Tumbal Pernikahan
an tabah. Sampai dia be
*
gannya sedang adu pendapat ia tidak merasa tersusik. Hanya satu yang dia pikirkan
taga! Kenapa aku baru tahu coba, dan sekarang hampir setiap saat aku harus bertemu sama dia,' keluh
a Ifa khawatir, karena
ari tadi. Kenapa?" tanya L
kita yang baru itu, ya," tuduh
Amanda bingung mend
n khusus untuk atasan kita yang baru itu, supaya mudah mangg
Dirut, ya," tuduh Ifa lag
kan perbincangan, supaya teman satu ruangannya berhenti menginterogasi. Ia sudah pusing
*
yang terus menatapnya dari bibir pintu dengan senyuman.
erti biasa dan masih di tempatnya semula memb
tumben tanya dulu," sindir Li
kin ditolak, asal kamu bayarin, Yud," im
a yang akan marah bila mengetahuinya. Namun, setelah dipikirkan lagi untuk apa ada
pan. Memecah kesunyian yang menyergap keduanya---mereka telah berada
jawab Amanda tanpa sadar dan mengingat per
irektur Utama." Yuda memuji sang at
adi Direktur Utama meskipun usianya masih
ak bila sang sahabat tertarik kepada Direktur baru itu karen
'an, sih, kamu, ngaco deh. Ketemu saja baru tadi, masa iya langsun
tuh pepatah. Cinta pada pandanga
s. Aku harus kembali ke ruangan,
*
napasnya lagi setelah melihat jam dinding di ruangan itu. Beranjak dari duduknya dan harus menyiapkan makanan untuk Angga. Rasanya Amanda belum siap menerima banyak
kah menuju dapur untuk memasak makan malam. Sekali pun Angga membencinya, tetapi pria itu
a dan Amanda memutuskan bersantai di ruang
ngga tiba-tiba membuat Amanda terkejut. I
endiri," tolak Amanda setelah ia sadar bahwa
esakan di dalam metromini. Itu yang kamu mau?" cecar Angga membuat
u tahu kalau selama ini kamu naik angkutan umum, dia marah ke aku dan nuduh nggak tepati janji.
hi mama." Amanda menunduk. Takut
ih awal, Amanda." Amanda mendongak. Terpaksa menata
d kamu
an yang buruk. Kamu bukannya bahagia, tetapi tersiksa." An
tuduhannya keliru. Meskipun Angga kasar secara uca
ermimpi terlalu tinggi, Amanda. Kalau jatuh pasti sakit ...," bisik Angga dengan ucapan yang tetap tajam dan menusuk. "K
ku sebagai istri. Apa kamu nggak bisa?" ucapnya sendu. Me
kamu, sebutkan! Kuberikan sekarang juga lalu segera pergi dari hidupku, bagaimana?
Maksud kamu apa?" tanyanya. Berh
langkah menjauhi Amanda dan kembali duduk di tempatnya. Di atas sofa, tepat di depan Amanda duduk. "Cukup sebutkan, berap
Amanda mencintainya, itulah sebabnya ia menerima permintaan Dewi. Amanda menarik napas dalam dan mengembuskannya perlahan
k butuh u
lus menerima pernikahan terpaksa ini. Mereka tak saling men
. Angga masih tak percaya bahwa Amanda menolak uang darinya. Ia percaya, Amanda menerima pernikahan ini karena uang. Ia juga yakin, bila ia memberikan uang yang banya
*
untuk pertama kalinya mereka berangkat bersama ke kantor. Andai Dewi tak melihat Amanda di dalam
nelan salivanya kasar, mulut serasa terkunci untuk berucap. Namun, harus tetap diutarakan. Ia meminta supaya berangkat seorang diri saja, karena ta
nang sekali membuat masalah!" seru Angga yang
mu terpaksa.
ranjak dari kursinya. Melangkah awal men
ingin merasakan rasa disayang oleh suami, lelaki yang ia cintai. Namun, ia kembali sadar. Angga tak
ya aku mampu menerima ini semua," mohon Amanda, l
*
elalu menurunkan Amanda sedikit jauh dari area kantor. Ia hanya tak ingin
ak akan naik angkutan umum," kata Amanda sebelum keluar
ayar taksi selama satu bulan." Angga menolakn
gan keinginannya. Ia tahu Angga tak ingin di dekatnya terus. Ia juga
n. Aku menolak," sanggah An
nap
ku. Apa susahnya, sih?" Angga geram, Amanda selalu berhasil meman
ar-benar lemah, dibentak sedikit langsung men
daan sang kekasih yang entah di mana. Ditambah statusnya yan
menurut tanpa berkata. Air mata sudah mengalir membasahi pipi. Ia terluka, hatinya sakit dan sesak. Namun, harus bertahan demi janji kepada seseo
mpai ada yang tahu kalau
a harus kuat, tegar dan sabar. Angga semakin menunjukkan sikap ta
n pernah aku nodai dengan kata ... cerai. Sekali pun aku harus terus menangis, karena penolakan,' gumam Amanda samb