Melisa (Cinta Pertama)
, aku masih berdiri denga
... aku akan ber
enjadi cint
a sambil mengelus rambutku dengan lembut. Dion jug
n suara berat tertahan, aku menguta
mu, lebih membutuhkanmu ... aku harap kamu baik-baik saja di san
ditambah lagi, sang ayah sudah menikah dan memiliki keluarga baru di Jakarta, tentu dia tak ingin membiarkan ibunya terlunta-lunta menahan rasa sakit sendirian. Begitu pu
*
n saat pertama k
engikuti kegiatan MOS
bertemu Dion saat ka
ari ini akan mendapat hukuman ya!
ti deh gue," g
at, " sahut seorang anak lelaki yang juga
pasti gue bakal malu banget nih,"
aku Dion, na
bil mengulur
punya teman baru," sahutku se
an berkenalan tiba-tiba terdengar
a dengan lantang, "berhubung kalian telat, jadi kalian dih
emang terkenal s
eriak semua orang sam
embersihkan toilet. Men
aunya, terlebih aku jarang sekali membersihkan WC, di rumahku sudah ada ART y
hamil ya?" tanya Dion
i ucapan Dion de
ain bunting-bunting aja! Gue muntah karna gak tahan tuh sama WC
eli melihat ekspresiku yang mu
biar kelihatan imut gitu jangan 'lo-gue' kesanya kayak Abang-abang P
ya bercandaan Dion yang super-duper garing, tapi aku merasa bahagia dan mulai
ama bahkan kami juga duduk da
t SMA dan siapa sangka dia pun
*
t, semua siswa dan siswi sedang berada d
berkurang, lalu aku memutuskan untuk diam dikelas dan
Dion meng
dan kamu panas nih," D
jawabku yang hampir saja memanggi diriku sendiri de
mu rasakan?"
aku mual, kepalaku ju
amu ha
bil ngegas den
gi mulutnya asal njepla
sal nyerocos dong! Nanti kalau kedengera
ayak orang darah tinggi aja, yau
... aku tidu
makan dulu ya buat kamu!" ucap Dion
emas, karna aku memang benar-benar sedang
a ya!" teriak Dion
kembali menaruh wa
ak makanan dari kantin beserta obat masu
yang sedang tidur menunduk di
makan dulu ...
ngsung mengangkat k
ta orang Betawi. Aku berbicara dengan logat ala orang Betawi, padahal aku adalah gadis berdarah Jawa. Ha
dol ikan! Aku mah Pangeran yang ngegondol hati ka
a dengan gombalan Dion, padahal dalam hatiku, aku sangat
ng aku gak suka ah entar aku ngambek lo," Dion kembali me
tak mau kalah
kamuh ...!" Nada suaraku s
nku. Lalu dia menyodor
ngambek mulu entar cepet tu
*
berhenti di perempatan jalan gang masuk, kami memang s
-tiba kepalaku mendadak pusin
yang terjadi tiba-tiba aku sudah ba
ada disini sih?" tany
ngsan jadi aku bawa ke
ini, untungnya aku gak gendut, jadi kamu gak kebe
api badan kamu tetap berat! Soalnya keb
i lu!" seng
inum obat, tadi aku panggil Bidan yang tinggal di samping
karna mengapa harus panggil Bid
Bidan?" teriakku heboh. Dan
h mikir kalau ak
as kesal, Dion menj
ang periksa bidan kusus buat
idan juga bisa ngobatin orang sakit gak cuman orang lah
aniku yang sedang sakit sendirian, karena waktu itu ayah dan ibu sedang
sendiri. Mungkin Dion tak
uk di sofa, Dion mengam
a memang kala itu tubuhku s
in lama genggaman itu semakin erat. Mendadak suasana menjadi senyap. Dan jantungku seol
on menyatakan perasaannya kepadaku
ka sama kamu. Kamu mau
mbung