Melisa (Cinta Pertama)
ah hampir sore, mataku yang sejak tadi malam belum te
ya udah sore takut Ne
in motor dulu buat ngantarin kamu,"
mana deng
ggal sebentar aja
asih berada didalam kamar, dia memaksakan di
uat, Nenek Sugiyem, makasi kuenya,"
Mel sampaikan," sa
unggung tanga
*
i, rasanya masih belum puas sudah menghabiskan waktu bersama Dion. D
or yang kami tumpangi mendadak mog
k ni," keluh Dion sambil
, apa aku jalan kaki aja
ku anterin kamu sambil jalan kaki aja
mana?" tanyaku sambi
in di si
deh, aku pulang sendir
pulang, tampaknya dia masih merasa tak enak denganku. Padahal aku sendiri tak masalah toh sebentar lagi juga sampai. Just
an Bu Ningrum, sendirian," ujarku, lalu Dion pun mau mendengarkan ucapanku
u anterin kamu pakai mo
jalan kaki sekalian olah raga
i ya," kata Dion sambil
antuin dorong ... hehe,"
Dion. Lalu Dion mengecup keningk
in. Tampaknya di sini baru saja turun hujan, padahal di area kampung tempat tinggal Dion tadi sama sekali tak turun huj
pai di rumah Nenek, na'as kakiku malah terpeleset. Aku p
selain kotor kakiku juga terasa nyeri akib
i sejenak dan memijit-mi
. meny
atuhi wajah dan tubuhku, oh ... tidak ter
epat-cepat bangun!" Aku
mendongakkan kepalaku ke atas, dan ternyata
apa?" tanya si pri
menunjuk kearahnya, ked
ul lagi?' bicara
rkan tangannya kearahku. Lagi-lagi aku r
nya mau duduk di
engapa aku mer
ncoba untuk bangkit, tapi ternyata kakiku
sama saya yang k
agi malah terpeleset, tak sengaja aku menarik tangannya karna
uk
a saking malunya! Tubuh pria itu berada tepat d
uga langsung duduk dengan nafas yang tersengal-sengal, jangan tanya sepert
a, gak a
gga
ayak sesak
mu gede banget!"
engaja," Dia malah memberiku cengiran tak
nggilku dengan sebutan 'Mel' seperti orang-orang terdekatku. D
u siapa?"
Benar-benar aneh dan tidak nyambung. Aku hanya menggelengkan kepalaku karn
bak!" a
berdiri, dan malah dudu
ain?" tanyaku
ya gendong," jawab
enggak!" tolakku
akinya s
" jaw
sa jala
ya
o saya antar
digendong sama pr
karna di jalanan ini sering ada penampakan makhluk-makhluk ajaib lo, Mbak,"
gan wajah memuc
ya?" si
angkalku, padah
watir lo!" ajaknya, bahkan dia juga mengen
rima ajakannya dan aku mau
drakor yang aku lupa judulnya ... yang jelas adegan itu sangat romantis,
aku benar-benar mirip lampu listrik yang sedang
si Pria Tanpa Nama, ini. Sampai tak sadar
long jangan ilerin baju saya!" t
ntak, "Hah! U
aja, gak usah hebo
ejadian tadi siang, dia pun langsung nyelonong pergi begitu saja, tanpa sedikit pun b
ing aku sudah sampai di r
! T
Ku ucap salam sam
kl
kan pintu. Oh rup
g?! Itu badan buluk banget!" ujar
itu di balas dulu Tante, ja
sis kesal sambil meleb
aikumsalam!
ng iklas ya, Tante," ledeku seraya menc
ion!? dan kenapa kamu sampai bulukan begini?!" cecar Tante D
ambu