Tumbal Pernikahan
itolak, ia akan t
*
erdua. Mama akan tidur di kamar baru," h
libur jadi keduanya berada di rumah. Feri ada perjalanan bisnis di luar pulau, Dewi memutuskan tinggal dua hari di rumah sang anak, sekaligus
foto Nessa untuk apa masih disimpan?" Dewi melirik Amanda dengan ekor matanya, pernikah
inap berapa
lihkan pembic
lantai dua dan kabur adalah pilihannya. Sedangkan Amanda, wanita itu
ng mampu Dewi ucapkan saat ini dan
*
beradaan Dewi dan duduk di samping
an sama kamu tapi masih sibuk jadi pamitnya ke aku." Amanda melirik Angg
esuatu, lalu mencondongkan tubuh ke dekat Amanda membuat wanita itu terdiam mematung. "Aku ngerasa semalam kamu cium aku, bener?" Angg
bawahnya takut. Jika selama ini tak perna
lah terbuai cukup dalam Angga menghentikan semuanya dan berlalu begitu saja setelah membuat Amanda tanpa sadar mengeluarkan desahannya. Angga pergi tanpa sepatah kata pun. Amanda tersadar, mengusap ceruk leher dan dadanya
*
gkan. Bertanya kepada Dewi. Amanda menggeleng kuat, jangan sampai Dewi tahu Angga tidak pulang selama tiga hari. Memikirkan keberada
indukan pria itu meski selalu memasang wajah dingin, tetapi tetap tampan. Amanda mendesah pelan, melihat arloji yang melingkar di pe
as
erhenti di depannya, ia bukan terkejut dengan mob
di tempat. Wanita itu tidak percaya jika kini ia berte
tromini lagi?" tanya Angga pada Ama
apa," terang Amanda sambil menenundukkan kepala, merem
in kepada Amanda, pria itu seolah lupa dengan kejadian malam itu,
alu berhasil membuatnya jatuh cinta. "Apa semenjijikkan it
pernah terjadi. Dalam pernikahan ini tidak akan pernah ada adegan seperti yang kamu inginkan, A
dua malam ini. Aku bahkan nggak bisa ti
ta kamu nggak tidur, nggak ada,
tirin kamu, tak
nggak usah sok per
, sikap Angga pun juga sama. Harapan yang sempat Amanda rasa musnah sud
ersabar sampai kamu mau
*
ngga yang belum menerima dan masih memikirkan masa lalu dan kini muncul
k, persahabatan kami jadi taruhannya, tapi ... Aku me
lau mau tidur di ka
ranjak menuju kamar. Ia harus meminum aspirin supaya peningnya cepat berlalu. Tanpa
Dewi beberapa hari lalu, lalu memijat pan
s pergi." Angga menatap foto Nessa yang kini sudah ia genggam. Foto ketika mereka menghadiri acara bersama. "Cinta