Tumbal Pernikahan
kan pandangan menatap Angga yang duduk sedikit menjauh. Pria itu fokus pada layar laptop dipangkuan, mengerjakan tugas kantor yang belum usai. Ia
li berdenting, dan si empunya enggan memeriksa benda itu. Angga menutup laptopnya dengan kasar, meletakkannya ke atas meja. Merai
lantai," pungkas Angga setelah melihat Amanda hendak protes, wanita itu m
m, Am
uk,
bicara,
, gan
ggu balasa
gerakkan jarinya di atas layar gawai
apa,
Cuma mau tahu
O
end, kamu s
nap
ung memiliki sahabat seperti Yuda yang selalu ada setiap saat. Seperti malam-malam sebelumnya, mereka masih tidur terpisah. Amanda di
linya setelah Lima bulan menikah, Amanda meminta untuk tidur satu ranjang. Ia memb
! Sampai kapan pun, aku nggak sudi tidur satu ranjang sama kamu. Jangan
u jadi istri," pintanya men
ita akan seperti ini. Ingat, Amanda!" tegas An
*
ati. Demi memenuhi janji kepada almarhumah Rania, Amanda bertahan sampai sejauh ini. Selalu berdoa supaya memiliki kesabaran ekstra demi mendapatkan haknya sebagai istri. Aman
*
harus berbuat apa sehingga suara Rania membuatnya semakin ketakutan. Ia menyerahkan sepucuk surat itu tanpa berkata. Rania terbelalak, memegang dada karena terke
*
ni yang kuinginkan. Kenapa kamu selalu beruntung, Ssa? Bahkan, Angga saja nggak sudi menghargai statusku apalagi memberikan sedikit cintanya.
a lagi, aku tahu di
diri di anak tangga paling atas. "Kamu ... dengar semuanya?" Amanda ket
menyalahkan Nessa atas semua ini. I
engar semuanya. Ia masih beruntung pun belu
m dan menunduk. Ia sudah menduga wanita l
itu," ejek Angga membuat Amanda mendongak. Matanya berka
," lontar Amanda ketika mengingat sifat lem
segera menikahinya." Masih di tempat, Angga menatap Amanda tajam, pandangan benci dan tak suka
ngan hati ngilu ia berusaha berkata demikian, seolah tak apa bila Angga
enjadi istrinya, Feri selalu mengawasi gerak-gerik pria itu dari jauh. Tak ing
Nessa atas apa yang kamu alami. Itu se
*
capkan kata yang Allah benci," pinta wanita paruh baya yang terbarin
jilah,
dongak. Menatap sendu wajah Rania dengan
anya membisu dengan derai air mata. Meski tak bicara Rania sudah tahu kejadiannya a
ya bertahan dengan sikap buruk Angga. Ia mencintai pria
*
tatus istri Angga sudah cukup membuat bahagia meski belum diakui oleh pria itu. Ia tersenyum lebar menatap foto pernikahan m
singkatnya ketika mengingat pernikahan mereka lima bulan lalu. Ia menoleh dan hanya mengangguk seb
*
rtutup untuk wanita lain." Dewi menyentuh punggung tangan Amanda di atas pangkuan. Menguatkan wanita itu supaya bersabar menghadapi sikap Angg
cara Angga berucap sudah dipastikan bahwa Amanda tersakiti. "Tetap bersabar, ya, Nak
anda mencoba tersenyum, meski jauh dalam