Cinta Itu Luka
a mulai terasa menusuk. Tampak, seakan sebentar lagi buliran-buliran
ash
tahun bergulir pilu. Maafkan Mama yang datang sendirian,
ma keempat saudaramu yang lain. Titip salam Mama, Nak, pada k
engan buliran bening dari netraku yang s
ang menghapus air mata yang terus saja bergulir. Wajah yang bersimbah ini pasti akan me
ma yang tidak mampu mempertahankan kebersamaan ini se
ak ada satu pun dari kalian
ya dalam kehidupan. Dulu, aku pernah begitu takut pada suara dentumannya. Namun, sekia
ran petir tanpa gelayut mendung, dia tetap memilih p
rumah pasti takut jika hujan begini. Entah ka
yub. Perlahan aku mulai meninggalkan pusara Ayyash, putra ketigak
ilih pergi hanya karena kelima anak kami menja