Hello, My Husband
Kami berjalan bersisian
it lengan kanannya lalu menyandarkan kepal
ja ya ...." Beliau terkekeh mengu
tahun lalu, saat hari pernikahan, setelah itu aku
berkunjung, sekarang sudah sulit." Aku membuang napas panjang. Sebentar lagi a
. Kuangkat kepala, melihat pemilik waja
an ---sahabat almarhum anaknya--- yang sudah dianggap
enyayangi dia, hingga Ravis dan aku mer
etranya menatap depan. "Ingin sekali bunda datang menemuinya, tapi takut dia akan merasa terga
lir bening telah luruh dari pelupuk mata. Kugigit bibir kuat-kuat, tak ingin w
us sering-sering menghubunginya, menemani walau tak bisa bertatap langs
selama satu tahun dia di sana pun mendengar suaranya saja aku belu
g, Bun," ucapku mena
rkan kembali kepala pada bahunya. Menyembunyika
Entah kenapa rasanya sesak saat bercerita tentang di
juga udah lama nggak ketemu kan, malahan ke sini." Wanita paruh
ku bahkan sempat lupa telah me
empat milikku. Mobil yang dibelikan Gian dua bulan setel
warku yang langsung mendap
dariku. "Taksinya sudah nunggu di sana." Kuikuti kemana te
lai merajuk manja, memanyunkan bibir sambil
i rumah, bunda kabarin kamu." Satu tepukan di
ku itu menoleh dengan senyuman, seiring
r. Merenung sejenak, lalu merogoh tas selempang yang kutinggalkan tadi di bangku sebelah. Mengeluarkan
beranjak, dering ponsel terdengar memb
Sempat ragu, namun kuputuskan untuk menggeser ikon
uhkan ponsel dari telinga, saat penelep
iakan dari se
dang telingaku pecah.' Batinku mengumpat
nya lebih keras
n banget tiba-tiba teriak-teriak n
ancaman dari seberang telepon membuat mataku membulat sempurna
a duit, jangan banyak menaruh h
enculik! Pulang sekarang juga
n berteriak seenaknya pada istrinya?
epihak. Kembali melajukan kendaraan dengan napas tersengal dan mata memandan
artu ATM pembuka kunci tertinggal di kamar. Kunci dengan sandi pun tiba-tiba tak bisa digu
benar-be
" Kugedor-g
sahutan. Nomor yang Gian gunakan tadi
geram, berteriak memanggil namany
m sambil menjambak ram
g kumasukkan dapat membuka pintu. Pertama, kumasu
ak ada salahnya dicoba," aku bergumam sambil mene
ini yang terakhir. Kutekan tombo
ek
Gian, sang pencinta diri sendiri menggunakan tangg
langsung menggeleng, diikuti kerjapan mata. Pria itu
enutup pintu, langkah lebar
masuk kamar?!" ucap Gian
pria yang kini sudah berd
ntang Gian yang menatap tajam. Takut sebenarnya
agunya men
dengan mulut m
a itu, artinya perintahnya tak ingin dibantah. D
berjalan menujunya. Me
emutar bola
n saat pria tinggi di hadapan meletakkan kedua tangannya pada sanda
. Aku ...