya

oleh cepat. Seperti menuding akan sesuatu. Aku yakin, ia

u dulu. Jangan main nyelonong saja, mentang

tau tak sejalan dengan pikirannya. Namun, sekali lagi aku tak pernah menganggap apapun. Karena be

udah bangkit dan duduk di sampingku. Sebent

intu. Sementara diri ini masih belum usai, merasakan tak percaya

k jelas. Dengan menghembuskan nafas perlahan, kaki ini mencoba melangkah. Menyusul suam

k dengan piring di tangan. Terlihat

nda, karena istri dan anak Mas Catra datang. Memang biasa,

n tangan satu lagi menggandeng an

Kirana meletakkan bung

u. Menyodorkan sebungkus es krim ke depan

ga. Mbak tadi beli es

n sama om

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka