Cinta Itu Luka
ang kali aku mencari alasan untuk mengundur-undur kunj
duk bersama mamak dan adiknya. Ayahnya sudah lama meninggal
na?" Pertanyaan pert
mpat tinggalku yang sedikit berjarak dari ruma
ni, pantas Azwar sampai tergila-gila begitu," ucap mamak Azwar yang
, kami kembali ke kampus untuk
sama pilihan Abang," uca
lain sebelum aku, ya?" Kutautkan alis m
-macam 'kan bukan hanya perempuan." Azwar memberi penjelasan yang seb
*
antu temannya daripada aku. Menunggu hampir dua jam, kemudian dengan mudahnya dia
ua. Meski tidak lagi kuliah di tempat yang sama, segala hal tentang kami
t Eka menjadi berbeda terhadap Azwar. Nampak sekali dia mulai tebar pesona. Sebagai perempuan, aku sangat tahu
o Al
jawabku
ngar biasa saja, tidak merasa bersalah sedikit
a Aku." Air mata mengalir dengan send
a kesusahan belanja sendiri
us a
besok-besok lagi, Alia."
ar." Aku menggigit gigi mengeluarkan kata-
Masih sepolos itu ia menjawab. Ti
ta putus!" teriakku senyar
but dan datar seperti biasa. Tidak ada emosi apa pun dalam
*
mengangetkan dan menghentikan lang
aku mau ke pustaka
rlu jalan kaki, Alia, ayo naik!" titahnya memb
eberapa bulan lalu dia memang sangat perhatian padaku. Setelah tahu aku putus dengan Azwar, ia semakin
ul membuyarkan lamunanku yang sedang menca
sa aku naik ke motornya. Tampak, Syahrul terse
ahkan pada Azwar. Meski telah putus, tetap saja aku masih sangat menc
*
i memalukan. Niatku kemari adalah untuk mengajak Azwar balikan. Terserahlah nanti, ia akan
eluar dari kantin. Sayangnya, ia tidak sendirian. Bersama Eka. A
u menghamp
a-tiba. Eka langsung menunjukkan ekspresi tidak
menyapa. Masih senyum yang sama seperti
ucapku sambil melirik Eka ag
panjang di ujung kampus. Kebetulan hari ini tidak ada satu orang pun di bangku itu. Bia
ikuti Azwar, kuberikan senyum sinis untuk Ek
likan, Bang," ucapk
Azwar. Dia malah tersenyum lebih le
anyun sekaligus malu karena dia
ng menunggu moment ini," ucapnya. Terlihat matanya
agi, ya!" Azwar berseru pelan
angguk sangat kuat. Kulengkungk
?" tanyaku sesaat setela
ka itu cuma teman. Cuma teman. Paham?" Azwa
mengangguk lagi
*
di kampus baru juga membaenggakan. Keluarga sudah mengetahui hubungan kami dan mereka s
- menelpon, mengabari berita yang
ut ke pantai?" tanyanya di detik
ngah merasa bersalah karena minggu ini aku tidak ikut berk
a yang kami lihat ta
ntusias dengan apa yan
n nangis," ucap Lina mulai terdenga
lai tidak tenang. Kenapa harus ada ultimatum 'jangan mena
elihat Azwar di pantai," ucap
enasaranku
ama perem
ir Lina seperti suara pet
anyaku b
tidak kenal," beritahu Lina s
g jika minggu ini ia akan ke pantai. I